Penelitian Mengungkapkan Tak Ada Manusia Indonesia yang Asli, Nenek Moyang Kita Juga Pendatang
18 Agustus 2021 by Ike DewiSemuanya adalah pendatang?
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari beberapa suku, agama, dan budaya yang berbeda. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, mengagumi keindahan Indonesia yang penuh keberagaman ini memang tidak ada habisnya. Selalu ada hal menarik yang akan membuat siapapun mencintai nusantara.
Membahas tentang Indonesia, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa semuanya yang tinggal di Indonesia, termasuk nenek moyang kita, adalah pendatang. Tidak ada yang benar-benar asli dan murni sebagai orang Indonesia.
BACA JUGA: Foto Lawas Bocah Pribumi Ditangkap Tentara Belanda, Warganet: Tampan dan Bernyali
Mengutip Suarajawatengah.id (15/8/2021), sebagaimana juga diberitakan oleh BBC.com, adanya campuran beragam genetika menguatkan bukti ilmiah bahwa tidak ada manusia yang benar-benar asli dari Indonesia.
Hal itu disampaikan dengan yakin oleh peneliti genetika manusia dan evolusi dari Eijkman Institute, Pradiptajati Kusuma.
Semua orang Indonesia adalah migran (pendatang), ungkapnya dalam wawancara dengan BBC News Indonesia pada Minggu (15/8/2021).
Hal itu menguatkan temuan sebelumnya pada pengetahuan arkeologi dan linguistik yang mengindikasikan bahwa nenek moyang orang Indonesia adalah pendatang. Hasil studi genetika Eijkman Institute melibatkan 70 populasi etnik di 12 pulau di Indonesia, membuktikan adanya pembauran beberapa leluhur genetik dari periode dan jalur yang berbeda.
BACA JUGA: Hanya Gara-Gara Kesalahan Sepele, 6 Kejadian ini Mengubah Sejarah Dunia Selamanya
Percampuran genetika di Indonesia dimulai sekitar 50 ribu tahun lalu, terakit erat dengan aktivitas migrasi orang-orang dari daratan Asia ke wilayah yang saat ini adalah "Indonesia", demikian ungkap Pradipta.
Pengembaraan manusia modern (homo sapiens) ke Indonesia adalah bagian kisah epik leluhur yang keluar dari Afrika ke seluruh dunia kira-kira 150 ribu dan 200 ribu tahun silam.
Tidak hanya sekali (gelombang migrasi ke Indonesia), tapi berkali-kali, ungkapnya.
Kompleks sebenarnya, cuma kita menggeneralisir kurang-lebih ada empat gelombang kedatangan, lanjutnya.
Dulu Indonesia memang tempat untuk berlalu lalang. Sebelum menuju ke Pasifik atau Australia, mereka melalui atau memilih untuk menetap di Indonesia.
BACA JUGA: Merinding! Deretan Foto Gunung di Dunia Ini Terlihat Mirip Wajah Raksasa
Gelombang pertama diperkirakan terjadi sekitar 50 rib tahun silam, melalui jalur selatan menuju Paparan Sunda-Kalimantan, Sumatera dan Jawwa masih menyatu, mengembara sampai Papua dan Australia. Saat itu Australia dan Papua menyatu dan masih disebut Paparan Sahul.
Gelombang kedua adalah orang-orang dari Asia Tenggara sekitar 30 ribu sampai 40 ribu tahun silam. Mereka diduga kelompok bahasa Austronesia seperti Vietnam, Kamboja, dan sekitarnya. Kemudian mereka masuk ke Sumatera, Jawa, dan kalimantan.
Gelombang ketiga dari wilayah China Selatan dan Formosa (saat ini Taiwan).
Sedangkan gelombang keempat pada abad ketiga dan 13, ketika pedagang China, Arab, dan India berdatangan ke Indonesia.
Pradip menambahkan bahwa di antara gelombang kedua dan ketiga, serta gelombang ketiga dan keempat, ada pola migrasi yang disebut "masih misterius" sampai sekarang.