Ngeri! Viral Foto Korban Corona Dibakar Warga, Ini Kata Pemerintah Ekuador
21 April 2020 by Mabruri Pudyas Salim
Penjelasan pemerintah Ekuador soal foto viral yang disebut korban corona dibakar warga
Tidak diragukan lagi jika wabah COVID-19 merupakan hal yang berbahaya. Belum lagi ditambah dengan informasi-informasi yang banyak beredar di media sosial, yang sering menebar ketakutan di tengah masyarakat. Bahkan fenomena seperti itu juga terjadi di Ekuador yang juga terdampak pandemi virus corona.
Di tengah banyak kekacauan yang terjadi, di negara ini malah muncul ribuan akun di media sosial yang menebar ketakutan dengan menyebarkan hoaks terkait kasus COVID-19 di Ekuador. Salah satunya tentang viralnya foto korban corona yang dibakar oleh warga.
Menurut Kompas.com (20/4/2020), hoaks tersebut disebar guna mengacaukan pemerintahan Presiden Lenin Moreno yang tengah berupaya menangani wabah virus corona.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Ekuador, Maria Paula Romo, yang mengatakan bahwa unggahan-unggahan di media sosial tersebut dihasilkan dari upaya terkoordinasi oleh "kelompok politik".
Baca Juga: Gunakan Masker dengan Cara Tak Semestinya, Influencer 'Covidiot' Ini Dikecam Netizen
"Ada kampanye berita palsu, rencana untuk menghasilkan kekacauan melalui jejaring sosial," kata Romo, seperti dikutip Kompas.com dari National Post, Jumat (20/4/2020).
Kemudian mengenai foto-foto pemakaman massal di Kota Guayaquil, pemerintah Ekuador mengatakan bahwa itu juga hoaks. Kenyataannya foto tersebut adalah gambar sebuah pemakaman di Meksiko pada 2018.
Perlu diketahui bahwa Guayaquil adalah pusat penyebaran COVID-19 di Ekuador. Namun, pihak pemakaman Guayaquil dan polisi telah mengonfirmasi bahwa foto-foto itu tidak diambil di sana.
Baca Juga: Sebut Banyak Vitamin, Influencer Ini Sarankan Minum Darah Haid untuk Kesehatan
Pemerintah juga telah membantah gambar lain yang menunjukkan korban COVID-19 dibakar. Mereka mengatakan bahwa sebenarnya dalam foto tersebut yang dibakar bukan korban COVID-19, melainkan ban.
Pernyataan tersebut dikeluarkan untuk menanggapi pemberitaan Washington Post pada 3 April, yang memuat kesaksian dari seorang warga Ekuador yang mengaku melihat korban Covid-19 dibakar.
"Setiap hari bertambah buruk. Kami melihat mereka membakar mayat di jalan. Tidak ada yang menjemput mereka di rumah-rumah. Satu-satunya pilihan adalah meninggalkan orang tercinta mereka di jalanan atau di rumah sakit (jika mereka meninggal di sana)," ungkap Diego Diaz Chamba.
Baca Juga: Buktikan Ucapannya, Duterte Benar-benar Tembak Mati Warga yang Langgar Lockdown
Selain foto, ada pula video yang menampakkan warga Ekuador yang tampak putus asa sehingga membakar anggota keluarga mereka yang meninggal karena COVID-19.
Namun menurut laporan dari Concord Monitor pada Kamis (9/4/2020), ketika polisi meninjau langsung lokasi kejadian, mereka hanya menemukan sebuah keluarga yang membakar ban.
Bahkan dalam beberapa kasus lainnya, ada warga Ekuador yang membakar sofa bekas yang dipakai tidur oleh pasien-pasien virus corona. Semua itu dilakukan oleh warga sebagai bentuk protes atas lambatnya penanganan pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus corona.
Mengenai sejumlah kasus tersebut termasuk hoaks yang beredar di media sosial, Romo mengatakan bahwa ada dugaan keterlibatan mantan Presiden Rafael Correa.
Ia adalah pendahulu sayap kiri Moreno yang sejak lengser pada 2017 dituduh melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di Ekuador
Baca Juga: Heboh Ilmuwan Pakistan Sebut Virus Corona Senjata Biologi AS: Laboratorium Ditutup Setelah Bocor
Bahkan Romo juga mengklaim bahwa para penyelidik memiliki bukti yang menunjukkan keterlibatan Correa terhadap beberapa kasus yang terjadi belakangan di Ekuador.
Namun tuduhan tersebut segera dibantah oleh pengacara Correa, Fausto Jarrin, yang mengatakan bahwa Correa tidak sedang berusaha mencari kesempatan untuk menggulingkan pemerintahan Ekuador di tengah wabah yang melanda.
