Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung Lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten

Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten
Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten | www.solopos.com

Pelaku kesehariannya hanya mabuk-mabukan dan tidur-tiduran saja.

Maksud baik seorang ayah yang mengingatkan anaknya untuk segera mencari pekerjaan ternyata tidak disambut dengan tepat. Girno (55) warga Dukuh Kemadohan, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, harus meregang nyawa setelah dianiaya putranya sendiri, Johan Okiyanto (29).

Wakil Kepala Kepolisian (Waka Polres) Klaten, Kompol Zulfikar Iskandar mengatakan bahwa peristiwa penganiayaan hingga membuat korban meninggal tersebut terjadi pada Senin (2/12/2019) sekitar pukul 17.00 WIB. Perbuatan keji itu pelaku lakukan karena merasa kesal terlalu sering dimarahi oleh korban yang merupakan ayah kandungnya sendiri.

Korban dinilai telah menyinggung pelaku setelah mengatakan, meski sudah dewasa, pelaku hanya bisa mabuk-mabukan dan tidur-tiduran saja. Hal itu korban katakan dengan maksud agar pelaku mau bergerak untuk mencari pekerjaan.

Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten
Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten | cdn2.tstatic.net

Dilansir dari Kompas.com (11/12/2019), sayangnya maksud baik korban tidak disambut baik oleh pelaku, sehingga timbul adu mulut di antara keduanya. Puncaknya terjadi ketika korban mengambil pasir dan menuangkannya di dekat pelaku yang sedang tidur.

Baca juga: Viral Remaja Peragakan Salat Sambil Joget Diiringi Musik Disko

Tidak senang mendapat perlakuan seperti itu dari korban, pelaku kemudian marah besar dan memukul kedua sisi pelipis korban. Tidak hanya itu, pelaku bahkan juga mencekik korban hingga tewas.

"Pelaku memukul korban dengan tangan sebanyak dua kali mengenai pelipis korban. Pelaku emosi sering dimarahi korban karena belum punya pekerjaan," kata Zulfikar di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2019).

Alih-alih merasa bersalah karena telah melakukan perbuatan durhaka, setelah menghabisi nyawa ayah kandungnya sendiri, pelaku malah asyik pergi berkeliling Klaten dengan mengendarai sepeda onthel. Bahkan pelaku sama sekali tidak punya niat untuk kabur.

Baca juga: Dikira Lagi Nge-prank, Remaja di Gowa Tewas Tenggelam Disaksikan Teman-temannya

Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten
Kesal Sering Dimarahi, Pria Ini Bunuh Ayah Kandung lalu Bersepeda 'Chill' Keliling Klaten | solotrust.com

Kasus ini kemudian terungkap setelah mayat korban diketahui, yakni tiga hari setelah kejadian, Kamis (5/12/2019). Ketika itu, warga sekitar mencium bau yang sangat menyengat dari dalam rumah milik korban.

"Setelah dicek, ternyata benar korban sudah meninggal dengan posisi terlentang di tempat tidur dan kondisi tubuh sudah membusuk," ujar Zulfikar.

Baca juga: Viral Video Anggota Banser Tetap Sabar Meski Dimaki Monyet hingga Kafir

Pelaku akhirnya dapat ditangkap kurang dari 24 jam setelah penemuan mayat korban, yakni pada Jumat (6/12/2019). Pada saat dilakukan penangkapan, pelaku sedang berada di rumah dan hendak pergi ke rumah neneknya yang berlokasi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 44 ayat (3) tentang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Artikel Lainnya

Kasus serupa juga terjadi ada Oktober lalu. Seorang pria bernama Wahudin (28) dari Tegal, Jawa Tengah, tega membunuh ayah kandungnya sendiri, Rahadi (58) dengan cara yang sangat sadis.

Pelaku menghabisi korban dengan sebilah kapak sampai darahnya berceceran. Bahkan untuk menghilangkan jejak perbuatannya, pelaku membuang jasad ayahnya ke dalam septic tank dan menutupnya dengan adukan semen.

Baca juga: Nekat Kejar Penjambret, Aksi Emak-emak Ini Malah Tewaskan 2 Orang Tak Bersalah

Kasus tersebut kemudian terungkap setelah jasad Rahadi ditemukan oleh istrinya, yang juga merupakan ibu pelaku, Sariah (56). Sariah mengaku, awalnya ia merasa terkejut ketika pulang ke rumahnya usai berkunjung ke rumah anak lainnya dan melihat ceceran darah di dalam rumah.

“Kaget, saya tidak menyangka sama sekali,” ungkap Sariah, Rabu (30/10/2019).

Karena curiga, ia mencoba menelusuri hingga menemukan suaminya sudah meninggal di dalam septic tank.

Tags :