Niat Baik Ingin Carikan Oksigen, Perawat Ini Ngaku Ditendang Wakil Bupati Aceh Timur

Dilaporkan ke Polda Aceh
Dilaporkan ke Polda Aceh | regional.kompas.com

Syahrul merasa perawat tak melayani pasien dengan cekatan

Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul bin Syama’un dilaporkan ke polisi karena diduga telah menendang perawat. Menurut pengakuan perawat, saat itu Syahrul datang ke rumah sakit untuk meminta oksigen karena sesak napas. Saat akan dipasang oksigen oleh perawat, Syahrul justru menendang perawat itu.

Saat dimintai keterangan, Syahrul mengaku hanya menendang perawat sebagai bentuk teguran. Syahrul membela diri karena saat itu ia harus menunggu lama dan diruang perawatan tak disediakan alat oksigen.

1.

Perawat mengaku ditendang wakil bupati

Dilaporkan ke Polda Aceh
Ilustrasi penganiayaan | www.liputan6.com

Dilansir dari Merdeka.com, Senin (16/12/19), seorang perawat berinisial FA menjadi korban tindak kekerasan saat bertugas di Rumah Sakit Umum Sultanah Abdul Azizi Syah, Peureulak, Aceh Timur. Pelaku penganiayaan diduga dilakukan oleh Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Syamaun.

Menurut pengakuan FA, insiden itu terjadi pada hari Minggu (1/12/19) lalu. Saat itu Syahrul yang mengalami sesak napas tidak menuju ke IGD namun justru langsung ke kamar perawatan. Syahrul merasa dirinya membutuhkan oksigen, namun di ruang perawatan saat itu tak ada tabung oksigen.

Baca juga: Viral Emak-emak Nekat Keluar Mobil untuk Petik Bunga di Jalan Tol

"Pasien masuk tidak melalui prosedur yang seharusnya. Tidak melalui jalur UGD, tetapi langsung ke kamar tersebut," kata FA.

FA yang saat itu sedang tidak bertugas segera datang karena ada pasien yang butuh bantuan. Ia langsung mencari tabung oksigen. FA akhirnya membawa tabung dari ruang sebelah. Saat hendak memasang oksigen, ia justru ditendang pelaku dan juga dimaki.

"Ketika saya sedang memasang itu, kejadian itu langsung terjadi. Tendangan ke arah saya," sebutnya.

2.

Perawat lapor polisi

Dilaporkan ke Polda Aceh
Perawat lapor polisi | acehsatu.com

Didampingi Dewan Pengurus Pusat (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Aceh, FA melaporkan perbuatan Syahrul ke Polda Aceh. FA merasa tak terima telah ditendang dan juga dimaki oleh wakil bupati tersebut.

Baca juga: Viral Emak-emak Asyik Selfie Usai Tabrak Pemotor hingga Tewas, Fakta Ini Terungkap!

“Kami melaporkan Wakil Bupati Aceh Timur ke Polda Aceh terkait kasus penganiayaan terhadap perawat saat menjalan tugas di RSUD setempat,” ujar ketua PPNI Provinsi Aceh, Abdurrahman, Senin (16/12/19) dilansir dari Kompas.com.

Abdurrahman menjelaskan jika Syahrul menendang berulang kali ke arah perut FA. Kondisi FA baik-baik saja karena saat itu hanya terkena sekali tendangan setelah ia menghindar. Tak hanya itu, Syahrul juga mengeluarkan kalimat tak pantas kepada perawat tersebut.

Baca juga: Pria Ini Tega Tusuk Istri hingga Tewas, Darah Korban Diusap ke Wajah Agar Tak Dihantui

“PPNI berkewajiban melindungi seluruh anggotanya, bahkan laporan ini didukung oleh PPNI Pusat dan sejumlah LSM,” ujar Abdurrahman.

3.

Wakil bupati angkat bicara

Dilaporkan ke Polda Aceh
Wakil Bupat Aceh Timur | www.goriau.com

Menanggapi laporan FA terhadap dirinya, Syahrul mengaku tak ambil pusing dan merasa perawat berhak membuat laporan tersebut. Namun Syahrul membela diri karena ia merasa tak menganiaya perawat tersebut.

“Tidak benar saya menganiaya perawat, kalau benar saya aniaya, pasti perawat itu harusnya dirawat kan,” kata Syahrul, Senin (16/12/19).

Baca juga: Warga Bali Digegerkan Temuan Jejak Kaki Diduga Tuyul di Rumahnya

Syahrul mengaku saat itu ia hanya ingin memberi teguran kepada perawat karena tak cekatan menangani pasien. Syahrul yang saat itu menunggu lama untuk dilayani sudah semakin tak berdaya karena sesak napas.

“Saya sebagai pasien sudah menunggu lebih dari 30 menit dalam keadaan sesak dan hanya butuh oksigen, tapi tidak ada satu pun oksigen di situ,” imbuhnya.

Artikel Lainnya

Syahrul sangat menyayangkan pelayanan perawat saat itu. Syahrul mengatakan dirinya yang seorang pemimpin butuh waktu lama untuk dilayani, apalagi jika rakyat biasa.

"Jika saya sebagai pimpinan saja penanganannya lambat, bagaimana terhadap pasien masyarakat umum lainnya," katanya.

Sementara itu FA membela diri karena dalam keadaan darurat, seharusnya pasien datang langsung ke IGD. Perlakuan tak menyenangkan yang dilakukan Syahrul juga tak seharusnya dilakukan.

Tags :