Kisah Memilukan Bocah Korban eks Lubang Tambang, Sempat Ingin Jadi Polwan
03 Juni 2019 by Ririh DirjaKorban lubang tambang ini sempat ingin ke mall
Sanadi (37) dan istrinya Purwanti harus mengikhlaskan kepergian anak perempuan mereka yang masih berusia 10 tahun. Pasalnya, putrinya Natasya Aprilia Dewi meninggal akibat tercebur di lubang eks penggalian batu bara.
Menurut keterangan Sanadi, putrinya tersebut merupakan bocah yang penakut. Bahkan bocah berusia 10 tahun tersebut masih sering tidur bersama kedua orangtuanya.
"Anaknya penakut, kok bisa sampai ke sana. Apalagi itu habis subuh, kan masih gelap," ujar Sanadi.
Dilansir dari Tribunnews.com, Natasya Aprilia Dewi merupakan murid SD Islam kelas IV, yang saat ini sudah kenaikan kelas V. Setelah lulus SD, Natasya sempat meminta untuk didaftarkan ke Pesantren, karena enggan sekolah di SMP biasa.
Sebelum meninggal sempat meminta diantar membeli baju Lebaran
Yang lebih menyentuh lagi, sebelumnya Natasya sempat meminta kepada sang ayah untuk diantarkan ke sebuah mall membeli baju Lebaran.
Namun nahas pada hari Rabu tanggal 29 Mei pagi sekitar pukul 07.00 Wita, korban diketahui tenggelam di lubang eks tambang batu bara, Jalan Magelang 1, RT 17, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.
"Ia, dia minta ke Ramayana, beberapa kali memang minta ke sana. Senang sekali dia saat saya bilang akan membawanya ke sana, rencananya ya Rabu (29/5) sore mau saya bawa ke sana," ujar sang ayah.
Baca juga: Lakukan Ritual Usir Galau, 20 Gadis Malah Jadi Korban Dukun Cabul
Becita-cita ingin jadi Polwan
Natasya sempat dievakuasi oleh warga sekitar pukul 08.00 pagi. Setelah itu dirinya langsung dilarikan ke rumah sakit. Ayah korban sempat meminta agar sang anak dioperasi saja, namun hal itu tidak bisa dilakukan lantaran paru-parunya sudah terlanjur basah akibat tercampur oleh air dan lumpur.
Menurut keterangan sang ibu, putrinya tersebut adalah sosok yang penurut dan memiliki cita-cita ingin menjadi seorang Polwan jika ia sudah besar.
"Sekarang ini naik kelas V, cita-citanya mau jadi Polwan. Anaknya penurut, kalau main ya di sekitar sini saja, tidak pernah ke sana (lubang eks tambang), baru kali ini ke sana. Kalau di rumah mainnya sama adiknya ini," ujar Purwanti.
Masih terbayang sosok sang anak
Sang ayah pun sampai saat ini juga masih terbayang-bayang sosok putrinya tersebut. Bahkan putrinya juga sempat meminta izin untuk jalan-jalan ke eks lumbang tambang tersebut bersama teman-temannya.
"Masih terbayang-bayang sosok anak saya, biasanya saya lihat main sama adiknya, ini rumah sekarang terasa sepi," ungkapnya.
Setelah kejadian ini, Sanadi berharap agar lubang pertambangan tersebut segera ditutup, agar tidak ada lagi korban jiwa seperti yang dialami oleh putrinya.
Natasya Aprilia Dewi (10) meninggal secara tragis setelah bermain di lubang bekas pertambangan. Putri pertama dari Sanadi tersebut juga sempat meminta izin untuk bermain di sana bersama dengan teman-temannya. Namun nahas, walau sudah dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak bisa diselamatkan.