Jumlah Di AS Tembus 400 Ribu Kasus, Trump Tuduh WHO Pro Tiongkok!

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Donald Trump dan WHO saling berbalas kritik di tengah pandemi

Masih menjadi negara di urutan pertama dengan jumlah kasus terbanyak yaitu lebih dri 400 ribu orang, jumlah kasus di Amerika Serikat tersebut berarti lima kali lipat dari jumlah kasus di China. Lebih dari 14 ribu orang dinyatakan meninggal di negeri Paman Sam tersebut.

Melnasir katadata.co.id (09/04/2020), Donald Trump menuduh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlalu fokus kepada China dan membuat kesalahan dalam memberi pedoman penananganan virus corona, sehingga jumlah kasus di dunia terutama Amerika Serikat bukannya mereda tapi semakin meningkat.

Dalam briefing di Gedung Putih pada Selasa (07/04/2020), Trump menganggap WHO terlalu Tiongkok-sentris dan mengatakan akan menarik dana bagi organisasi kesehatan tersebut, meski akhirnya ia terdengar seperti menarik ucapannya dengan mengatakan akan melihat dulu perbaikan WHO.

Saya tidak mengatakan saya akan melakukannya, tetapi akan melihatnya, ucapnya

ilustrasi
Trump Menganggap WHO Terlalu Fokus Pada China | Tempo.co

Tanggapah Pihak WHO

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan tanggapannya terhadap kritik Trump pada sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss (8/4)

Tolong jangan mempolitisasi virus ini. Ini menunjukkan perbedaan yang anda miliki dengan negara lain. Jika anda ingin memiliki banyak kantong mayat, maka silahkan lakukan, ucap Tedros

Tedros yang mengatakan bahwa saat ini persatuan negara sangatlah penting guna melawan pandemi juga menjelaskan runutan waktu mengenai aksi yang dilakukan WHO dalam menghadapi Covid-19.

Sehari setelah China melaporkan beberapa kasus di Wuhan, tepatnya pada tahun baru , pihak WHO mengaktifkan tim dukungan manajemen insiden guna mendiskusikan tanggapannya di markas besar, markas besar regional dan tingkat negara.

Kemudian pada 5 Januari, kasus penyebaran terjadi di luar Tiongkok, WHO pun mengumumkan darurat kesehatan masyarakat agar menjadi perhatian internasional, “Ini tingkat alarm tertinggi kami,” jelasnya

Pada awl Februari 2020, tim manajemen krisis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diaktifkan untuk membantu tanggapan.

Kami mengatakan kami telah melakukan semua yang kami bisa, tetapi kami akan terus melakukan segalanya, siang dan malam, seperti yang telah kami lakukan saat ini untuk menyelamatkan hidup. Kami tidak ingin membuang waktu, imbuhnya

Tedros menambahkan bahwa pihaknya perlu mengadakan penilaian terlebih dahulu jika ada penyakit baru yang muncul, misalnya virus corona ini, WHO harus melakukan asasmen guna mengenali kekuatan dan kelemahan virus.

Kritikan Kembali Trump Pada WHO

Menanggapi komentar Tedros, Donald Trump kembali melontarkan kritiknya terhadap WHO pada Rabu (8/4).

Saya tidak percaya dia berbicara tentang politik, ketika Anda bisa melihat hubungan mereka dengan Tiongkok. Tiongkok menghabiskan US$ 42 juta, kami menghabiskan US$ 450 juta dan semua pedoman penanganan tampak seperti hanya cara Tiogkok. Ini tidak benar, tidak adil bagi kami dan dunia, tegas Trump

Secara tersirat Trump berpendapat jika WHO memberikan analisis yang benar dalam pandemi ini, korban yang berjatuhan tidak akan sebanyak sekarang.

Saya pikir ketika Anda mengatakan lebih banyak kantong mayat, memang benar. Jauh lebih baik jika mereka memberikan analisis yang benar, ucapnya

Baca Juga : Setelah Menjuluki Covid-19 “Virus China”, kini AS Klaim Jumlah Korban di Tiongkok Palsu!

Artikel Lainnya

WHO dikritik karena mengandalkan angka resmi pemerintah Tiongkok mengenai jumlah kasus di sana, yang mana diragukan oleh beberapa pihak pejabat yang akurat. Bahkan WHO juga menerima kritikan terkait cuitannya pada 14 Januari yang menyatakan bahwa pihak otoritas Tiongkok dalam penyelidikan awal tidak mendapat fakta bahwa virus tersebut bisa menular dari manusia ke manusia.

Lalu pada 4 Februari lalu WHO menyatakan bahwa SARS-CoV-2 belum bisa disebut pandemi. Namun dianggap sebagai epidemi dengan lebih dari satu lokasi.

Tags :