Terlarang Dikunjungi Jumat dan Sabtu, Ini Kisah Kampung Albino di Garut
12 April 2020 by Muchamad Dikdik R. Aripianto
Menengok 'Walanda Sunda' di Garut
Di kaki Gunung Ciburuy terdapat sebuah kampung yang terkenal dengan keunikan dan sejarahnya. Kampung tersebut adalah Kampung Ciburuy. Kampung ini berada di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.
Keunikan yang terdapat di kampung ini adalah beberapa warganya berkulit albino (sebutan warga: bule). Hal tersebut membuat warga di kampung ini sering mendapat julukan Walanda Sunda.

Biasanya seseorang yang berkulit albino merupakan faktor gen bawaan atau keturunan, namun di kampung ini tidak demikian. Umumnya seorang yang memiliki kulit albino tidak dapat bertahan lama berada di bawah sengatan sinar matahari, akan tetapi tidak dengan warga kampung ini, mereka biasa beraktivitas di bawah sinar matahari.
Baca Juga: Ulah Makhluk Halus? Ini Penyebab 'Gancet' Saat Berhubungan Seks dengan Pasangan
Hal yang paling unik adalah di kampung ini warga yang memiliki kulit albino hanya ada 6 orang, 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Sejak dulu hal ini menjadi keunikan tersendiri. Pasti hanya ada tiga pasang yang memiliki kulit albino.
Konon, jika seorang yang berkulit albino meninggal pasti akan ada yang melahirkan seorang anak berkulit albino, hingga jumlah orang yang berkulit albino menjadi genap menutupi warga albino yang meninggal. Dalam sumber lain menyebutkan jumlah warga yang berkulit albino adalah kelipatan 3.
Dilansir dari Merdeka.com (07/03/2020), menyebutkan sampai dengan awal Maret lalu warga yang berkulit albino berjumlah 9 orang, yaitu Jajang sebagai warga albino termuda berumur 2,5 tahun, Emak Entar yang berumur 60 tahun menjadi yang tertua.
Baca Juga: Waduh! Warga Wonogiri Pilih Pakai Jimat untuk Tangkal Virus Corona
Selain itu ada Lukman Hakim (13), Asep (50), Firman (40), Isur Suryana (41), Rosana (17), Heri (15), dan Dewi Resmana (13) merupakan warga yang berkulit albino.

Menurut warga setempat, dilansir dari Garutexpress.id, sejarahnya dahulu ada seorang Belanda mengunjungi Ciburuy dan tanpa sengaja melihat sepasang kecebong putih. Orang tersebut kemudian berjanji ingin menuntut ilmu tentang budaya Sunda.
Baca Juga: Kisah Petilasan Mbang Lampir di Gunungkidul, Jadi Tempat Favorit Para Pelaku Pesugihan
Lalu beliau mendapat ilham apabila ingin mencari ilmu di Tanah Sunda maka ia harus menyimpan sesuatu sebelumnya. Kemudian ia menempelkan jarinya ke perut warga desa Ciburuy yang sedang hamil. Semenjak itu di desa Ciburuy selalu ada warga yang berkulit albino.
Selain hal unik tersebut, Kampung Ciburuy tidak boleh dikunjungi setiap Jumat dan Sabtu. Meskipun belum diketahui sebab musababnya, akan tetapi warga dan masyarakat sekitar menghormati aturan ini secara turun temurun.
Kisah tentang Kampung Ciburuy ini diceritakan secara turun temurun oleh warga, ada yang meyakininya sebagai bagian dari sejarah ada juga yang menganggapnya mitos belaka.
Apa pun yang mendasari kejadian ini, kita harus tetap menghargai kisah ini sebagai keberagaman budaya atau sebagai bagian dari sejarah.