Bikin Wali Murid Panik! Pembina di Jogja Ajarkan Tepuk Pramuka "Islam Yes Kafir No"

https://news.detik.com/
Tepuk Islam Yes Kafir No | news.detik.com

Wali murid protes dengan ajaran tepuk Pramuka "Islam Yes Kafir No"

Wali murid SDN Timuran Yogyakarta diresahkan dengan kemunculan tepuk Pramuka “Islam Yes Kafir No” yang diajarkan oleh pembina kepada para murid. Para wali murid kemudian melakukan protes ke kepada sekolah dan keberatan dengan diajarkannya tepuk Pramuka tersebut. Hal ini dikarenakan membawa nama kafir yang bisa menyinggung umat lain.

1.

Tepuk "Islam Yes Kafir No"

Dilansir dari Detik.com, Senin (13/01/20), salah satu peserta kursus pembina Pramuka mahir tingkat lanjutan (KML) bikin geger karena mengajarkan tepuk dan yel-yel Pramuka menyinggung kafir. Peristiwa itu diprotes wali murid karena dinilai rasis.

Awalnya tepuk Pramuka “Islam Yes Kafir No” ini viral setelah seorang wali murid berinisial K menceritakan adanya tepuk tersebut di sekolah anaknya. Wali murid itu menyampaikan protesnya terhadap tepuk Pramuka tersebut diajarkan kepada anak didik di sebuah grup WhatsApp.

Baca juga: Website Pengadilan Agama Sleman Di-hack Berisi Curhatan Percintaan

"Baru tahu saya ada pembina Pramuka yang ngasih pembinaan ke anak SD Negeri dengan mengajarkan tepuk RASIS. Iya, kebetulan tadi di sekolah kakak ada kedatangan pembina Pramuka. Lalu salah satu pembina pengajaran tepuk Islam. Di akhir tepuk ada yel-yel 'Islam Islam yes, kafir-kafir no'. Sebagai orang tua siswa aku proteslah," tulis K seperti dikutip detikcom, Senin (13/1/2020).

2.

Cerita wali murid

https://news.detik.com/
SDN Timuran Yogyakarta | news.detik.com

Saat dimintai konfirmasi terkait protesnya terhadap tepuk Pramuka tersebut, K membenarkan jika dalam tangkapan layar WhatsApp itu adalah tulisannya. Ia sendiri menyaksikan tepuk Pramuka “Islam Yes Kafir No” saat menjemput anaknya di sekolah. K pun kaget saat mendengar tepuk yang menurutnya tak pantas diajarkan kepada murid-murid.

Baca juga: Kebelet Nikah! Pria Ini Sampai Promosikan Dirinya Lewat Spanduk

"Saya kaget kok di akhir tepuk kok ada 'yel-yel Islam Islam yes, kafir-kafir no'. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior, saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu. Karena menurut saya itu mencemari Kebhinekaan pramuka," tutur K.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Timuran, Esti Kartini angkat suara usai tepuk Pramuka itu viral dan menuai kontroversi. Tepuk tersebut diajarkan pada hari Jumat (10/01/20) lalu saat kegiatan Pramuka. Esti menegaskan jika pembina Pramuka yang mengajarkan tepuk tersebut bukan dari sekolah melainkan dari Kwarcab Kota.

"Itu (yang mengajarkan tepuk Islam) bukan pembina kami. Kami cuma ketempatan, itu kegiatannya Kwarcab Kota. Setelah ini kita akan klarifikasi ke Kwarcab," jelas Esti saat ditemui wartawan di SD N Timuran, Jalan Prawirotaman No 1 Yogyakarta.

Baca juga: Malu Hamil Hasil Hubungan Gelap, Wanita 21 Tahun Buang Bayinya untuk Jadi 'Makanan' Lele

3.

Penjelasan pihak Kwarcab Kota

https://news.detik.com/
SDN Timuran Yogyakarta | www.merdeka.com

Saat dimintai keterangan, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengaku tak pernah memberi arahan kepada para pembina untuk mengajarkan tepuk Pramuka “Islam Yes, Kafir No”.

“Itu sebenarnya praktik dari salah satu peserta (pembina Pramuka) yang berasal dari Gunungkidul,” ujar Heroe.

Baca juga: 3 Pemuda Ini Peragakan Gerakan Salat Seperti Silat, Ujungnya Ditangkap Polisi

Heroe sendiri tak pernah tahu jika ada tepuk Pramuka tersebut karena memang tidak pernah mengajarkan. Heroe menduga jika salah satu peserta praktik KML sendiri yang berinisiatif untuk mengajarkan tepuk tersebut.

“Nah, sebenarnya di microteaching, di pengajaran, dan segala macam tidak ada (materi) tentang tepuk Pramuka yang seperti itu, nggak ada. Nah, tiba-tiba memang peserta ini kemudian menyampaikan tepuk (Islam) seperti itu,” imbuhnya.

Artikel Lainnya

Kabar kemunculan tepuk Pramuka “Islam Yes, Kafir No” ini menimbulkan protes netizen di media sosial. Banyak yang menyebut jika tepuk Pramuka itu tak pantas diajarkan kepada para murid, terlebih dengan membawa kegiatan Pramuka yang mana sangat menjunjung tinggi toleransi.

Tags :