Ngeri! Rokok Elektrik Bisa Bikin Otak Kamu Rusak Permanen dan Bikin Bodoh
07 Februari 2021 by Mabulla MaimunahSama-sama bahaya, mendingan stop merokok dah!
Belakangan ini popularitas vape atau rokok elektrik terus meningkat. Konsumennya tidak hanya anak muda, banyak orangtua yang juga doyan menghisap vape. Alasannya sih Less Harmful alias lebih aman ketimbang rokok konvensional.
Selain itu, banyak orang yang lebih memilih vape karena aroma asap yang dikeluarkan jauh lebih enak ketimbang rokok konvensional, sekaligus (konon katanya) vape bisa dijadikan sebagai jembatan untuk memulai terapi berhenti merokok.
Padahal faktanya, baik rokok elektrik ataupun rokok konvensional, keduanya sama-sama berbahaya. Bahkan dilansir dalam Medical News, penelitian terbaru menyebut jika rokok elektrik atau vape dapat mengubah struktur otak dan mempercepat penuaannya.
Baca Juga : Orangtua dan Guru Wajib Waspada!Sekarang, Anak Sekolah Bisa Merakit Fitting Lampu Menjadi Vape!
Dalam penelitian yang dilakukan tim peneliti dari University of California, dan diterbitkan dalam jurnal iScience, menyebut jika cairan vape dapat menyebabkan mitochondrial hyperfusion (SIMH) yang diinduksi stres, dan dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak secara permanen.
Kerusakan sel-sel otak yang terus terjadi inilah yang dapat mempercepat penurunan fungsi otak, sekaligus dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif di usia muda. Jika terus dibiarkan, kebiasaan buruk ini akan menyebabkan kerusakan otak secara permanen
Atena Zahedi, juru bicara dan penulis penelitian, menyebut jika efek kerusakan otak ini sangat dahsyat. Bagi anak remaja, vape bisa menyebabkan mereka mengalami penurunan kognitif, membuat mereka sulit berkonsentrasi dan lebih lambat dalam berpikir alias otak lemot.
Tidak hanya itu, dampak buruk lainnya yang harus diperhatikan adalah, rokok elektrik bisa menyebabkan kecanduan. Hal ini disebabkan karena di dalam cairan rokok elektrik ini terkandung zat adiktif yang sama seperti dalam rokok konvensional.
Dengan kata lain, Zahedi menegaskan jika gagasan menggunakan rokok elektrik sebagai terapi untuk berhenti merokok merupakan gagasan konyol. Menurutnya itu hanyalah strategi promosi dari para pengusaha rokok elektrik agar mereka tidak kehilangan pembeli.
Tetap Ada Kandungan Nikotinnya!
Dilansir dalam sciencenews, rokok elektrik ternyata tetap mengandung nikotin. Meskipun bisa diserap tubuh, tapi nikotin dari rokok elektrik ini tetap berbahaya karena beberapa zat kimia di dalamnya bisa merusak jaringan paru-paru dan mengurangi kemampuan sel paru-paru untuk melindungi diri.
Hal inilah yang kemudian akan menyebabkan sel paru-paru menjadi mudah ditembus oleh zat-zat berbahaya yang datang dari luar tubuh.
Tidak hanya itu, penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California, Amerika, menegaskan jika rokok elektrik dapat mendorong budaya merokok pada anak-anak. Padahal bagi anak-anak, rokok elektrik jauh lebih berbahaya karena bisa menurunkan kemampuan otak mereka.
Senada dengan itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO), mewanti-wanti kepada tiap negara untuk memberikan peraturan yang ketat terkait penggunaan rokok elektrik. Mereka melarang keras anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif, untuk menghisap rokok elektrik.
Jadi bagaimana, sekarang tetap masih ingin merokok setelah tahu rokok elektrik ternyata sama-sama berbahaya? Kalau nggak mau berhenti merokok karena diri sendiri, minimal berhentilah untuk orang lain yang sama-sama akan menanggung dampak buruk dari kebiasaan merokok ini!