Kumandang Azan di Masjid Kecepatan 3 Menit, Sekampung Auto Batal Puasa
23 April 2021 by Christie Stephanie KalangieBatal puasa di menit-menit terakhir lantaran kumandang azan yang terlalu cepat.
Bulan Suci Ramadan tiba, waktunya umat Muslim dengan sukacita menjalankan ibadah puasa dengan menahan diri dari segala sesuatu, seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Namun, kisah yang membuat pembaca geleng-geleng kepala disertai tertawa geli terjadi di sekitar Masjid Al Khairiyah, Taman Seri Gombak, Kuala Lumpur.
Kesalahan tekniks pada tampilan jam digital penanda azan Magrib
Bagaimana tidak, selama hampir 1 hari berpuasa, penduduk kampungnya auto batal puasa massal karena masjid azan Magrib cepat 3 menit.
Alhasil, pengurus Masjid Al Khairiyah meminta para jamaahnya mengamalkan puasanya di waktu lain setelah Ramadan. Pihak Masjid minta maaf karena telah keliru dalam mengumandangkan azan lebih cepat 3 menit dari waktu seharusnya.
Dalam sebuah pernyataan pengurus Masjid Al Khairiyah, Wan Nawawi Wan Dagang mengatakan bahwa kesalahan tersebut terjadi karena masalah teknis pada tampilan jam digital penanda azan di Masjid tersebut.
Akibatnya, kumandang azan magrib pada Selasa (20/4/2021) kemarin lebih cepat dari waktu seharusnya.
"Jamaah yang berpatokan pada azan Magrib dari Masjid Al Khairiyah untuk berbuka puasa, perlu diketahui bahwa puasa batal pada hari itu dan perlu diganti," kata Wan Nawawi, pada Kamis (22/4/2021).
Meminta maaf dan menyarankan mengganti puasa yang telah batal
Sebagaimana telah diketahui, umat muslim berpuasa dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari atau Magrib. Sebagian besar umat pun bergantung pada jadwal waktu tetap berbuka puasa.
Banyak umat Muslim juga menggantungkan waktu berbuka pada kumandang azan untuk mengetahui telah masuk waktu magrib.
Wan Nawawi juga menyebutkan bahwa menurut pandangan mayoritas ulama mazhab Hanafi, Maliki dan Syafii, serta banyak dari mazhab Hambali, puasa kemarin batal dan harus diganti.
Dirinya mengutip penjelasan hukum Islam dari Kantor Mufti Wilayah Federal yang mengatakan bahwa jamaah yang berpatokan azan Masjid untuk berbuka puasa perlu mengganti puasa mereka.
"Sekali lagi kami mohon maaf dan insya Allah hal seperti itu tidak akan terjadi lagi,” ujar Wan Nawawi.