Ketagihan Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Ebola, Pria Ini Kembali Uji Coba Vaksin Corona!

Ketagihan Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Ebola, Pria Ini Kembali Uji Coba Vaksin Corona | awsimages.detik.net.id

Disuntik calon vaksin bisa sangat berisiko bagi seseorang.

Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan sulit untuk dikendalikan membuat banyak peneliti berlomba-lomba untuk menemukan vaksin COVID-19 dengan segera. Bahkan uji coba calon vaksin COVID-19 ke manusia sudah dimulai di beberapa negara.

Dilansir dari Detik.com (28/04/2020), di Amerika Serikat seorang relawan bernama Sean Doule kembali terlibat dalam uji coba vaksin COVID-19, setelah sebelumnya juga pernah terlibat dalam uji coba vaksin Ebola, salah satu penyakit paling mematikan.

Sean yang sekarang berusia 31 tahun merupakan seorang kandidat PhD kedokteran di Emory University. Ia akan disuntik dengan calon vaksin corona berkode mRNA-1273. Calon vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi di Massachusetts, Moderna Inc bermitra dengan National Institutes of Health.

Sean Doyle (31) | awsimages.detik.net.id

Perlu diketahui bahwa disuntik dengan calon vaksi merupakan langkah yang berisiko bagi relawan. Pasalnya baik ilmuwan maupun relawan sama-sama belum tahu efek samping yang ditimbulkan oleh calon vaksin tersebut. Kendati demikian, Sean telah menyadari risiko tersebut dan siap untuk menguji calon vaksin COVID-19.

Baca Juga: Viral Video Gadis Kecil Malam Hari Berdiri di Depan Sekolah Sambil Menangis, Faktanya Bikin Sedih

"Ada pembicaraan dengan teman dan keluarga. Mereka semua cemas soal mendapat vaksin eksperimen seperti ini di mana tak seorang pun tahu apa efeknya. Tapi mereka percaya padaku," ujar Sean.

Uji coba vaksin COVID-19 ini bukan satu-satunya uji coba di mana Sean terlibat di dalamnya. Dua tahun silam, Sean juga pernah terlibat dalam percobaan imunisasi virus Ebola. Pengalaman dalam mengikuti uji coba vaksin Ebola itulah yang membuatnya jadi kandidat yang sempurna untuk eksperimen vaksin corona.

Ketagihan Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Ebola, Pria Ini Kembali Uji Coba Vaksin Corona | www.usnews.com

"Tak ada yang benar-benar tahu bagaimana calon vaksin ini jadinya di dalam tubuh. Tapi aku familiar dengan statistik tentang langkanya kemunculan reaksi berat. Jadi aku tak begitu khawatir terkena efek negatif dengan berpartisipasi di trial ini," ujar Sean.

Baca Juga: Meski Wabah Corona Melanda, Tak Surutkan Niat Siswa Ini untuk Cari Pahala kepada Sesama

Moderna sebagai perusahaan pengembang vaksin COVID-19 pun telah melakukan banyak uji coba terhadap banyak orang. Terlebih lagi, mereka baru saja mendapatkan suntikan dana segar dari pemerintah Amerika Serikat untuk mempercepat pengembangan mRAN-1273, termasuk untuk persiapan produksi massal.

Harapannya, vaksin corona dapat segera tersedia paling cepat antara 12 sampai 18 bulan. Biasanya untuk dapat mengembangkan sebuah vaksin, dibutuhkan waktu yang sangat lama, bisa bertahun-tahun atau bahkan berdekade.

Namun karena pandemi corona yang tak terkendali, memaksa para ilmuwan harus segera menemukan vaksin dan obat COVID-19 agar bisa tersedia dengan segera.

Artikel Lainnya

"Pengembangan vaksin biasanya dalam tahunan dan kadang-kadang dekade. Dan ada beberapa penyakit yang belum ada vaksin meski sudah dikerjakan beberapa dekade seperti HIV atau hepatitis C. Tapi satu-satunya cara untuk benar-benar menangkal virus adalah dengan vaksin," kata Dr Amesh Adalja dari John Hopkins University.

Tags :