Mitos Mistis Tentang Burung Hantu dari Beragam Bangsa, Disebut Sebagai Simbol Kematian!
16 April 2021 by Muhammad Sidiq PermadiPadahal burung hantu lucu, lho.
Burung hantu memiliki kedudukan tersendiri dalam kebudayaan masyarakat. Hewan ini ditakuti, dihormati, disimbolkan sebagai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, sihir, bahkan kematian. Dalam cerita rakyat India, kehadiran burung hantu adalah pertanda akan datangnya pertolongan.
Berbeda dengan pandangan orang-orang Eropa pada abad pertengahan, burung hantu menjadi sumber ketakutan karena seringkali mendampingi para penyihir, tinggal di tempat sunyi dan kotor.
Bahasan tentang burung hantu ini memang menarik, simak mitos yang dimiliki beragam bangsa di berbagai penjuru dunia tentang hewan legendaris ini.
Athene Noctua, burung hantu kesayangan Yunani
Athene Noctua adalah jenis burung hantu yang tinggal di daerah beriklim sedang dan lebih hangat seperti Eropa, Asia Timur, dan Afrika Utara. Burung ini berekor pendek, dan bertubuh kecil tapi padat. Meskipun ukurannya tidak sebesar burung hantu yang lain, tapi hewan ini jadi kesayangan Athene, Sang Dewi Kebijaksanaan, dirinya terkesan pada matanya yang besar.
Baca juga: Mengerikan! Konon 6 Hantu Ini Gemar Memperkosa Manusia
Bangsa Yunani menyebut kemampuan “Night Vision” si burung hantu sebagai cahaya batin, oleh karena itu burung ini sering dijadikan pelindung dan dibawa serta dalam peperangan. Mereka meyakini bahwa jika burung hantu terbang di atas prajurit Yunani sebelum pertempuran, mereka akan mendapat kemenangan.
Burung hantu juga diyakini mengawasi laju perdagangan, oleh karena itu hewan ini diukir pada koin yang dijadikan mata uang bangsa Yunani.
Burrowing Owl, dewa suci suku Indian
Burrowing Owl atau dikenal dengan nama ilmiah Athene Cunicularia tinggal di lubang-lubang pertanian, gurun atau daerah dengan vegetasi rendah seperti Amerika Utara dan Selatan. Burung ini memiliki kaki yang lebih panjang. Burung hantu dalam kebudayaan suku asli Amerika diyakini sebagai jelmaan dari dewa, mereka menyebutnya sebagai Ko’ko.
Baca juga: Asli atau Hoax? Penampakan di Foto Ini Pasti Bakal Mengecoh Mata Kamu
Karakternya yang bersarang di tanah, menjadikan suku ini meyakini bahwa burung hantu adalah jelmaan dari Dewa Pelindung yang memelihara keseimbangan bumi dan tumbuh-tumbuhan.
Sekutu sihir para dukun Afrika
Bagi bangsa Afrika, burung hantu adalah simbol bagi ilmu sihir hitam. Berdasarkan legenda, jika ada burung hantu besar yang berkeliaran di sekitar rumah, tandanya di dalam sana tinggal seorang dukun yang kuat. Burung hantu tersebut diyakini bersekutu dengan para dukun, tugas mereka adalah membawa pesan dari dunia roh. Wah, seperti di film Harry Potter, ya.
Penangkal kejahatan bangsa Romawi
Pada zaman Romawi Kuno, kehadiran burung hantu diyakini pernah meramalkan kematian Julius Caesar dan beberapa kaisar lainnya. Setelah mereka meninggal, bangsa romawi memulai tradisi mengikat burung hantu di pintu rumah sebagai penangkal kematian atau kejahatan.
Hingga abad ke 18, tradisi ini masih digunakan di Inggris. Mereka memaku burung hantu di pintu kandang untuk melindungi ternak dari kebakaran atau kilat.
Baca juga: Kisah Mistis di Lingkungan RSUP Dr Sardjito Jogja Ini Bikin Kamu Merinding
Burung pemakan jiwa dalam budaya bangsa Skotlandia
Bagi bangsa yang tinggal di sekitar dataran tinggi Skotlandia, burung hantu adalah simbol kematian. Mereka meyakini bahwa seruan burung hantu di tengah malam adalah pertanda datangnya kematian, jika burung hantu berputar di udara pada siang hari, artinya suatu kejadian buruk akan menimpa orang-orang yang tinggal di sekeliling burung hantu tersebut terbang.
Bangsa Skotlandia juga meyakini bahwa jika burung hantu tampak terbang pada malam Halloween, artinya mereka sedang bolak-balik memakan jiwa orang-orang yang sudah mati.
Wah, unik juga ya mitos beragam bangsa tentang burung hantu ini. Tampilan burung hantu yang seram dikaitkan dengan ramalan-ramalan mistis, tapi ada juga yang memanfaatkan mereka untuk keuntungan yang lain. Terlepas dari hal tersebut, mari kita lestarikan burung yang jarang terlihat di siang hari ini dengan tidak melakukan perburuan hewan apalagi penembakan liar, dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem, ya.