Keluhan Driver Ojol Sulitnya Mengais Rezeki Gara-gara Corona

Driver ojek online
Driver ojek online | liputan6.com

Semoga wabah ini segera berlalu

Pandemi virus corona tidak hanya membuat banyak orang menjadi korban kesehatan, tapi juga korban ekonomi. Bisnis travel, pariwisata, serta hiburan paling terdampak dan terpaksa memecat atau merumahkan sebagian karyawannya. Kesulitan ekonomi juga dialami oleh driver ojek online. Seperti cerita seorang driver ojol bernama Didi Maryadi ini.

Selama empat tahun menjadi driver ojol, inilah masa paling sulit yang pernah dia alami. Didi adalah driver ojol yang sehari-hari membelah jalanan Depok. Namun, sejak Depok menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hampir tidak ada penumpang yang dia angkut. Cuma terkadang dia mendapatkan orderan untuk mengantarkan barang.

Didi menceritakan kepada Kompas bahwa dia biasanya bisa mengangkut 5-7 penumpang setiap hari. Namun, kini meskipun sudah menunggu berjam-jam di pinggir jalan, tetap tak ada orderan yang masuk ke ponselnya. Jalanan sepi karena banyak orang yang berada di rumah saja. Yang ada di benaknya hanyalah bagaimana cara memberi makan anak istrinya hari itu.

Baca Juga: Meskipun Bekerja Jadi Driver Ojek Online Sambil Kuliah, Cowok Ini Mampu Lulus Secara Cum Laude

Driver ojek online
Driver ojek online | ekonomi.bisnis.com

Didi harus menafkahi lima orang di rumahnya. Istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan pemasukan dari sang suami. Anak pertamanya berprofesi sebagai driver ojol dan memilih untuk tidak narik gara-gara corona. Putra keduanya sedang dirumahkan oleh perusahaan. Anak ketiga yang merupakan perempuan masih duduk di bangku SMA.

Anak bungsunya merupakan pelajar SD yang tidak bisa berbuat banyak membantu ekonomi keluarga. Alhasil, Didi melakukan segalanya untuk mendapatkan uang asalkan halal. Didi rela menjadi pesuruh untuk mengantarkan barang, meski bayarannya tidak seberapa.

Kadang-kadang suka ada orang minta tolong kirimi barang. Paling dapat Rp 30.000 sampai Rp 40.000. Tapi enggak setiap hari, paling dua hari sekali, tutur dia.

Tidak hanya memikirkan urusan perut keluarga, Didi juga dibuat pusing dengan uang kontrakan. Setiap tanggal 2, dia harus membayar uang sewa. Cicilan motor juga masih menanti untuk dilunaskan selama 17 bulan. Tidak ada keringanan biaya cicilan, hanya kelonggaran waktu saja. Didi pun hanya bisa berserah kepada Yang Maha Kuasa agar bisa melewati semua ini.

Baca Juga: Sedih, Kisah Driver Ojek Online Rawat Anaknya Dari Kecil Tanpa Istri Ini, Bikin Netizen Mengharu Biru

Driver ojek online
Driver ojek online | radarbali.jawapos.com

Lalu, bagaimana dengan bantuan pemerintah yang selama ini kerap digembar-gemborkan di media? Didi menyebut bahwa itu semua pepesan kosong. Tak ada bantuan mulai dari tingkat pemerintah pusat, sampai tingkat RT.

Enggak, saya belum dapat sama sekali. Sama RT-nya juga enggak ada. KTP saya kan masih alamat orang tua, sementara saya di sini ngontrak. Jadi saya sama RT sini mungkin enggak masuk hitungan atau bagaimana saya enggak tahu, ucapnya.

Pria ini tinggal di Kampung Bojong, RT07 RW 20, Depok Timur. Di wilayahnya, hanya ada 20 warga yang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Meski merasa miris, Didi tak bisa berbuat banyak dan enggan bertanya kepada pihak RT karena tahu hasilnya akan sia-sia.

Baca Juga: 8 Kalimat di Helm Driver Ojek Online Ini Sangat Mengharukan!

Belum sempat tuh (bertanya). Saya pikir buat apalah Memang enggak dapat, ucap dia.

Ajakan membantu driver ojol
Ajakan membantu driver ojol | kitabisa.com
Artikel Lainnya

Didi hanya bisa banting tulang di aspal jalanan yang panas dan berharap hari itu akan mendapatkan rezeki untuk dibawa pulang ke rumah. Jadi, kalau kamu mengeluh "mati kebosanan" karena kebanyakan di rumah sadarilah bahwa ada orang-orang di luar sana yang berupaya keras agar tidak mati kelaparan.

Tags :