Heboh Video Salat Berjamaah Pegang Pedang Panjang dan Serukan Jihad, Polisi Siap Usut
01 Desember 2020 by Ade WismoyoMengganti bunyi azan salat menjadi seruan untuk jihad.
Video sekelompok orang menjalankan salat berjamaah sambil membawa pedang beredar luas. Dalam video tersebut, sejumlah pria tampak menjalankan salat dengan menggenggam senjata berbentuk seperti pedang dan sabit di tangan mereka masing-masing. Tak hanya itu, dalam video lainnya juga terdapat penggantian bunyi azan salat menjadi seruan jihad.
Menanggapi kemunculan video ini, pihak kepolisian mengaku akan segera turun tangan. Polisi akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif di balik pembuatan video tersebut.
Membawa senjata tajam
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, sekelompok orang yang terdiri dari kurang lebih tujuh pria tampak sedang menjalankan salat. Ada hal tak biasa yang mereka lakukan dalam video itu yaitu mendirikan salat sambil memegang senjata tajam. Senjata yang mereka genggam pun beraneka ragam jenisnya, mulai yang berbentuk seperti sabit, pedang, dan celurit.
Di video kedua, tampak lima orang pria menjalankan salat. Dalam video ini juga ditemui hal aneh lantaran sang muazin mengganti bunyi azan sholat 'Hayya 'alashshalaah menjadi 'Hayya Alasjihad'.
BACA JUGA: Selain Ilmu Agama dan Pendidikan, Bagi Netizen 6 Hal Kocak Ini Juga Perlu Diajarkan ke Anak
Polisi akan turun tangan
Menindaklanjuti viralnya video salat dengan senjata tajam dan seruan jihad, pihak Bareskrim Polri segera turun tangan. Dilansir dari Inews.id, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono menyatakan bahwa pihaknya akan segera menyelidiki video tersebut.
"Iya sedang diselidiki oleh tim Siber Polri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono Senin (30/11) dikutip dari Inews.id.
BACA JUGA: Film Horor Paling Horor dari Suzzanna yang Bikin Malam Jumatmu Jadi Mencekam
Kementerian Agama merespons
Dilansir dari Cnnindonesia.com, Wakilk Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengaku pihaknya belum memahami konteks dari video tersebut. Video tersebut kemungkinan bisa dimaksudkan sebatas sebagai konten media sosial saja, namun bisa juga memuat pesan tertentu di dalamnya.
Wamenag menyebut, apabila benar video tersebut dimaksudkan untuk meberi pesan berperang, maka hal itu tak relevan bagi bangsa Indonesia.
"Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia ini tidak bisa diartikan sebagai perang," kata Zainut dalam keterangan resminya, Senin (30/11) dikutip dari Cnnindonesia.com.
Peran penting pimpinan ormas Islam dan ulama
Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi juga menyebut bahwa peran pimpinan ormas Islam, ulama, dan kyai sangat penting untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat. Hal itu diharapkan mampu memberi pemahaman keagamaan yang komprehensif di tengah-tengah masyarakat.
"Di sinilah pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama, dan kyai memberikan pencerahan agar masyarakat memilik pemahamaan keagamaan yang komprehensif," kata Wamenag Zainut dikutip dari Cnnindonesia.com.
Diketahui beberapa akun Twitter seperti @digeeembokFC dan @AntibuzzerRp turut mengunggah video tersebut di dunia maya. Akun @AntiBuzzerRp bahkan mengaitkan seruan jihad dengan pemanggilan Habib Rizieq Shihab oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran protokol kesehatan di acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta, Sabtu (14/11) lalu.