Kisah Haru Petugas Kebersihan yang Bagikan Sebagian Besar Hasil Kerjanya untuk Anak Miskin
22 Juli 2021 by Idham
Zhao, petugas kebersihan yang mendedikasikan hidupnya untuk menolong orang
Seorang petugas kebersihan di China diusung namanya sebagai pahlawan setelah diketahui oleh publik bahwa dia telah mendedikasikan sebagian besar hasil kerjanya selama 30 tahun untuk menolong anak-anak yang ekonominya berada di bawah garis kemiskinan.
Selama kurun waktu itu, pria yang dikenal dengan panggilan Tuan Zhao ini telah menghabiskan uang sebesar 180.000 yuan atau setara dengan 382 juta rupiah. Padahal, gaji bulanannya hanya sebesar 2.000 yuan atau setara dengan 4,2 juta rupiah.
Tuan Zhao hidup di Shenyang, tepatnya di provinsi Liaoning. Dia adalah orang yang super hemat. Bahkan, gaya hidup hematnya mungkin bisa dinilai cukup ekstrem untuk ukuran orang yang masih memiliki penghasilan setiap bulannya.
Setiap harinya dia makan mie rebus yang biasa saja, dia tidak pernah membeli baju baru selama 30 tahun, dan dia tinggal di rumah yang sederhana saja. Namun, orang-orang yang mengenal Tuan Zhao justru mungkin lebih mengenal dia sebagai orang yang sangat 'kaya' dalam artian tertentu.
Dengan penghasilan dari kerja yang dia lakukan setiap harinya, sebenarnya gaji dia sudah cukup untuk membuat dirinya bisa hidup lebih nyaman. Tidak makan makanan yang itu-itu saja, bisa membeli baju baru, atau bahkan bisa merenovasi rumahnya.
Akan tetapi, Tuan Zhao tahu betul bagaimana rasanya hidup dalam jeratan kemiskinan sehingga akhirnya dia lebih memilih untuk berbagi dengan orang lain, khususnya anak-anak terlantar.
Tanpa mengesampingkan kewajiban untuk menafkahi keluarganya, Tuan Zhao memilih anak-anak miskin untuk ditolong karena dia sendiri mengalami masa kecil yang penuh dengan kesedihan. Ayahnya meninggal dunia sejak usianya masih sangat dini, dan ibunya mengidap penyakit mental sehingga kemampuan ekonomi keluarganya terhitung sangat rendah.
Untuk bertahan hidup, dia hanya bisa bergantung kepada kebaikan penduduk desa tempat dia tinggal saat masih kecil. Teringat dengan jasa orang-orang yang membantunya, Tuan Zhao memutuskan untuk melanjutkan kebaikan yang pernah menjadi sandarannya untuk hidup.
Pada awalnya, keluarga Zhao sendiri merasa aneh dan terkejut dengan gaya hidupnya yang tidak biasa itu. Tidak hanya keluarganya saja, banyak sekali orang yang mendengar tentang dirinya dan bertanya-tanya bagaimana seorang pekerja bisa menghabiskan sebagian besar penghasilannya yang sudah minim kepada orang lain?
Tuan Zhao tidak mengambil pusing suara-suara itu karena dia tahu dia telah melakukan hal yang benar. Pria berusia 58 tahun ini pernah mengalami masa-masa sulit dengan keluarganya saat kondisi ekonomi keluarga Zhao tidak memungkinkan lagi bagi mereka untuk tetap tinggal di rumah mereka sebelumnya.
Akhirnya, rumah itu dijual, dan keluarga Zhao harus mengontrak rumah untuk tempat tinggal. Istrinya sampai terus-terusan melontarkan pertanyaan yang sama, “Kenapa dia memberi uangnya terus kepada orang asing, sedangkan keluarganya sendiri kesusahan?” ujarnya.
Untuk menenangkan istrinya, Zhao mengajak istrinya ke desa tempat anak-anak yang dibantu Zhao tinggal. Setelah melihat kondisi anak-anak itu, istri Tuan Zhao tidak pernah mengomeli Zhao lagi soal gaya hidupnya.
Kebaikan Tuan Zhao pernah bermuara kepada kisah yang manis. Suatu ketika, Tuan Zhao sakit parah sehingga dia harus masuk rumah sakit. Saat istrinya tidak bisa mendampingi Zhao di rumah sakit, anak-anak miskin yang dia bantulah yang menemaninya.
Melihat bagaimana kebaikannya bisa berbuah kepada indahnya nilai kemanusiaan, di usianya yang sudah hampir 60 tahun, Tuan Zhao memilih untuk tidak pernah berhenti menolong anak-anak miskin sampai ajal menjemputnya.
