Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Juru Kunci Gunung Hejo Sebut 'Penunggu' Marah
03 September 2019 by Mabruri Pudyas Salim
Pengembang tol Cipularang ingkari janji.
Untuk yang ke sekian kalinya, kecelakaan maut kembali terjadi di tol Cipularang. Peristiwa itu berlangsung pada hari Senin, 2 September 2019, tepatnya di Km 92, di jalur penghubung antara Purwakarta dengan Bandung. Tidak tanggung-tanggung, kecelakaan ini sampai melibatkan 21 kendaraan yang melaju dari arah Bandung menuju ke Jakarta.
Sampai saat ini polisi belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, Senin kemarin. Meski bukan pertama kalinya tol Cipularang memakan korban, namun peristiwa kali ini merupakan kecelakaan yang cukup besar hingga melibatkan 21 kendaraan.
Rencananya, polisi akan menganalisis penyebab kecelakaan tersebut dengan menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Dilansir dari Viva, Senin (2/9/2019), jalan tol Cipularang memang dikenal kerap memakan banyak korban pengendara yang melintas di sana. Jalan bebas hambatan tersebut terletak di area Gunung Hejo, yang dulunya merupakan habitat populasi monyet yang kini sudah punah.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Tol Cipularang, Dwi: Mobil Saya Terbang Kayak Fast And Furious
Terkait kecelakaan beruntun yang terjadi di tol Cipularang kemarin, sang juru kunci Gunung Hejo, Jaya Sukaya mengatakan bahwa selama dia menjadi juru kunci di sana, dia sering mengalami kejadian-kejadin mistis.
Salah satunya, ia sering melihat penampakan penunggu petilasan, Syekh Magelung Sakti. Menurut keterangannya, penunggu petilasan tersebut memiliki perawakan yang tinggi besar, berbaju putih, memakai sorban dan berjenggot.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan jika Gunung Hejo memang dikenal angker dan sering terjadi peristiwa aneh. Terlebih, setelah serangkaian peristiwa yang memakan korban di tol Cipularang. Banyak orang yang menghubungkan setiap kecelakaan dengan sosok makhluk ghaib penunggu Gunung Hejo.

Menurut Jaya, kecelakaan yang sering terjadi di tol Cipularang diakibatkan oleh kemarahan sang penunggu Gunung Hejo. Penunggu ghaib tersebut merasa dikhianati karena pembuat tol telah mengingkari janjinya.
“Mungkin saja Syekh Magelung marah, karena pembuat jalan tol ingkar janji. Dulu, katanya akan dibuat musala di Gunung Hejo. Selain itu, juga akan dibuka akses jalan ke Gunung Hejo. Tapi ternyata, sampai sekarang tidak pernah ada realisasinya,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kawasan Gunung Hejo merupakan kawasan ladang dan persawahan luas, sebelum adanya jalan tol. Tempat itu juga menjadi salah satu lokasi ritual. Untuk dapat mencapai lokasi ritual tersebut, orang-orang harus berjalan kaki melintasi pematang sawah dan jalan setapak di pinggir ladang.
Kemudian saat jalan tol dibangun, masyarakat sekitar berharap akan dibuatkan jalan ke arah Gunung Hejo. Namun sampai sekarang harapan tersebut tidak terwujud.
Maka tidak mengherankan, jika setiap kecelakaan yang terjadi di tol Cipularang, banyak orang akan mengkaitkannya dengan peristiwa mistis. Terlebih, dengan kisah Gunung Hejo yang dikenal angker oleh warga sekitar.