Heboh Nelayan Selayar Tangkap Ikan Oarfish, Pertanda Gempa dan Tsunami Dahsyat?
10 Desember 2019 by Dea DezellyndaKemunculan oarfish dipercaya sebagai pertanda gempa bumi
Banyak legenda yang hidup di masyarakat tentang kemunculan hewan tak lazim secara tiba-tiba sebagai pertanda bencana alam. Salah satunya adalah kemunculan ikan oarfish yang pada dasarnya hidup di kedalaman samudera. Untuk itu kemunculan oarfish secara tiba-tiba disebut menjadi pertanda terjadinya bencana gempa bumi hingga tsunami.
Beberapa waktu lalu di Indonesia, tepatnya di Selayar, nelayan tak sengaja menangkap oarfish. Kemunculan ikan tersebut disangkutpautkan dengan datangnya bencana gempa.
Disebut pertanda gempa bumi
Foto-foto nelayan di Selayar saat menangkap oarfish diunggah oleh akun Instagram @makassar_iinfo pada hari Senin (9/12/19) kemarin. Terlihat beberapa foto oarfish dengan panjang lebih dari 3 meter itu berbentuk pipih dengan warna dominan perak. Oarfish jarang ditemui nelayan karena memang hidup di laut dalam.
Tertulis dalam keterangan foto tersebut bahwa kemunculan oarfish ini selalu disangkutpautkan dengan terjadinya gempa bumi.
Baca juga: Geger Ikan yang Bertuliskan "Ambon" dan "Maluku" di Sekujur Tubuhnya. Tanda Kiamat?
“Munculnya ikan itu, membuat warganet resah. Pasalnya, kemunculan ikan tersebut sering dikait-kaitkan dengan akan terjadinya gempa," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Unggahan yang telah disukai lebih dari 81ribu akun tersebut terlihat dibanjiri komentar warganet. Kemunculan oarfish sebagai pertanda gempa bumi itu pun menjadi perdebatan.
@melisanadilla23: “Banyak2 istighfar hhayuk”
@nengsih_wigar: “Smoga kita smua dijauhkan dari musibah dan bencana dan sllu dlm lindungan allah swt. Aamiinnn”
Kepercayaan masyarakat Jepang
Kemunculan oarfish ke permukaan laut disebut sebagai pertanda gempa bumi ini merupakan legenda masyarakat Jepang. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memastikan jika legenda tersebut belum bisa dipastikan karena sampai saat ini belum ada penelitian yang membenarkan.
"Tampaknya tanpa ada penelitian ilmiah, maka tidak akan pernah diketahui apakah cerita rakyat tersebut fakta atau hanya legenda saja. Hasil kajian statistik terbaru mengungkap bahwa jenis ikan laut dalam seperti oarfish yang muncul di perairan dangkal tidak berarti bahwa gempa akan segera terjadi,” ujar Daryono.
Dilansir dari Detik.com, Senin (9/12/19), Daryono mengatakan majalah ilmiah bergengsi Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA) pernah mempublikasikan fenomena kemunculan ikan laut dalam dan kaitannya dengan peristiwa gempa besar. Namun hasil kajian ternyata bertentangan dengan cerita rakyat yang berkembang di Jepang.
Fenomena Upwelling
Kemunculan ikan laut ke permukaan laut ini sering menggegerkan masyarakat Indonesia. Dalam penelitian Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA), memastikan jika kemunculan ikan ke permukaan laut bukanlah pertanda bencana alam.
Baca juga: Terbongkar! Usai Dipecat, IKAGI Sebut Dirut Garuda Punya Hubungan Spesial dengan Pramugari
"Para peneliti dalam mengkaji hubungan antara kemunculan ikan laut dalam dan gempa besar di Jepang menggunakan data cukup lama. Dalam kajian tersebut, hanya menemukan satu peristiwa yang dapat dikorelasikan secara masuk akal, dari 336 kemunculan ikan dan 221 peristiwa gempa bumi," kata Daryono.
Kemunculan ikan tersebut karena adanya fenomena upwelling yang berarti adalah saat air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak ke permukaan laut. Untuk itu ikan-ikan biasanya mengikuti arus laut tersebut sampai di permukaan laut.
"Jika hanya satu atau dua ekor ikan, maka beberapa paper menyebutkan bahwa oarfish juga memiliki kebiasaan mengambang di dekat permukaan air ketika mereka sakit atau sekarat. Selain itu, ada faktor lain yang memicu ikan muncul ke permukaan laut, seperti mengikuti arus laut," tutur Daryono.
Dipastikan kemunculan oarfish bukanlah pertanda akan terjadi bencana gempa bumi ataupun tsunami. Untuk itu, BMKG berpesan kepada masyarakat untuk tak mempercayai kabar yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini dikarenakan sampai saat ini terjadinya gempa bumi tak bisa diprediksi.