Heboh Awan Berbentuk Tsunami di Selayar Gegerkan Warga, Pertanda Akan Ada Badai Dahsyat?

Kemunculan awan tsunami
Kemunculan awan tsunami | www.kompas.com

Kemunculan awan berbentuk tsunami di Kepulauan Selayar

Setelah dihebohkan dengan penemuan ikan oarfish yang ditangkap oleh nelayan di perairan Selayar disebut sebagai pertanda gempa, kini warga kepulauan Selayar kembali dihebohkan dengan kemunculan awan “tsunami”.

Dalam sebuah foto dan video yang diunggah oleh sebuah akun Facebook, terlihat fenomena alam yang tak biasa. Tampak awan berbentuk garis layaknya sebuah gelombang tsunami. Unggahan ini pun langsung ramai dibicarakan oleh netizen dan dipercaya menjadi pertanda bencana alam.

1.

Kemunculan awan “tsunami”

Kemunculan awan tsunami ini menjadi ramai diperbincangkan usai foto-fotonya diunggah oleh akun Facebook Putra Siswanto pada hari Rabu (08/01/20) lalu. Dalam foto itu terlihat garis panjang yang tampak membelah langit menyerupai gelombang tsunami.

“Fenomena awan sunami dilangit. Kab.Kep Selayar,” tulis Putra dalam keterangan unggahan tersebut.

Baca juga: Heboh Foto Penampakan Monster Purba Sepanjang 8.000 Km, Ini Faktanya!

Suasana dalam foto tersebut terlihat mendung. Beberapa orang tampak penasaran dengan kemunculan awan itu. Menurut Putra, foto tersebut diambil di sebuah daerah di Selayar, Sulawesi Selatan pada hari Rabu (08/01/20) sama pukul 07.42 WITA.

“Itu kejadiannya pagi sekitar jam 07.42 WITA, sebelum apel kesiapsiagaan dalam rangka mengantisipasi dan menghadapi terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor di wilaya Kabupaten Kepulauan Selayar,” ujar Putra dilansir dari Kompas.com, Kamis (09/01/20).

2.

Penjelasan BMKG

Kemunculan awan tsunami
Kemunculan awan tsunami | banjarmasin.tribunnews.com

Kemunculan awan yang tampak seperti gelombang tsunami itu menimbulkan pertanyaan dari masyarakat. Banyak yang berasumsi kemunculan awan itu adalah pertanda akan terjadi bencana alam.

Baca juga: Kebakaran Hutan Dahsyat di Australia Sebabkan 500 Juta Satwa Mati, Foto-fotonya Memilukan

Dilansir dari Sindonews.com, Kamis (09/01/20), prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar, Rizki, mengatakan fenomena awan berbentuk gelombang tsunami biasa terjadi saat musim hujan.

Awan yang disebut sebagai awan tsunami itu adalah awan kumulonimbus. Awan ini biasa muncul di wilayah tropis sebagai pertanda akan terjadi hujan lebat. Biasanya awan kumulonimbus ini juga pertanda hujan disertai angin kencang di atas 25 kilometer per jam. BMKG meminta masyarakat untuk tetap waspada dan tidak termakan isu-isu yang belum tentu benar.

"Itu biasa disebut fenomena awan kumulonimbus memang biasa terjadi saat memasuki musim hujan. Itu yang menyebabkan berpotensi hujan sedang sampai lebat," kata Rizki.

Baca juga: Kemunculan Oarfish Disebut Pertanda Tsunami, Kenapa sih Kita Hobi Percaya Mitos?

3.

Penampakan dari citra satelit

Kemunculan awan tsunami
Penampakan awan tsunami | news.okezone.com

Berbeda dengan BMKG, seorang astronom amatir, Marufin Sudibyo memberikan penjelasan atas kemunculan awan tsunami. Dilihat melalui citra satelit, memang terlihat ada tutupan awan di perairan Selayar. Namun Marufin menyatakan jika lapisan tersebut bukanlah awan kumulonimbus.

"Kalau berdasarkan citra satelit, memang ada tutupan awan di Selayar kemarin. Tapi bukan awan Cumulonimbus yang menjadi sumber hujan deras/badai," pungkas Marufin.

Baca juga: Heboh Ribuan Ikan Penis Terdampar, Ternyata Anak Ini Sudah 'Meramal' Saat Dipanggil Jokowi

Awan tersebut adalah awan Stratocumulus. Pada ketinggian tertentu terjadi pertemuan udara hangat yang mengandung uap air dan juga udara dingin. Di ketinggian terbentuknya awan tersebut terdapat dinamika atmosfer. Apabila dinamika atmosfer tersebut aktif, otomatis ketebalan awan akan semakin bertambah.

“Jadi, awan ini dengan dasar rendah dan puncak menengah bisa mendatangkan hujan tapi bukan hujan deras atau badai,” imbuhnya.

Artikel Lainnya

Masyarakat diminta untuk tak berasumsi atas kemunculan awan tsunami dengan mengaitkan akan terjadi bencana besar. Awan tersebut merupakan fenomena alam biasa.

Tags :