Pasar Wuhan Ditutup Akibat Virus Corona, Pasar Tomohan Apa Kabar?

pasar tomohon | keepo.me

Pasar Tomohon menjual ‘menu’ yang kurang lebih sama di pasar Wuhan

Sangat mengerikan mengetahui virus corona yang telah menghilangkan banyak nyawa. Bahkan, sampai hari ini (30/01) tercatat sudah 170 orang (sumber CNN Indonesia) tewas akibat virus ini.

Disebutkan pula, virus mematikan ini sudah masuk di 15 negara, yakni Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Nepal, Singapura, Australia, Malaysia, Jepang, Kamboja, dan Jerman.

Lalu bagaimana virus ini bisa menyebar hingga bikin masyarakat global panik? Bagaimana orang bisa tertular virus corona? Berikut ulasannya!

1.

Virus corona disebut berasal dari pasar tradisional Wuhan

Virus corona disebut berasal dari pasar tradisional Wuhan | banyumas.tribunnews.com

Pasar tradisional di Wuhan, China disebut menjadi awal mula virus ini berasal. Di pasar ini tersedia berbagai kuliner hewan liar yang mungkin bisa bikin kita ngeri jika memakannya. Beberapa hewan yang dijual di sini seperti kelelawar, ular, anjing, kucing, babi liar, rubah, koala, salamander, merak, lipan, kelabang, dan masih banyak lagi daging hewan ekstrem yang tersedia di sini.

Nah, di pasar inilah yang menjadi dugaan kuat awal mula virus corona muncul. Untuk penularannya disebutkan bisa dari kelelawar. Virus ini merupakan penyakit zoonosis, yang artinya disebarkan dari hewan ke manusia. Lalu dalam kasus virus corona ini, kemungkinan kelelawar adalah inangnya.

Baca juga: Viral Video Warga Wuhan Berteriak Saling Menguatkan Akibat Virus Corona

"Kelelawar dan burung dianggap sebagai spesies reservoir untuk virus dengan potensi pandemi," ujar ahli virus di Pusat Medis Erasmus Rotterdam Belanda, Bart Haagmans seperti dikutip dari Kompas.com.

2.

Konsumsi hewan liar bisa jadi awal penularan virus corona

Konsumsi hewan liar bisa jadi awal penularan virus corona | style.tribunnews.com

Sebenarnya para ahli belum memberikan konfirmasi spesies hewan apa yang menyebarkan virus corona di Wuhan. Namun saat ilmuwan di China mencoba membandingkan kode genetik dari virus corona Wuhan dengan virus corona lainnya, hasilnya terdapat kesamaan besar pada sampel virus corona dari dua kelelawar.

"Ada indikasi bahwa ini adalah virus kelelawar," terang ilmuwan Rocky Mountain Laboratories, Vincent Munster.

Baca juga: Ngeri! Diduga Korban Virus Corona Tergeletak di Jalanan hingga Rumah Sakit

Kemudian menyunting Journal of Medical Virolog, ilmuwan lain menyebut ular kobra China juga bisa jadi asalnya. Hal ini karena genetik virus corona di Wuhan sangat mirip dengan ular.

Sehingga para peneliti menduga populasi kelelawar telah menginfeksi ular yang kemudian menularkannya kepada manusia. Tapi untuk memastikannya, mereka perlu mengambil sampel DNA dari kelelawar dan ular yang dijual di pasar Wuhan.

3.

China sudah melarang warganya konsumsi hewan liar

China sudah melarang warganya konsumsi hewan liar | news.detik.com

Melihat dampak mengerikan dari virus corona, pemerintah China telah melarang warganya mengonsumsi daging hewan liar. Pasar tradisional di Wuhan pun ditutup sementara dan kota Wuhan telah diisolasi. Sehingga kini, kota Wuhan tampak seperti kota mati karena tak ada warganya yang berani keluar rumah.

Baca juga: Virus Corona Mengganas, China Bangun Rumah Sakit Untuk 1.000 Pasien Hanya Dalam 10 Hari

Dikutip dari South China Morning Post, pada hari Minggu lalu (26/1), pemerintah China telah mengeluarkan larangan jual-beli daging satwa liar di pasar tradisonal maupun secara online. Jika ada yang berani melanggar, pemerintah akan memberi hukuman berat.

Pemerintah juga membuka hotline untuk pengaduan masyarakat jika masih menemukan hewan liar diperdagangkan. Aturan larangan ini juga diikuti oleh para penangkar satwa liar yang legal untuk mengkarantina semua satwanya.

4.

Di Indonesia juga ada pasar serupa seperti di Wuhan

Di Indonesia juga ada pasar serupa seperti di Wuhan | news.detik.com

Mungkin kamu juga sudah tahu bahwa di Indonesia ada pasar serupa seperti di Wuhan yang menjual hewan liar untuk dikonsumsi, yakni Pasar Tomohon di Manado, Sulawesi Utara. ‘Hebatnya’ lagi, meski sedang heboh virus corona pasar ini tetap ramai pembeli – seakan mereka tak takut jika tertular dari konsumsi daging hewan liar.

Baca juga: Akun FB ini Kaitkan Virus Corona Sama Azab Suku Uigyhur

Di Pasar Tomohon kurang lebih kamu bisa menemukan ‘menu’ serupa seperti yang dijual di pasar tradisional Wuhan. Beberapa di antaranya seperti anjing, kucing, kelelawar, ular, babi, tikus, dan masih banyak lagi.

Melihat hal ini, Kepala UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Hanna Tioho, menjelaskan bahwa pihaknya terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Apalagi dengan adanya virus corona yang sampai saat ini bisa menjadi ancaman.

"Sebelum merebak virus korona, kita sudah lakukan sosialisasi. Pak Wakil Wali Kota sudah sosialisasi dog, cat not food. Jadi sebenarnya harapan kami itu masyarakat bisa memahami sekarang bahwa makanan itu memang bukan makanan umum, cuma kebiasaan masyarakat yang selama ini tidak ada yang berdampak demikian," kata Hanna dikutip dari Detik.com, Senin (27/1/2020).

Baca juga: Potret Kota Wuhan Pasca Diisolasi Karena Virus Corona, Bagaikan Kota 'Zombie'

"Saya juga belum pernah mencicipi makanan ekstrem dari China. Tapi kalau di Manado itu, pemanasan, pola masaknya, pakai cabai, dan selama ini penyakit itu bukan dari makanan. Belum ada kasus yang diakibatkan dari makanan hewani," sambung Hanna.

5.

Pengakuan salah satu pedagang di Manado yang menjual kuliner ekstrem

Pengakuan salah satu pedagang di Manado yang menjual kuliner ekstrem | kumparan.com

Salah satu pedagang daging ekstrem di Pasar Karombasan, Manado, mengatakan bahwa dirinya baru mendengar kabar virus corona. Ia pun juga tak percaya bahwa virus ini berasal dari hewan liar yang sudah dijualnya bertahun-tahun untuk dikonsumsi.

"Saya baru dengar soal virus ini. Soalnya, selama kami berjualan, tidak pernah ada dengar itu virus-virus seperti itu. Kami menjual dan tidak ada komplain dari pelanggan kami," ujar Wiwin dikutip dari Kumparan.com (25/01/2020).

Baca juga: 5 Fakta di Balik Wabah Mematikan Virus Corona, Benarkah Sudah Serbu Indonesia?

Meski virus corona sedang menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia, Wiwin mengaku untuk omzet penjualannya tidak ada yang berubah.

"Biasanya rata-rata bisa dapat Rp5 juta kotor per hari. Kalau ramai ya lebih besar lagi. Untuk yang akhir-akhir ini belum ada yang berubah. Saya juga mau katakan, kami tidak ada itu virus-virus," jelasnya.

6.

Bagaimana agar kita bisa terhindar dari virus ini?

Bagaimana agar kita bisa terhindar dari virus ini? | www.cnnindonesia.com

Wabah virus corona telah membuat kepanikan dunia. WHO pun merekomendasikan kita untuk selalu menjaga kebersihan dan mencuci tangan. Sebab salah satu penularannya bisa melalui tangan. Itulah kenapa penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan tangan kita. Untuk cuci tangan pun selalu gunakan sabun maupun handrub.

Baca juga: Demi Menarik Pengunjung, Babi Ini Dipaksa Lakukan Bungee Jumping

Selain itu kamu juga bisa pakai masker dan tutupi hidung ataupun mulut saat batuk/bersin. Pastikan pula kamu selalu memasak daging hingga matang sebelum kamu konsumsi.

Hindari pula berdekatan dengan orang-orang yang sedang batuk maupun flu. Jika kamu punya hewan peliharaan, pastikan selalu cuci tangan setelah menyentuhnya. Perhatikan pula kebersihan hewan peliharaanmu hingga kandangnya.

Artikel Lainnya

Wabah virus corona tersebar cukup masif di beberapa negara. Apalagi kota Wuhan sudah seperti kota mati akibat diisolasi. Meski di Indonesia sendiri belum ada korban akibat corona, namun pemerintah telah melakukan berbagai antisipasi dan pencegahan. Kementerian Kesehatan juga membuka hotline yang bisa diakses masyarakat untuk mencari informasi virus corona, yakni 0215210411 dan 081212123119.

"Dua nomor ini yang nanti sore sudah mulai aktif, bagi yang ingin mengetahui informasi mengenai novel coronavirus," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono dikutip dari Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Tags :