Meskipun Kalah Di Pertandingan Terakhirnya, Petenis Ini Justru Mendapat Respek Luar Biasa Dari Anak Dan Penonton
18 Juni 2019 by Amadeus BimaBukti kalau orang yang kalah dengan kepala tegak akan dihargai kawan dan lawan
Dalam sebuah pertandingan, kalah menang adalah hal biasa. Tidak mungkin ada dua-duanya menang. Kalaupun seri, pasti akan dilanjutkan dalam babak selanjutnya untuk menentukan siapa pemenang sesungguhnya. Kekalahan memang akan sangat menyakitkan, apalagi kalau kita sudah mengerahkan nyaris segalanya agar bisa menjadi seorang pemenang. Namun, dari kekalahan itulah kamu belajar lebih dewasa.
Seperti yang dialami oleh seorang petenis senior asal Prancis yang bernama Nicolas Mahut ini. Dalam ajang Roland Garros 2019 atau pertandingan tenis Prancis Terbuka 2019, dia gagal melaju ke babak 16 besar. Dia dikalahkan oleh lawannya yang bernama Leonardo Mayer. Padahal, ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bermain di kompetisi tenis bergengsi sebelum pensiun.
Mahut yang kalah pun hanya bisa terduduk diam di pinggir lapangan sambil berusaha menahan tangis. Melihat itu, anaknya yang bernama Natael berlari menuju tepi lapangan dan memberikan pelukan erat kepada ayahnya. Natael ingin menghibur ayahnya supaya tidak terlalu sedih karena kalah dalam pertandingan tersebut.
Mereka pun berpelukan erat dan membuat penonton ikut merasa haru. Penonton lantas memberikan apresiasi kepada Mahut, termasuk dari Mayer sendiri, orang yang telah mengalahkan Mahut. Meskipun kalah, Mahut dianggap sudah berjuang dengan baik sehingga pantas untuk diapresiasi. Mayer dan penonton sama-sama memberikan standing ovation untuk Mahut dan anaknya.
Mendapat perlakuan seperti itu, Mahut pun sedikit dikuatkan. Dia lalu menggandeng tangan anaknya dan berjalan meninggalkan lapangan pertandingan. Dia melambaikan tangan ke arah penonton sebagai tanda terima kasih. Dia tidak menyangka meskipun kalah, namun apresiasi yang diterimanya justru lebih besar daripada Mayer yang menjadi pemenang.
Saya sangat terharu melihat dia (Natael) di lapangan. Dia datang tidak hanya saat menang tapi juga ketika saya kalah. Saya merasa nyaman melihat anak saya. Mengharukan. Pertandingan yang melelahkan. Seluruh tubuh saya sakit semua hari ini. Akhirnya, pertandingan berakhir dan dia datang untuk membuat aku nyaman." ujar Mahut dalam wawancaranya.
#RolandGarros2019 #Mahut, sconfitto, piange
— Gianluca Abate (@Aba_Tweet) June 3, 2019
Il figlio corre ad abbracciarlo #Mayer, il vincitore, li fissa
E si commuove, gli occhi lucidi
Il senso dello sport è in quegli occhi
«Puoi imparare una riga dalla vittoria e un libro dalla sconfitta» (Paul E. Brown)
? @Eurosport_IT pic.twitter.com/gBWTrGSaot
Mahut memiliki segala alasan untuk menangis di pertandingan itu. Petenis urutan 252 dunia ini untuk pertama kalinya gagal masuk ke babak 16 besar French Open. Mayer memenangi pertandingan dengan empat set 6-3 6-7 4-6, 6-7. Untunglah berkat anaknya, dan sikap sportif Mayer, Mahut akhirnya bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Kekalahan memang pahit banget. Tapi, hidup nggak mungkin manis mulu kan? Ntar malah kena diabetes. Pengalaman pahit seperti ini juga penting agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Setuju?