Longsor di Area Pertambangan Ilegal, Terdengar Suara Minta Tolong Korban yang Masih Terjebak!

Korban tertimbun masih sekitar 60-80 orang

Pada Selasa 26 Februari 2019 malam terjadi longsor di lokasi Super Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Ironisnya longsor tersebut terjadi karena ada aktifitas tambang di area pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang menyebabkan 8 penambang meninggal dunia dan 19 luka.

Jumlah tersebut bukanlah jumlah sebenarnya, karena masih ada 60 sampai 80 penambang yang terjebak di lubang PETI. Hingga kini proses pertolongan dan evakuasi masih terus dilakukan aparat gabungan. Hingga pada Rabu malam, puluhan penambang berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Popundayan Kota Kotamobagu.

Evakuasi korban longsor | news.detik.com

Dilansir dari Tribunmanado.co.id, longsor tersebut terjadi pada Selasa pukul 21.00 Wita. Lokas PETI yang ambruk dekat areal kontrak karya PT J-Resource Bolaang Mongondow (JRBM). Puluhan penambang tersebut masuk ke dalam lubang untuk mengambil material mengandung emas.

Alat yang mereka gunakan untuk menggali material mengandung emas adalah linggis yang bisa dibilang cara ini adalah cara manual. Akhirnya dinding lubang ambruk dan menimpa penambang. Ternyata lokasi tersebut sudah sejak 2018 lalu sudah dijadikan penambang sekitar untuk mengambil material emas secara ilegal.

Setelah longsor terjadi, penambang yang masih ada diluar galian langsung menghubungi warga setempat dan meminta bantuan. Kemudian mereka melakukan evakuasi dengan alat seadanya. Kini Polres Kotamobagu kini tengah memeriksa beberapa saksi yang terkait dengan longsor tersebut.

Evakuasi korban longsor | www.tribunnews.com
Artikel Lainnya

Salah satu saksi, Anas Sutyo Nugroho, penambang asal Desa Bongkudai, Kecamatan Modayag, Bolmong selamat dari longsor dan mengatakan bahwa salah satu faktornya adalah ada tiang penyangga yang patah.

"Saat ia dan temannya bernama Mardianto Singosari sedang melakukan penggalian lubang di kedalaman 20 meter tiba-tiba tiang penyangga lubang itu patah," ujar Kasubag Humas Polres Kotamobagu, AKP Rusdin Zima.

Material longsor menimbun lubang. "Diperkirakan masih ada puluhan orang penambang lainnya di dalam lubang, belum tahu keberadaannya," ujar Rusdin.

Penambang lain, Deni Mamonto adalah korban longsor PETI yang berhasil selamat dalam kejadian tersebut. Deni menceritakan bahwa ia dan lima rekannya masuk ke lubang tersebut hingga 20 meter dalamnya. Dari lima orang rekannya, hanya Deni dan satu orang lainnya yang berhasil selamat.

"Tiba-tiba saja langsung ambruk. Ada bunyi seperti angin. Kami semua tertimbun tanah. Kaki saya terjepit batu dan mayat penambang lain," ujar Deni kepada tribunmanado.co.id saat terbaring di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kotamobagu.

"Saya terus berdoa kalau memang belum di sini ajal saya maka tolak akang pa kita (selamatkan saya)," ujar Deni.

Deni terjebak di satu titik berukuran sekitar 3 meter x 3 meter. Dia bersama tiga orang lainnya. Dua orang penambang dari daerah lain.

"Awalnya kami masuk lima orang, tiga sudah tidak tahu di mana. Ada dua penambang lain yang membantu kami keluar," ujar Deni.

Di saat itu, Deni menahan sakit, kaki kiri terjepit batu dan mayat. Perlahan dia berusaha mengeluarkan kaki kiri.

"Awalnya saya dorong mayat, kemudian batu saya ketuk perlahan-lahan hingga menjadi tiga bagian. Saat itu, bebatuan kecil terus berjatuhan. Tangan kiri saya gunakan menangkis batu kecil. Namun tetap saja ada beberapa yang lolos dan kena kening saya," ujar Deni.

"Saya kemudian berusaha merangkak keluar perlahan. Saat itu, terdengar banyak suara minta tolong. Tapi apa daya kami juga berusaha menyelamatkan diri. Di luar sudah banyak orang saya diselamatkan, dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit," Ujarnya

Deni mengatakan kejadian ini yang terparah. "Sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini. Banyak penambang yang menjadi korban," ujar dia (Tribunnews.com).

Kapolda Sulut Irjen Pol Sigid Tri Hardjanto telah memberikan perintah agar jajarannya mulai dari Polres Kotamobagu, Brimob, Samapta dan Dokkes (Tim DVI) agar segera turun melakukan bantuan dan evakuasi. Selain itu masih terdengar suara-suara minta tolong dari korban selamat yang masih terjebak di puing-puing batuan dan material longsoran. Semoga penambang yang masih hidup bisa diselamatkan, juga korban yang meninggal dapat dievakuasi.

Tags :