Ngeri! Pasar Gelap di Nepal, Pembeli Tidak Tahu yang Dijual adalah Ginjal Mereka Sendiri
16 Februari 2021 by Muchamad Dikdik R. AripiantoMengemis untuk mengumpulkan dana pengobatan ginjal sudah menjadi hal yang lumrah
Jeet Bahadur Magar serta istrinya telah menghabiskan seluruh tabungan mereka untuk pengobatan penyakit ginjal putranya. Kini mereka terpaksa mengemis di jalan daerah Kathmandu, Nepal. Berharap bisa mengumpulkan dana yang cukup untuk menutupi tagihan medis.
“Saya berdoa kepada Tuhan agar tidak ada yang pernah mengalami masalah gagal ginjal,” kata Jeet Bahadur, seperti dikutip dari CNN.
Di Kathmandu, Keluarga Bahadur bukanlah satu-satunya keluarga yang bernasib demikian. Para 'peminta' yang mengumpulkan dana untuk pengobatan ginjal sudah menjadi hal yang lumrah.
Distrik Kavre, sebuah distrik kecil dekat Kathmandu, dikenal dengan reputasinya sebagai “bank ginjal Nepal”. Selama lebih dari 20 tahun, penduduk miskin Kavre telah menjadi sumber utama ginjal bagi pasien penyakit ginjal di Nepal.
Baca juga: Gadis Berusia 12 Tahun Dijual oleh Ibunya Menjadi PSK
Menurut data dari forum untuk Perlindungan Hak-Hak Rakyat, sebuah organisasi hak asasi manusia nirlaba yang berbasis di Kathmandu, dalam lima tahun terakhir saja, tercatat lebih dari 300 orang dilaporkan menjadi korban perdagangan ginjal di distrik ini.
Nawaraj Pariyar adalah satu di antaranya. Pada tahun 2000, ia pergi ke Karhmandu untuk mencari pekerjaan. Lalu bertemu seseorang dengan tawaran membeli “sepotong daging” dari tubuh Pariyar. Nahas, Pariyar tidak diberitahu “sepotong daging” itu adalah ginjal.
Baca juga: Tuai Kontroversi, Pertunjukan Seni Telanjang di Kirgistan Picu Perdebatan Sengit
“Orang itu memberi tahu saya bahwa dagingnya akan tumbuh kembali,” kata Pariyar yang akhirnya bersedia karena himpitan ekonomi.
Ia dibawa ke sebuah rumah sakit di Chennai, negara bagian India Selatan. Di sana, lelaki tadi mengubah nama Pariyar dengan nama palsu. 'Pedagang' itu, kata Pariyar, memiliki semua dokumen palsu untuk memuluskan aksinya.
Baca juga: Susah Payah 9 Tahun Tumbuhkan Jenggot, Pria Ini Rela Mencukurnya Demi Kegiatan Amal
Pariyar pulang dengan uang 20.000 rupee ke Nepal, kurang dari satu persen dari jumlah yang disepakati. Ia dijanjikan segera mendapat sisanya. Namun, ia tidak pernah menerima uangnya lagi, juga tidak pernah berjumpa dengan pedagang itu.
Pariyar sekarang sakit, semakin parah dari hari ke hari. Dia memiliki masalah berkemih dan sakit punggung yang konstan.
Menurut laporan CNN, Kathmandu tak jauh beda dengan ibukota di banyak negara lainnya yang padat penduduk; budaya makan yang buruk dan sistem asuransi kesehatan yang bobrok menjadi faktor signifikan peningkatan penyakit organ.
Dalam hal ini, ginjal menjadi organ yang paling tinggi permintaan. Dan pasar gelap mampu memenuhi permintaan itu. Perdagangan organ adalah perdagangan ilegal yang berkembang pesat di seluruh dunia.
Menurut catatan Global Financial Integrity, seperti dilansir CNN, 7.000 ginjal diperoleh secara ilegal setiap tahun di Kathmandu. Perdagangan organ ilegal menghasilkan keuntungan antara $ 514 juta hingga $ 1 miliar per tahun.