Parah Banget! Hanya Demi Uang, Wanita Ini Rela Potong Tangannya dengan Gergaji
23 Maret 2019 by Rina Siti RahayuUang asuransi melayang, tangan pun hilang.
Asuransi jiwa merupakan sebuah layanan yang digunakan sebagai perlindungan atau kompensasi bagi kerugian finansial akibat meninggalnya seseorang atau keluarga yang menjadi sumber nafkah. Ketika tulang punggung keluarga meninggal otomatis keluarga akan mengalami kesulitan ekonomi selama bertahun-tahun.
Asuransi jiwa akan memberikan sejumlah uang untuk membiayai keluarga. Jumlah uang yang fantastis tersebut tentu menggiurkan bukan? Tak heran banyak orang yang mencoba menipu perusahaan asuransi agar mendapatkan kompensasi. Seperti yang dilakukan wanita asal Slovenia ini.
Seorang wanita di Slovenia nekat memotong tangannya sendiri agar mendapat uang klaim dari asuransi sebesar 5,7 miliar rupiah. Diperkirakan ia telah merencanakan hal ini sejak lama. Ia bahkan sudah mendaftar asuransi ke lima perusahaan asuransi berbeda.
"Dia dengan sengaja mengamputasi tangannya di pergelangan tangan dengan gergaji. Itu dolakukan karena ia berharap mendapat uang klaim dari asuransi," kata juru bicara kepolisian, Valter Zrinski.
Dalam aksinya, perempuan berusia 21 tahun ini dibantu oleh saudaranya yang berumur 29 tahun. Setelah memotong tangannya dengan gergaji, mereka pergi ke rumah sakit tanpa membawa potongan tangannya. Mereka sengaja meninggalkannya untuk mendapatkan kompensasi tiga kali lipat untuk cacat permanen. Nekat banget!
Perempuan ini berharap mendapatkan uang sebesar 5,7 miliar rupiah dari kompensasi asuransi dan mendapatkan tunjangan bulanan seumur hidup sekitar 48 juta rupiah per bulannya. Kompensasi asuransi bulanan ini termasuk besar karena pendapatan rata-rata bulanan warga negeri Slovenia adalah 16 juta rupiah.
Atas kasus penipuan ini, perempuan dan saudaranya terancam hukuman penjara selama delapan tahun penjara. Sudah dipenjara, bayar denda, tidak dapat kompensasi, tangan juga tidak kembali. Ada-ada saja, ya?
Kasus penipuan untuk mendapatkan asuransi juga terjadi di Australia. Seorang wanita bernama Jennifer tewas di dalam mobilnya pada November 2014 lalu. Ia berada dalam mobilnya yang dalam keadaan tertutup. Ditemukan juga kertas bertuliskan “Jangan berupaya menyadarkan saya”.
Setelah ditelusuri, Jennifer memang bunuh diri dan suaminya ikut berperan dalam aksi sang istri. Graham Robert Morant, sang suami, dinyatakan bersalah karena membantu istrinya melakukan bunuh diri.
Ia menyarankan Jennifer agar melakukan bunuh diri. Ia juga membelikan generator yang akan digunakan Jennifer untuk bunuh diri. Generator ini akan melepaskan gas beracun di dalam mobil yang tertutup rapat.
Jennifer menderita penyakit punggung yang kronis, depresi, dan kecemasan. Morant berpeluang mendapatkan kompensasi sebesar 1,4 juta dollar dari tiga asuransi jiwa milik istrinya.
Uang akan tetap diberikan walaupun pemegang polis asuransi melakukan bunuh diri. Dengan kondisi Jennifer yang sudah “sakit” memungkinkan Morant untuk lebih mudah menghasut istrinya untuk bunuh diri dan mendapatkan asuransi yang besar tersebut.
Morant sendiri menyampaikan kepada istrinya bahwa ia ingin menggunakan uang asuransi istrinya untuk sebuah komunitas keagamaan di pedalaman Gold Coast. Komunitas tersebut akan membangun sebuah bunker tempat berlindung ketika menyambut kebangkitan seperti yang disebutkan dalam alkitab nasrani.
Meskipun dinyatakan bersalah, Morant berpendapat bahwa dirinya tidak salah dan berdalih tidak mengetahui mengenai rincian asuransi sang istri. Padahal ia merupakan satu-satunya ahli waris dalam asuransi istrinya tersebut.