Melihat Lebih Jauh Katakombe Capuchin, Kampung Mayat di Bawah Tanah Italia
16 November 2020 by Muhammad Sidiq PermadiKayaknya kampung mayat ini seru buat uji nyali
Ketika seseorang meninggal, jasadnya akan dikuburkan di dalam tanah. Begitulah kebudayaan yang ada di hampir seluruh lapisan masyarakat dunia. Namun, beberapa kelompok membuat hal tersebut berbeda. Jasad yang sudah terbujur kaku akan mereka awetkan demi kepentingan tertentu.
Kegiatan tersebut dinamakan sebagai mumifikasi. Dengan melakukan mumifikasi, jasad yang sudah lama meninggal sekalipun dapat terus dilihat oleh orang-orang pada generasi mendatang. Salah satu tempat yang dijuluki sebagai kampung mayat berada di Negara Italia.
Negara yang terkenal dengan Menara Pisanya itu memiliki sebuah tempat untuk menyimpan ribuan mayat yang telah diawetkan. Tempat tersebut diberi nama Katakombe Capuchin. Seperti apa kampung mayat yang berada di bawah tanah Italia tersebut? Yuk, kita simak bareng-bareng!
Pengertian Katakombe Capuchin
Sebelum melihat lebih jauh tentang kampung mayat yang dimaksud, ada baiknya kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan katakombe. Adalah sebuah sebutan untuk semacam lorong bawah tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan mayat.
Dari sekian banyak katakombe, satu di antaranya yang cukup terkenal adalah Katakombe Capuchin yang ada di wilayah Palermo, Italia Selatan. Ketika kamu menyusuri katakombe ini, kamu bakalan serasa berada di tengah-tengah kampung mayat.
Pemandangannya yang begitu angker serta mayat yang disusun sedemikian rupa membuat bulu kuduk kamu bakalan merinding. Meski demikian, rasanya sayang jika kamu tidak ke sini ketika berada di wilayah Palermo.
Baca juga: Museum dengan Koleksi Mengerikan, Otak Albert Einstein Ada di Sini!
Tujuan awal dibangunnya katakombe
Pada mulanya, Katakombe Capuchin ini dibangun dengan tujuan menyimpan mayat layaknya katakombe pada umumnya. Akan tetapi, semakin ke sini, Katakombe Capuchin menjadi semacam penyimbolan tentang bagaimana rasanya ketika mereka yang masih hidup berbaur dengan mereka yang sudah mati.
Mayat-mayat yang ada di sana dipajang dalam posisi sedang berdiri atau pun duduk dengan mengenakan pakaian lengkap. Pemandangan seperti itu menggambarkan seolah-olah mereka tengah menyapa para wisatawan yang datang ke tempat tersebut.
Sejarah Katakombe Capuchin
Sejarah dibangunnya katakombe ini berawal dari abad ke-16. Pada saat itu, kelompok biarawan Capuchin melakukan penggalian di bawah biaranya. Kemudian pada tahun 1599, mereka melakukan proses pengawetan atau mumifikasi pertama di sana terhadap anggotanya yang bernama Silvestro dari Grubbio.
Proses pengawetannya pun terbilang cukup sederhana. Pertama mereka memindahkan mayat Silvestro ke dalam katakombe dan membiarkannya begitu saja. Karena katakombe ini memiliki kondisi yang sangat kering, cairan dalam tubuh Silvestro pun menguap secara alamiah.
Setelah cairan dalam tubuh habis, anggota Capuchin kemudian melumuri jasad Silvestro dengan menggunakan cuka. Selang setahun kemudian, jasad Silvestro diberikan pakaian lengkap dan dipajang di tembok katakombe.
Berbagai jenis mayat ada di sini
Seiring dengan berjalannya waktu, Katakombe Capuchin ini mengalami perluasan wilayah. Jumlah mayat yang ada di sini pun terbilang banyak dan terus bertambah tiap tahunnya. Setidaknya terdapat 1.252 mayat yang sudah diawetkan dari 8.000 mayat yang ada di sini.
Mayat-mayat yang diawetkan di katakombe pun dibagi ke dalam beberapa bagian. Misalnya pada bagian aula yang ditempati oleh mayat dari para tokoh agama, perawan, anak-anak, serta orang kaya yang sengaja memesan tempat agar dimakamkan di sini.
Mereka yang kaya raya biasanya akan memesan tempat di sini ketika masih hidup. Mayatnya pun akan diberikan keistimewaan, yakni dengan didandani dengan pakaian terbaik sebelum dipajang di tembok katakombe atau pun cukup disimpan di dalam peti mayat.
Mereka yang melakukan hal tersebut berharap agar sanak familinya masih bisa merasa dekat dengannya meski ia telah mati.
Baca juga: 5 Fakta Tentang Body Farm, Ladang Mayat Berjuta Informasi
Meski bisa memesan tempat di katakombe ini, namun mereka akan dikenai pembayaran secara berkala. Dengan kata lain, ketika keluarga jenazah telah menghentikan pembayaran, jasad anggota keluarga yang disimpan di katakombe akan dpindahkan ke tempat lain yang lebih tertutup hingga pihak keluarga bersedia untuk melanjutkan proses pembayaran.
Sistem pembayaran berkala ini ditetapkan seiring dengan banyaknya permintaan orang-orang agar bisa dimakamkan di tempat ini. Sejalan dengan semakin banyaknya orang-orang kaya yang minta dimakamkan di sini, pengaruh dan reputasi yang dimiliki oleh kelompok biara Capuchin pun semakin meningkat.
Sempat ditutup, namun dibuka kembali
Katakombe Capuchin sempat secara resmi ditutup, yakni pada tahun 1880. Akan tetapi, katakombe ini tetap melayani jasa penampungan mayat hingga awal abad ke-20. Sementara itu, jenazah biarawan terakhir yang dimakamkan di sini bernama Ricardo. Jasad Ricardo dimakamkan pada tahun 1871.
Jasad yang paling terkenal bernama Rosalia Lombardo
Satu di antara sekian banyak jasad yang berada di sini bernama Rosalia Lombardo, seorang anak berusia 2 tahun yang harus wafat pada tanggal 6 Desember 1920 akibat penyakit radang paru-paru.
Jasad Rosalia terkenal karena ia lebih terlihat seperti seorang bayi yang tertidur daripada mayat. Jasadnya didandani dengan mengenakan pita serta diselimuti oleh kain kafan berwarna kemerahan.
Kotak kaca tempat disimpannya jasad Rosalia menjadi salah satu tujuan favorit dari wisatawan yang berkunjung ke Katakombe Capuchin. Mereka ingin melihat lebih dekat seperti apa penampakan dari Rosalia yang dikenal dengan sebutan “putri tidur” ini.
Berkat kerja keras sang ayah
Terawatnya jasad Rosalia tidak terlepas dari kerja keras sang ayah, Alfredo Salafia. Ia merasa sangat terpukul karena harus kehilangan putrinya yang masih berusia sangat muda. Ia pun kemudian menggunakan keahliannya dalam bidang kimia untuk melakukan pengawetan terhadap tubuh Rosalia.
Kebetulan Salafia merupakan seorang professor kimia di sebuah universitas yang ada di Sisilia dengan bidang keahlian pengawetan mayat. Hasil dari kerja keras Salafia pun terbayarkan. Kini, jenazah Rosalia berada dalam kondisi yang amat baik meski telah hampir seabad lamanya meninggal.
Beberapa peneliti pun sangat penasaran bagaimana caranya Salafia dapat mengawetkan jasad Rosalia dengan begitu baik. Akhirnya para tim antropolog yang dibantu oleh Dario Piombino-Mascali (seorang curator Katakombe Capuchin) dapat menguak hal tersebut ketika menemukan catatan yang dibuat oleh Salafia.
Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa jasad Rosalia diawetkan dengan menggunakan campuran yang terdiri atas satu bagian gliserin, satu bagian formalin yang sudah dijenuhkan terlebih dahulu dengan menggunakan sulfat zinc dan klorida, serta satu bagian larutan alkohol yang sudah dijenuhkan menggunakan asam salisilik.
Itu dia beberapa fakta serta ulasan tentang kampung mayat yang bernama Katakombe Capuchin. Apakah kamu tertarik untuk berkunjung ke tempat ini?