Panduan Berpuasa di Tengah Pandemi Corona untuk Pasien ODP, PDP, dan Tenaga Medis

Pasien corona
Pasien corona | liputan6.com

Bulan puasa kali ini sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya

Kita kembali memasuki bulan puasa atau bulan Ramadan. Namun, pelaksanaannya di tahun ini agak berbeda karena pandemi virus corona atau Covid-19. Sekarang, tidak ada lagi kegiatan ramai di tempat umum. Bahkan, pemerintah dan MUI juga menyarankan untuk melakukan salat di rumah saja. Hal ini demi menghindari potensi penyebaran virus corona.

Lalu, bagaimana cara berpuasa untuk mereka yang berstatus ODP, PDP dan para tenaga medis covid-19? Apakah mereka masih harus menjalankan puasa seperti biasanya? Untuk diketahui, ODP adalah mereka yang memiliki gejala ringan seperti demam dan batuk. Untuk ODP yang hanya memiliki gejala ringan, tidak masalah untuk tetap berpuasa.

Tetapi, jika kondisinya sudah parah seperti batuk terus dan demam di atas 38,5 derajat Celcius, disarankan untuk tidak melakukan puasa. Hal ini diutarakan oleh seorang dosen dari IPB.

Ketika dia demam atau batuk, maka dia tidak direkomendasikan untuk berpuasa, kata Naufal M. Nurdin, dosen Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, dilansir dari CNNIndonesia.com, Jumat (24/4).

Baca Juga: Beda Agama, Ini Deretan Seleb yang Setia Temani Pasangan Jalani Puasa Ramadan

Pasien corona
Pasien terinfeksi corona | makassar.tribunnews.com

Sementara itu, PDP adalah mereka yang mengalami gangguan pernapasan cukup parah, yaitu sudah mengalami sesak napas. Untuk PDP, menurut Naufal sebaiknya tidak berpuasa dulu. Memang ada yang menyebut puasa bisa meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Tapi, ada juga yang malah berpendapat sebaliknya.

Anggaplah (dampaknya) positif, tapi dengan catatan (dilakukan oleh orang sehat dan atau) tanpa gejala atau asimptomatik. Kalau dari situ, puasa tidak masalah, imbuhnya.

Lalu bagaimana dengan tenaga medis yang menangani pasien positif corona? Seperti diketahui, para tenaga medis harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap selama berjam-jam. Ketika APD itu dibuka, maka tidak bisa digunakan kembali. Menurut Naufal, para tenaga medis sudah otomatis berpuasa karena harus memakai APD selama 8 jam penuh dan tidak bisa dibuka-tutup.

Baca Juga: Ramadan I'm In Love Bahas Bermesraan saat Puasa, Kartika Putri Malah Nyosor ke Suami

Pasien corona
Tenaga medis tangani corona | palu.tribunnews.com

Tenaga medis bisa berbuka puasa sekalian melepaskan APD tersebut. Namun, mereka harus berbuka puasa di ruangan yang steril agar tidak terpapar virus corona. Sebelum itu, tenaga medis juga harus membersihkan dirinya secara menyeluruh.

Mungkin shift-nya diatur, tapi ini kan wewenang rumah sakit, sehingga saat berbuka mereka tidak di dalam ruangan terus, katanya.

Naufal menyarankan agar petugas medis memenuhi asupan cairan saat sahur dan berbuka puasa. Soalnya, mereka harus memakai APD berjam-jam dan akan membuat keringat keluar terus. Otomatis kebutuhan cairan bisa lebih banyak dari non-tenaga medis Covid-19.

Perlu diperhatikan sebelum makan itu cairan dulu masuk. Kebutuhan 2 liter. Petugas medis, terus berkeringat bisa sampai 2,5 liter. Ini perlu dicicil dari buka, Isya, setelah tarawih, dan sahur, jelas Naufal.

Baca Juga: Heboh Ustaz Ini Sebut Onani Tak Batalkan Puasa: Berdosa tapi Puasa Tidak Batal!

Pasien terinfeksi corona
Pasien terinfeksi corona | radarkudus.jawapos.com
Artikel Lainnya

Itulah panduan puasa untuk pasien ODP, PDP, dan juga tenaga medis. Untuk kamu yang masih sehat, silakan berpuasa dengan cara biasa. Yang penting, selalu pakai masker saat keluar rumah dan menjaga kebersihan tangan serta tubuh, ya.

Tags :