Menag: Pegawai BUMN yang Benci Pemerintah, Silahkan Keluar!

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Benci pemerintah? Silahkan keluar dari BUMN!

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi sepertinya tak bosan-bosannya dililit kontroversi, setelah isu pelarangan cadar dan celana cingkrang, lagi-lagi Fachrul sapaan akrabnya, membuat pernyataan yang turut mengundang panas dingin netizen, terkait pegawai BUMN yang membenci pemerintah segera angkat kaki, bahkan Fachrul menilai masih banyak orang yang ingin mengabdikan diri jadi pemerintah tidak membutuhkan mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah.

Saya di BUMN saya bilang kalau BUMN ini ada yang membenci pemerintah, keluar dari BUMN. BUMN tidak butuh Anda. Anda digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat mewakili pemerintah, bukan menjelek-jelekkan pemerintah. Kalau Anda menjelekkan pemerintah, keluar dari BUMN. Ada ribuan, ratusan ribu, jutaan orang yang ingin masuk ke sini, kata Fachrul di acara Sarasehan Bintalad TA 2019, di Mabes AD Binas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019).

Lebih lanjut menurut Mantan Wakil Panglima TNI itu juga meminta jika ada pegawa BUMN yang tidak menghormati bendera negara saat di inspeksi, jika tidak bisa dibina, Fachrul meminta lebih baik pegawai itu dipecat.

Saya katakan tegas saja, kalau ada yang tidak menghormati bendera, tidak menghormati lagi kebangsaan 'Indonesia Raya', saya langsung perintahkan, periksa dia, kalau dia tidak bisa dibina, keluarkan. Banyak orang yang menunggu untuk masuk jadi pegawai, ujar Fachrul.

Baca juga : Rombak Buku Pelajaran Agama Bermuatan Khilafah, Menag: Yang Tidak Diperlukan Dihilangkan

ilustrasi
Menag Fachrul Razi | google.com

Fachrul kembali menegaskan, bahwa sekarang dan seterusnya tidak ada lagi ruang bagi mereka yang tidak mau menegakkan NKRI.

Bagi Fachrul, pelecehan terhadap simbol negara, adalah hal yang tidak bisa ditoleransi, alias merupakan pelanggaran serius.

Kembali saya katakan, dalam hal-hal ini kita nggak usah memberikan ruang. Tegas saja bahwa Anda mau sama-sama kita menegakkan NKRI atau Anda musuh dalam selimut. Kalau musuh dalam selimut, silakan Anda keluar. Banyak orang lain yang siap mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia, tegas dia.

Pelecehan terhadap simbol negara melalui media sosial, lagu Indonesia Raya, penghormatan bendera dan sebagainya, semuanya itu maka pimpinannya setiap atasan langsung yang bersangkutan pada instansi pemerintahan mana pun, pusat dan daerah wajib melakukan pencegahan, pembinaan, pengawasan, dan menjatuhkan sanksi terhadap perilaku radikalisme tersebut sebagai bentuk optimalisasi pengawasan, sambung dia.

ilustrasi
Menag Fachrul Razi | google.com

Usai membicarakan terkait nasionalisme pegawai BUMN, Fachrul kemudian melompat ke topik terkait radikalisme, baginya radikalisme tidak bermuara pada satu agama saja, tapi munculnya radikalisme juga bisa datang dari faktor ekonomi dan politik

Penting dicatat, dinamika radikalisme dan ekstremisme bukan di satu agama saja, melainkan ada di banyak agama dan radikalisme dan ekstremisme tidak melulu bernuansa agama. Karena ada pula radikalisme dalam ekonomi dan politik. Monopoli ekonomi yang mengabaikan rasa keadilan masyarakat misalnya menjadi bentuk ekstremisme bernuansa ekonomi, tutur dia.

Oleh karena itu, untuk masalah radikalisme, Fachrul mendorong semua umat beragama di Indonesia agar menjalankan sikap beragama yang moderat, karena hal ini juga berpengaruh untuk mewujudkan toleransi dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga : Usai Cadar, Kini Menag Lirik Celana Cingkrang PNS, Netizen: Astagfirulloh!

Artikel Lainnya

Pandangan dan sikap yang moderat dapat menciptakan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang kokoh. Kokohnya rasa nasionalisme ini menjadi bahan bakar yang dapat melesatkan kemajuan Indonesia menjadi negara lima besar ekonomi dua, imbuh dia.

Tags :