Keluh Bocah Obesitas Sebelum Meninggal Dunia, Satia: Pak Saya Sudah Tak Kuat Lagi
01 Oktober 2019 by Dea DezellyndaBocah obesitas meninggal dunia
Satia Putra (7), seorang bocah obesitas di Karawang, Jawa Barat menghembuskan napas terakhir pada hari Sabtu (28/9/19) lalu. Satia sempat dirawat di puskesmas dekat rumah sebelum dirujuk ke rumah sakit. Bocah berumur 10 tahun itu mengeluh sesak napas karena asma dan diperparah dengan berat badannya yang mencapai 110 kilogram. Satia pernah ditawari untuk operasi penyempitan lambung, namun sang ayah menolak karena tak tega melihat anaknya dioperasi.
Berat badan terus naik
Dilansir dari Kompas.com, Senin (30/9/19), Satia Putra, bocah yang mengalami obesitas dengan berat 110 kilogram asal Karawang, meninggal dunia saat hendak dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Sabtu (28/9/19).
Sebelum meninggal berat badan Satia terus melonjak dari 97 kilogram mencapai 110 kilogram. Kedua orangtua Satia, Sarli (50) dan Komariah (40) mengaku tak bisa mengontrol nafsu makan sang anak. Satia selalu rewel jika keinginannya tak dipenuhi termasuk saat terus minta makan.
“Terakhir (beratnya) 110 kg dari 105 kg. Naik lima kilo,” kata Sarli saat ditemui di rumahnya, Minggu (29/9/19).
Baca juga: Orangtua Hampir Tewas Dibunuh Anak Asuh Berusia 9 Tahun, Ternyata Adopsi Wanita Psikopat
Sarli pernah ditawari untuk melakukan operasi penyempitan lambung untuk anaknya, namun ia mengaku tak tega.
“Saya tidak tega, dia (Satia) masih kecil,” katanya.
Mengeluh kesakitan
Pada hari Sabtu (28/9/19) siang, Satia masih sempat meminta kepada ayahnya untuk dibelikan mainan. Sarli saat itu meminta Satia untuk tidak terlalu banyak bermain.
“Dia bilang, Pah beli mainan yuk,” kata Sarli menirukan sang anak.
Baca juga: Sempat Dikira Batuk Pilek, Hasil Diagnosa Malah Sebut Anak ini Idap Penyakit Mematikan
Tak lama setelah itu, Satia mengeluh kesakitan dan merasa sesak napas. Satia lalu dilarikan ke puskesmas dekat rumah untuk mendapat penanganan.
“Pak saya nggak kuat, soalnya sakit banget. Siangnya padahal beli mainan naik motor. Saya bilang jangan banyak-banyak. Katanya sekali ini saja pak,” imbuh Sarli saat menirukan anaknya.
Saat sampai di puskesmas, dokter memberi rujukan kepada Satia untuk dibawa ke rumah sakit. Belum sempat dibawa ke rumah sakit, Satia sudah meninggal terlebih dahulu.
Baca juga: Jempol Tangan Membusuk Lantaran "Malpraktik", Cewek ini Harus Rela Diganti Sama Ini
“Saya pinjam cator ke Pak Lurah (kades). Baru beres-beres, catornya dibersihin, udah nggak ada (meninggal) sekitar jam sembilan malam,” kata Sarli.
Makan hingga 7 kali sehari
Menurut sang ayah, berat badan Satia terus naik usai disunat. Nafsu makan Satia terus bertambah hingga mencapai berat badan 110 kilogram. Sarli menceritakan jika sang anak bisa makan 6-7 kali dalam sehari porsi dewasa dan masih ditambah ngemil.
Menurut dokter, saat diperiksa Satia tak memiliki kelainan dalam organ tubuhnya. Satia hanya memiliki masalah pada nafsu makannya saja. Dokter juga telah memberikan Satia obat penurun nafsu makan namun tak membuahkan hasil.
Memiliki berat 110 kilogram di usia 10 tahun membuat Satia kesulitan beraktivitas. Satia tak bisa tidur telentang dan harus diganjal bantal. Orangtua Satia bahkan sampai membuatkan bangku khusus supaya Satia bisa tidur dengan nyaman.
Satia sempat menjadi pembicaraan warganet karena memiliki tubuh obesitas. Satia yang tak bisa mengendalikan nafsu makannya itu membuat berat badannya melonjak terus. Satia sampai tak mau pergi ke sekolah karena merasa minder memiliki tubuh obesitas.