Korban Banyak Berjatuhan di Pemilu 2019, Tercatat 99 Orang Telah Gugur dalam Tugas

Korban pemilu
Korban pemilu | kabar24.bisnis.com

Seruan evaluasi pun muncul!

Dibalik hingar-bingar pesta demokrasi di Indonesia, siapa sangka terdapat duka yang mendalamnya. Dilansir dari Liputan6.com, terdapat 90 orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal saat menjalankan tugas mengawal pemilu serentak.

"Terkait jumlah sementara, pukul 15.00 WIB KPPS yang tertimpa musibah 90 orang meninggal dunia, 374 orang sakit," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, Senin (22/4/2019).

Namun ternyata tidak hanya itu saja, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) juga ada yang gugur dalam tugas yakni sembilan orang anggota Polri seperti yang dilansir dari Tribunnews.com.

Di tahun 2019 ini Pilpres dan Pileg memang dilaksanakan dalam waktu yang sama. Oleh sebab itu ada beberapa pihak yang memang mengemban tugas cukup berat hingga korban berjatuhan.

1.

Umumnya meninggal akibat kelelahan dan serangan jantung

Korban pemilu
Umumnya meninggal akibat kelelahan dan serangan jantung | wartakota.tribunnews.com

Dilansir dari Tribunnews, adanya banyak petugas yang gugur saat pemilu di tahun 2019 ini sangat disayangkan sekali. Sebagian besar dari mereka diketahui meninggal karena kelelahan dan ada pula yang terkena serangan jantung.

Tapi tidak hanya anggota KPPS, terdapat sembilan petugas PPK yang berasal dari anggota Polri di Jawa Timur telah meninggal dalam tugas. Bahkan salah satunya adalah seorang jenderal polisi, yakni Brigjen (Pol) Syaiful Bachri yang bertugas mengamankan pemilu di NTT.

Di Sulawesi Selatan sendiri diketahui ada empat orang yang meninggal akibat terkena tipes dan dua lainnya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sementara itu di Sumateri Utara, diketahui ada seorang yang meninggal karena serangan jantung. Korban diketahui bernama Zulkipli Salammudin 45 tahun, bertugas di TPS 43 Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan.

2.

Tercatat 90 petugas KPPS meninggal

Korban pemilu
Korban pemilu mencapai 99 orang | www.suara.com

Sementara itu dilansir dari Liputan6.com, hingga hari Senin tanggal 22 April 2019 sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyak 90 petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia dan 374 mengalami sakit.

Semua petugas KPPS yang dilaporkan meninggal dunia itu berasal dari 19 provinsi. Rencananya keluarga korban juga akan diberikan dana santunan senilai Rp 30 juta sampai Rp 36 juta per orangnya.

"KPU sudah membahas secara internal terkait santunan yang akan diberikan. Kami akan mengusulkan dalam pembahasan itu. Pertama, besaran santunan untuk meninggal kurang lebih Rp 30 juta sampai Rp 36 juta. Untuk cacat santunan maksimal Rp 30 juta, nanti tergantung pada jenis musibah. Yang luka, kami mengusulkan maksimal Rp 16 juta," ujar Arief Budiman.

3.

Evaluasi pemilu diserukan

Korban pemilu
Dedi Mulyadi | regional.kompas.com

Tingginya angka kematian di Pemilu 2019 ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan KPU agar bisa mengkoordinasi pemilu dengan lebih baik lagi ke depannya. Sehingga hal semacam ini bisa diminimalisir.

Dilansir dari Tribunnews.com, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendesak KPU dan pemerintah segera mengevaluasi penyelenggaraan Pilpres dan Pileg serentak.

“Banyaknya petugas KPPS yang meninggal membutuhkan penyikapan yang serius dari pemerintah. Setelah proses pemilu selesai ini harus dievaluasi segera oleh pemerintah,” ujarnya.

“Ini pemilu paling melelahkan, memakan waktu dari pagi hingga malam,” imbuhnya.

Artikel Lainnya

Pilpres dan Pileg yang dilaksanakan secara serentak di tahun 2019 ini ternyata menelan banyak korban terlebih lagi bagi para petugas yang bekerja di dalamnya. Semoga untuk ke depannya pemerintah bisa memberikan solusi agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari. Ternyata dibalik meriahnya pesta demokrasi terdapat orang yang bertaruh nyawanya untuk menjalankan tugas mengawal Pemilu 2019. Mereka adalah pahlawan!

Tags :