Korban SMA Taruna Bertambah, Korban Ngigau Saat Koma: "Ampun Komandan"
18 Juli 2019 by Dea DezellyndaKorban SMA Taruna bertambah, saat ini kondisinya masih kritis.
Dilaporkan korban penganiayaan saat MOS SMA Taruna, Palembang, Sumatera Selatan bertambah. Wali murid melaporkan kepada polisi bahwa anaknya harus dioperasi usai mengikuti MOS. Suwito (44) mengaku anaknya bercerita bahwa ia mengalami kekerasan hingga berujung pada ruang operasi.
Saat ini WJ (14) terbaring lemah usai tindakan operasi karena ususnya terbelit. Menurut sang ayah, WJ yang masih tak sadarkan diri sering mengigau dan kesakitan akibat trauma dipukuli.
Curiga anaknya menjadi korban kekerasan
Suwito, ayah dari WJ mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa anaknya yang baru saja mengikuti MOS dilarikan ke rumah sakit Karya Asih Kenten, Palembang.
Menurut Suwito, anaknya tersebut lolos tes kesehatan sebelum mengikuti MOS. Hal tersebut menandakan bahwa anaknya dalam keadaan sehat.
"Datang ke rumah sakit saya langsung diminta menyetujui tindakan medis mendesak untuk operasi. Kata dokter anak saya sakit di bagian perut karena ada ususnya yang terbelit. Jadi sekitar pukul 21.00 itu anak saya dioperasi," ujar Suwito melansir CNN Indonesia.
Usai mendengar kasus penganiayaan dari kawan anaknya yang berakhir tragis, Suwito curiga jika anaknya mengalami perlakuan yang sama.
"Anak saya cerita, waktu MOS dia ditendang dan perutnya ditonjok. Dia juga menanyakan kondisi temannya [DBJ], 'mati dak kawan aku digebuki' kata anak saya. Sekarang anak saya masih dirawat pemulihan setelah operasi," ujar Suwito.
Baca juga: Tragedi Siswa SMA Taruna Tewas Saat MOS
Merintih kesakitan dan sering mengigau
Saat ini WJ terbaring lemah di Rumah Sakit Charitas usai tindakan operasi. WJ saat ini masih dalam kondisi tidak sadar sehingga belum bisa dimintai keterangan terkait apa yang ia alami saat MOS.
Siswa baru SMA Semi Militer Taruna Plus tersebut masih berada di ruang ICU dan dalam keadaan kritis. Menurut Suwito saat ditemui wartawan di Rumah Sakit Charitas mengatakan bahwa anaknya tersebut sering mengigau dan merintih kesakitan.
"Ampun, ampun komandan," kata Suwito menirukan igauan anaknya.
Menurut dokter yang menangani WJ, saat ini kondisi WJ belum menunjukan perkembangan yang signifikan serta tidak stabil. Untuk itu WJ masih harus ditunjang dengan obat-obatan dan pemakaian peralatan medis yang intensif.
"Kami berharap kondisinya tidak memburuk. Kami masih mencoba mendiagnosa penyebab luka yang diderita oleh WJ, namun kini belum bisa disimpulkan penyebabnya," ujar dokter ICU RS Charitas, Justinus R Nugroho.
Keluarga melapor ke polisi
Disampaikan melalui kuasa hukum keluarga WJ, Firli Darta bahwa ayah WJ baru saja melaporkan kekerasan tersebut ke Polresta Palembang. Polisi menerima laporan tersebut dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut usai WJ pulih dan memungkinkan untuk memberi kesaksian.
"Untuk saat ini keluarga masih fokus dalam masa penyembuhan, sekarang kondisinya sedang genting sekali, keluarga besar sudah berkumpul di RS Charitas," ujar Firli.
Kasatreskrim Polresta Palembang, Yon Edi Winara, membernarkan laporan tersebut. Menurut Yon Edi, keluarga WJ baru melaporkan secara lisan, karena belum ada bukti terkait laporan karena kondisi WJ yang belum sadarkan diri.
"Kita tidak bisa menuduh ataupun mengusut perkara dimana belum ada buktinya. Karena itu, kami masih menunggu WJ sadar untuk keterangan tersebut. Kami juga masih harus menunggu hasil medisnya," ujar Yon Edi.
Sebelumnya, seorang siswa baru SMA Taruna berinisial DBJ meninggal dunia karena dianiaya oleh Pembina sekolah, Obby Frisman yang saat ini sudah diamankan polisi. Para orangtua korban berharap polisi bisa mengusut kasus ini hingga tuntas dan terbuka.