Kejanggalan Kasus Audrey Semakin Terungkap, Kini Polisi Hendak Mengusut Akun Yang Pertama Memviralkan
16 April 2019 by Amadeus BimaBanyak yang berbalik memojokkan Audrey
Kasus pengeroyokan yang dialami oleh Audrey memasuki babak baru. Kalau dulu semua warga Indonesia seakan bersatu menyuarakan dukungan untuknya, kini dukungan terbelah. Apalagi setelah hasil visum yang keluar dari rumah sakit menyatakan bahwa Audrey mengalami penganiayaan ringan, tidak seperti yang digembar-gemborkan di media sosial. Organ kewanitaannya juga tidak dicolok oleh pelaku.
Ditambah dengan masa lalu Audrey yang semakin terungkap, membuat sebagian netizen menyuarakan bahwa #AudreyBelumTentuBenar. Mendikbud sendiri mengatakan bahwa penganiayaan yang dialami oleh Audrey tidak seperti yang diceritakan di media sosial. Memang betul ada penganiayaan, tapi tidak sedramatis yang viral. Belakangan, polisi ingin mengusut orang yang pertama menyebarkan kasus ini.
KaroPenmas DivHumas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa mereka berencana menelusuri akun yang pertama kali memviralkan kisah Audrey. Mereka ingin mencari tau darimana orang tersebut mendapatkan data sehingga bisa membuat narasi penganiayaan yang dialami oleh Audrey. Polisi akan melakukan penelusuran ini bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Baru rencana dari Komisi Perlindungan Anak Daerah Kalimantan Barat akan melaporkan pemilik akun twitter tersebut yang membuat suatu narasi-narasi yang bukan sebenarnya sehingga terbentuk opini masyarakat yang misopini," ujarnya.
Oleh karena itu, dia sekali lagi mengingatkan kepada semua warga agar tidak terburu-buru memviralkan sesuatu yang masih belum jelas kebenaran dan ujung pangkalnya. Tunggu dulu sampai ada berita-berita lanjutan sehingga bisa diambil kesimpulan. Kalau sumbernya tidak kredibel, ya jangan langsung menelan mentah-mentah semua cerita yang dia sampaikan karena bisa aja bercampur aduk dengan opini.
Kalau nggak hati-hati, ya jadinya kayak kasus Audrey ini. Yang dulunya gencar mendukung, sekarang jadi bingung menentukan apakah Audrey emang layak didukung terkait kasus ini atau emang dia sebenarnya sedang mendapat karma doang. Polisi juga menegaskan bahwa hasil visum tak mungkin berbohong, dan visum membuktikan tidak ada luka memar dan membahayakan seperti info yang beredar.
Visum yang diberikan ahli sesuai kompetensinya. Kalau keterangan bisa berubah-ubah, kalau visum itu bukti autentik yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," kata dia lagi.
Pihak keluarga pelaku sendiri menyesalkan informasi yang beredar tersebut karena beberapa di antaranya adalah hoax. Oleh karena itu, mereka mengambil langkah tegas dengan melaporkan dua pemilik akun Twitter dan satu pemilik akun Instagram kepada Mapolda Kalimantan Barat. Pelaporan ini terkait hoax dan fitnah yang mereka sebarkan di media sosial terkait kasus Audrey.
Menurut pihak keluarga pelaku, informasi hoax itu menyebabkan para pelaku yang masih remaja dibully dan dihujat bertubi-tubi oleh netizen Indonesia. Bahkan, ada ancaman pemerkosaan dan pembunuhan yang datang kepada para pelaku. Teror datang silih berganti sehingga berpengaruh pada kondisi psikis para pelaku.
Di lain pihak, akun Twitter @zianafazura, sebagai salah satu akun yang gencar memviralkan kasus Audrey, mengatakan siap bertanggung jawab penuh atas semua cuitannya. Dia membantah hendak menggiring opini publik apalagi panjat sosial memanfaatkan kasus Audrey. Apalagi, dia sempat mengungkapkan rasa kecewanya kepada KPPAD yang hendak menyelesaikan kasus ini secara damai.
Terkait pelaporan yang ada, saya akan berusaha mempertanggungjawabkan isi thread saya terkait #JusticeForAudrey. Saya membuka DM untuk mempermudah komunikasi jika masih ada win-win solution. Mohon maaf.... Jika thread ini menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan. Terima kasih..'' tulisnya dalam cuitan.
Yah, kita tunggu saja gimana perkembangan kasusnya karena keluarga Audrey juga meminta dilakukan visum ulang karena hasil visum pertama dianggap kurang tepat. Gimana nih tanggapanmu terkait kasus ini?