Diiringi Isak Tangis, Mbah Pani Selesai Ritual 'Tapa Pendem' Selama 5 Hari
21 September 2019 by Dea DezellyndaPengalaman Mbah Pani jalani ritual 'tapa pendem'
Supani Juwana atau yang akrab disapa Mbah Pani warga Pati, Jawa Tengah berhasil menyelesaikan ritual tapa pendem. Ritual yang dilakukan Mbah Pani sempat menghebohkan netizen beberapa waktu lalu saat ia dikubur hidup-hidup selama 5 hari 5 malam.
Pada hari Jumat menjelang maghrib, Mbah Pani berhasil dikeluarkan dari liang lahat dalam keadaan sehat. Warga berbondong-bondong menunggu momen Mbah Pani keluar dari liang lahat yang diiringi dengan isak tangis dan juga bacaan doa.
Mbah Pani dikeluarkan dari kubur
Dilansir dari Detik.com, Sabtu (21/9/19), liang kubur tempat Mbah Pani bertapa telah dibongkar pada Jumat (20/9) petang. Lokasinya sendiri di dalam ruang dapur di rumahnya yang berada di Desa Bendar RT 3 RW 1, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Prosesi pembongkaran makam yang dijadikan tempat Mbah Pani bertapa itu dilakukan secara tertutup. Hanya keluarga dan orang-orang tertentu saja karena terbatasnya ruangan. Sementara warga yang ramai berdatangan rela menunggu di luar kediaman Mbah Pani.
Baca juga: Heboh Warga Pati Lakukan Ritual 'Tapa Pendem', Mbah Supani Bakal Dikubur 5 Hari!
"Alhamdulillah tadi begitu dibongkar, dibangunkan Mbah Pani langsung sadar, membuka matanya juga langsung ngerti ini ngerti itu. Artinya sadar betul," kata sang adik ipar, Joko Wiyono.
Diiringi isak tangis dan doa-doa, Mbah Pani berhasil dikeluarkan dalam kondisi sehat. Kain kafan pria berusia 63 tahun itu dilepas kemudian diguyur dengan air kembang setaman oleh pihak keluarga.
Kondisi Mbah Pani dipastikan sehat
Sesaat setelah dikeluarkan dari liang lahat, Mbah Pani langsung dicek kesehatannya oleh tim medis Puskesmas Juwana. Ketua tim medis, Hadi Widiyono, menyampaikan Mbah Pani terlihat lemas dan pucat. Namun hal tersebut wajar terjadi karena Mbah Pani bertapa selama 5 hari 5 malam. Secara keseluruhan, Mbah Pani dipastikan dalam kondisi sehat dan normal.
Baca juga: Cerita Horor Seorang Driver Ojol Mengantar Penumpang yang Sudah Meninggal 4 Hari Lalu
"Pernapasan, tensi, nadinya secara medis bagus normal semua. Alhamdulillah insyaallah tidak apa-apa, kondisinya bagus. Kalau pucat lumrah, lemas juga lumrah karena memang kekurangan cairan. Tensi tadi 120/80 lumrah," kata Hadi kepada wartawan.
Selama dua hari ke depan kondisi kesehatan Mbah Pani secara intensif akan terus dipantau oleh tim medis.
"Melalui bidan desa setempat ya, kami akan memantau. Termasuk kami meminta koordinasi dari keluarga dan pemdes, agar berkabar dengan kami soal kondisi kesehatan Mbah Pani. Setelah 2-3 hari saya yakin sudah kembali normal semua," imbuhnya.
Pengakuan Mbah Pani
Usai menunaikan ibadah salat maghrib, Mbah Pani langsung memberikan keterangan kepada wartawan. Mbah Pani menyampaikan bahwa dirinya sangat bersyukur ritual tapa pendem yang ia jalani telah berhasil diselesaikan.
Baca juga: Merinding! Ini Kisah Turis yang Dilamar oleh Makhluk Halus Saat Sedang Berlibur
“Mohon maaf sebelumnya saya apabila ada kekurangan dalam mengatakan, saya meminta maaf sebesar-besarnya. Saya melakukan tirakat tapa pendem ngulang selama 10 kali, penutupan ini," kata Mbah Pani kepada wartawan, Jumat (20/9/2019) malam.
Mbah Pani juga berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung jalannya prosesi tapa pendem ini.
"Saya, Alhamdulillah sudah didukung oleh pak Lurah dan perangkatnya, juga pak kepolisian Kapolsek, Koramil, Polres dan semuanya, sudah ikut mendukung saya melakukan tapa pendem di rumah saya ini," lanjut dia.
Dibawa ke alam lain
Saat ditemui wartawan, Mbah Pani masih dalam keadaan lemas dan belum bisa menyampaikan banyak hal terkait tujuan dan apa saja yang terjadi selama bertapa 5 hari.
"Nanti akan saya jawab setelah kondisi saya pulih, kepala saya masih sakit. Apabila saya sudah fit, sudah kuat, saya siap melaksanakan pembicaraan dengan teman-teman semua," paparnya.
Baca juga: Inilah Alasan Kenapa Kuntilanak Selalu Tertawa Saat Menakutimu
Mbah Pani menyampaikan sedikit informasi kepada awak media bahwa selama di dalam liang lahat, ia dibawa masuk ke alam lain.
“Saya diajak oleh teman seperguruan saya ke alam lain. Kaki saya setelah pertapaan merasa sakit. Padahal di sana saya tidak merasakan apa-apa. Malah merasa nyaman seperti tidak ingin untuk kembali pulang,” kata Mbah Pani dikutip dari Idntimes.com.
Mbah Pani diketahui dikubur hidup-hidup lima hari lalu dengan menggunakan kain kafan layaknya jenazah. Prosesi tapa pendem ini mirip dengan prosesi penguburan jenazah. Masyarakat penasaran sebenarnya apa tujuan Mbah Pani melakukan ritual ini. Sampai saat ini Mbah Pani belum bisa memberikan keterangannya.