Koleksi "Boneka" Mayat Anak Perempuan, Pria Rusia ini Merasa Tidak Bersalah
06 Januari 2021 by Sabina Gendis SahasrakiranaSejarawan ini pernah melecehkan anak kecil usia 3 - 12 tahun
Anatoly Moskvin, Sejarawan asal Rusia ini punya hobi nyentrik. Pria 59 tahun ini memiliki hobi mengoleksi boneka. Boneka yang dikoleksi bukan sembarang boneka. Sejarawan yang juga warga Nizhny Novgorod, Rusia ternyata mengoleksi mayat anak perempuan sebagai hobinya.
Sebanyak 29 mayat anak perempuan ini dikoleksi di rumahnya. “Koleksinya” ini ia dapatkan dari menggali makam. Setelah mengeluarkan dari liang lahat, Moskvin melakukan proses mumifikasi mayat anak perempuan, setelah itu dia mendandani serta memakaikan pakaian baru.
Setelah rapih, “koleksinya” itu disusun dengan rapi di kamarnya. Tidak hanya itu, setiap boneka itu ditandai hari lahirnya. Hal keji yang dilakukan Moskvin adalah memasukkan kotak musik ke dalam dada beberapa mayat.
roninya, orang tua Moskvin, Elvira, tidak mengetahui tentang hobi menyeramkan sang putera. “Kami keluarga sudah lama melihat boneka-boneka itu tapi kami tidak pernah curiga jika itu mayat.
Kami pikir hobinya memang membuat boneka sebesar itu,” katanya. Moskvin merupakan penerjemah badan intelejen militer Tentara Marah pada mas Soviet. Selain itu dia juga menulis beberapa buku sejarah.
Media Rusia mengatakan kalau Moskvin melakukan kejahatan merampok makam. Dirinya mengaku tidak mau memberikan permintaan maaf kepada orang tua korban. Dirinya sangat menolak meminta maaf kepada semua orangtua korban.
“Anak-anak perempuan yang telah meninggal ini menurutku tak memiliki orangtua. Maksudku, mereka telah memakamkannya, jadi hak sebagai orangtua itu telah berakhir. Jadi, saya tidak akan meminta maaf,” ujarnya datar.
Menurut dia, orang tua korban sudah menelantarkan anaknya. Jadi, apabila dirinya membawa jenazah adalah hal yang wajar. “Kalian meninggalkan anak-anak gadis kalian dalam kedinginan. Jadi aku membawa mereka pulang untuk menghangatkan mereka,” katanya.
Baca juga: Asal Usul Boneka Hello Kitty yang Ternyata Mengerikan
Setelah pihak pengadilan memperbaharui proses penahannya Oktober 2020 Lalu, Moskvin minta naik banding. Pria ini, meminta pihak berwenang untuk membebaskan dirinya dari rumah sakit jiwa. Semua ini didasari dari gangguan mental yang dimilikinya. Alasannya Moskvin dinyatakan mengalami gangguan mental. Dirinya mengatakan ingin merawat merawat ibunya.
Sejarawan ini mengungkapkan, apabila dirinya dibebaskan akan menjadi guru bahasa Inggris khusus anak-anak. Keinginannya menjadi guru merupakan dukungan kepada Presiden Rusia. Sebagai Presiden, Vladimir Putin memiliki visi untuk mengangkat kemampuan bahasa asing anak sekolah.
Pembebasan Moskvin tidak serta merta diprakarsainya sendiri. Salah satu komisi medis merkomendasikannya, karena dia beranggapan kalau skizofrenia yang dimilikinya telah tertangani dengan baik. Rekomendasi itu ternyata ditolak oleh pengadilan.
Pihak pengadilan justru menambah penahanan Moskvin selama enam bulan di rumah sakit jiwa. Sebenarnya, lelaki ini telah ditahan pada tahun 2011 dengan dakwaan 44 tuduhan kasus pelecehan seksual terhadap anak usia 3 hingga 12 tahun.
Ibu salah satu orang tua korban atas nama Olga Chardymova (10), Natalia Chardymova (46) mengatakan, kalau dirinya tidak sadar apabila dia selama ini mengunjungi makam kosong putrinya. Sebagai ibu dia menolak permohonan pembebasan yang diminta pihak Moskvin.
Dia mengatakan kalau penggali mayat anaknya ini tidak layak dibebaskan. “Dia membawa ketakutan, teror dan kepanikan dalam hidupku. Pria ini melakukan pelecehan mengerikan terhadap anak-anak yang telah meninggal,” katanya tegas.
Dirinya dan seluruh orang tua korban yang makamnya digali berharap agar lelaki ini tidak pernah dibebaskan. ““Aku akan bahagia jika dia menghabiskan hidupnya di rumah sakit. Pria ini sakit,” ujarnya.
Sebagai orang tua ibu Chardymova akan menguburkan kembali anaknya. Jasad anaknya akan dikuburkab tanpa menggubakan nama di nisannya. Hal ini dilakukan karena dia merasa trauma jasad anakny diperlakukan tidak baik. Lain hal dengan pendapat ibu Moskvin, Erliva. Pengadilan bersikap bias terhadap putranya, karena sekarang putranya tidak bisa bergaul, bekerja, bahkan menikah.