Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah

Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah
Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah | web.facebook.com

Sangat menyedihkan!

Saat ini dunia tengah disibukkan dengan pandemi Sars Covid-19 yang masih terus mewabah. Para peneliti belum berhasil mendapatkan vaksin yang tepat untuk menghentikan laju dari virus mematikan ini. Beberapa peneliti mengklaim telah menemukan vaksin yang tepat untuk virus corona. Akan tetapi, calon vaksin tersebut harus diuji coba terlebih dahulu dan hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kondisi dunia saat ini bisa dibilang mirip dengan apa yang pernah terjadi pada puluhan tahun silam kala pandemi Flu Spanyol berlangsung. Seorang fisioterapis yang bernama Shankhadeep Das sempat membagikan beberapa foto ketika pandemi Flu Spanyol berlangsung. Shankhadeep sendiri saat ini bekerja di Birbhum Vivekananda Homoeopathic Medical College & Hospital, Sainthia, Bengal Barat, India.

Foto-foto yang diunggahnya pada Rabu (3/6/2020) di laman Facebook miliknya ini menunjukkan kemiripan kondisi dengan yang dialami oleh masyarakat dunia saat ini. Seperti apa potretnya? Melansir Suara.com, berikut ini deretan fotonya.

1.

Mengenakan masker dan alat penutup tubuh lainnya

Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah
Mengenakan masker dan alat penutup tubuh lainnya | www.pinterest.com

Sama dengan kondisi saat ini, pada saat wabah Flu Spanyol menyerang, penduduk dunia diwajibkan untuk mengenakan masker. Selain itu, semua orang dianjurkan untuk sering-sering menghirup udara segar serta menyantap bubur hangat guna mencegah penyebaran virus Flu Spanyol.

Baca Juga: Makan Cacing hingga Minum Kencing, Ini Hukuman Horor Karyawan di China Jika Malas Kerja!

Tidak seperti sekarang ini yang hanya mengenakan masker, orang-orang pada saat itu juga mengenakan berbagai atribut yang bisa melindungi tubuh mereka. Mulai dari masker oksigen, penutup kepala berbentuk kerucut, hingga plastik besar sebagai alat pelindung tubuh.

2.

Menyerang usia produktif

Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah
Menyerang usia produktif | www.alamy.com

Pemerintah di setiap negara dibuat bingung dan belum bisa mendapatkan cara untuk menghentikan laju pertumbuhan virus Flu Spanyol kala itu. Uniknya, Flu Spanyol kebanyakan menyerang orang-orang yang berusia di antara 20 hingga 30 tahun yang mana usia tersebut termasuk usia produktif. Sungguh aneh karena mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat justru menjadi korbannya.

Pendemi Flu Spanyol ini berlangsung selama dua tahun dan memakan korban jiwa sebanyak 40 juta sampai 50 juta nyawa penduduk dunia. Pandemi ini sendiri terjadi pada tahun 1918 dan berakhir dua tahun berikutnya.

Baca Juga: Dancing Plague, Wabah Mengerikan yang Membuat Penderitanya Menari Sampai Mati

3.

Lebih parah dari Perang Dunia I

Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah
Lebih parah dari Perang Dunia I | commons.wikimedia.org

Menurut riset yang dilakukan jurnalis BBC World Service, Fernando Duarte, Flu Spanyol ini menewaskan lebih banyak korban jiwa dibandingkan dengan Perang Dunia I. Perlu dicatat bahwa korban jiwa pada Perang Dunia I mencapai jutaan nyawa, sedangkan korban dari Flu Spanyol mencapai puluhan juta nyawa. Bisa dibayangkan betapa mengerikannya wabah dari Flu Spanyol ini, bukan?

Baca Juga: Selain COVID-19, Ini Penyakit Mematikan yang Serang Sistem Pernapasan Manusia

Pemerintah dari berbagai negara kemudian mulai menerapkan berbagai protokol kesehatan guna menyelamatkan nyawa para penduduknya. Salah satunya adalah melakukan karantina wilayah. Pada saat itu, pilihan untuk melakukan karantina wilayah menjadi langkah yang efektif untuk mencegah penyebaran Flu Spanyol.

Salah satu indikator keberhasilan tersebut bisa dilihat dari contoh kasus yang terjadi pada bulan September 1918. Pada saat itu, kota-kota di Amerika Serikat mengorganisir pawai untuk mempromosikan obligasi perang.

Dana hasil penjualannya kemudian dipakai untuk membantu perang yang tengah berkecamuk. Padahal pada saat itu, wabah Flu Spanyol tengah berlangsung. Hampir semua kota di AS melakukan pawai tersebut. Salah satunya adalah Kota Philadelphia.

Baca Juga: Selain Corona, Ini Wabah Penyakit Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia!

Sementara beberapa kota lain memutuskan untuk membatalkan pawai guna mencegah penyebaran Flu Spanyol. Salah satunya adalah Kota St. Louis. Hasilnya menunjukkan bahwa sebulan kemudian, lebih dari 10.000 warga Philadelphia dikabarkan meninggal dunia akibat wabah Flu Spanyol. Sementara di Kota St. Louis, angka kematian warga akibat wabah Flu Spanyol di bawah angka 700 orang. Perbedaan yang sangat mencolok, bukan?

4.

Jaga jarak sosial

Mirip dengan Sekarang, Inilah Potret Kondisi Dunia Saat Flu Spanyol Mewabah
Jaga jarak sosial | ca.news.yahoo.com

Perbandingan perbedaan yang sangat mencolok dari dua kota tersebut lantas turut menjadi tolak ukur para peneliti guna mencegah penyebaran wabah Flu Spanyol. Sejak saat itu pula langkah menjaga jarak sosial menjadi sebuah strategi dalam mengatasi wabah mematikan ini.

Baca Juga: Disebut Senjata Biologi hingga Ciptaan Bill Gates, Ini Teori Konspirasi Virus Corona yang Bikin Pusing!

Sebuah analisis yang dilakukan terhadap beberapa kota di AS pada tahun 1918 memperlihatkan tingkat kematian yang lebih rendah pada tempat-tempat yang sejak dini melakukan pelarangan terhadap adanya kerumunan, seperti melarang pertemuan umum, teater tertutup, sekolah, hingga gereja.

Wabah Flu Spanyol ini sendiri mengakibatkan hampir 700 ribu warga Amerika Serikat meninggal dunia. Sementara vaksin untuk Flu Spanyol baru benar-benar diedarkan untuk umum pada tahun 1940-an.

Screenshot Facebook
Screenshot Facebook | web.facebook.com
Artikel Lainnya

Itu dia beberapa potret kondisi manusia pada saat wabah Flu Spanyol berlangsung. Sungguh menyedihkan, bukan? Maka dari itu, kita semua berharap agar Sars Covid-19 ini segera berakhir sehingga semua kegiatan bisa berjalan normal kembali.

Tags :