Habiskan Waktu 2 Jam Untuk Merias Diri, Gadis Ini Berusaha Tutupi Kondisi Wajah Aslinya
29 Juni 2021 by Didot SanjayaGunakan Foundation dan Concealer Berlapis-Lapis Untuk Tutupi Jerawat
Tampil cantik merupakan dambaan setiap para wanita, dengan kecantikan yang dimiliki para kaum hawa ini akan menjadi lebih percaya diri untuk menunjukkan identitas mereka.
Untuk tampik cantik para wanita biasanya bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk duduk didepan cermin dan merias wajahnya.
Hal ini pula lah yang dilakukan oleh remaja asal Glasgow, Inggris, Abigail Collins. ia mampu menghabisakan waktu berdandan selama dua jam setiap harinya lengkap menggunakan foundation dan concealer berlapis-lapis.
Bukan tanpa sebab ia rela menghabiskan waktu untuk merias dirinya, Abigail melakukan ini untuk menutupi kondisi wajahnya yang berjerawat parah sejak ia berusia 10 tahun.
Namun setelah bertahun-tahun gadis 19 tahun ini menutupi wajahnya dengan tampilan makeup yang tebal, kini ia pun mulai berani dan percaya diri menampakkan wajah aslinya.
Walau diakui sampai saat ini ia masih menghindari dekat dengan pria karena masih belum siap untuk hal itu.
"Aku kesulitan untuk bisa menjalin hubungan karena aku sangat sadar diri tentang kulitku dan penampilanku, terutama untuk menjalin hubungan romantis, jadi aku masih menghindarinya."
Ia merasa khawatir saat kencan, takut dinilai tak jujur oleh pria karena makeup tebalnya.
"Ini sungguh menyulitkan dan membayangkan bagaimana orang lain menilaimu,"
Abigail mengaku mulai mengalami masalah wajah berjerawat sejak ia mulai puber saat usia 10 tahun.
Sejak lima tahun yang lalu, kondisi jerawatnya semakin hari semakin parah. Ia pun bercerita jerawat baru muncul setiap harinya.
Gara - gara masalah wajah yang dialaminya ini, saat bersekolah ia pun sering terlambat datang ke sekolah hanya karena waktu terbuang habis untuk dandan selama dua jam.
Bahkan ia juga sempat merasa ada dititik paling rendah dalam urusan kepercayaan diri, akibat sering di-bully teman - temannya karena kondisi kulitnya yang berjerawat.
Pada saat awal masuk kuliah, Abigail masih juga merasa tak percaya diri dan tetap melakukan rutinitas makeupnya seperti biasa.
Namun karena padatnya jadwal kuliah membuat ia semakin sulit untuk bisa dandan berjam-jam.
Hingga pada sauatu saat, di semester dua tingkat kepercayaan dirinya muncul karena ia menyadari bahwa di kampus tak ada yang peduli dengan penampilannya.
Walapun tingkat kepercayaan dirinya berangsur-angsur mulai meningkat, namun untuk urusan percintaan Abigail masih menghindari untuk berkencan.
Perasaan takut masih ada, bila tiba-tiba ada ucapan negatif dari pria yang akan mengencaninya.
Padahal jika didefinisikan 'kecantikan' bagi seorang pria adalah relatif, maka jangan pernah lupa yang paling penting dalam mecintai seseorang bukanlah karena kecantikan yang dia miliki, namun harus juga diketahui terlebih dahulu apakah hatinya juga baik atau tidak.
Karena cinta itu dinilai bukan dari wajah yang cantik. Akan tetapi cinta bisa dinilai dari baik buruknya sifat yang ia miliki.
Bukankah begitu seharusnya.