Kisah Putri Tidur di Dunia Nyata, Gadis Ini Bisa Tidur Selama Dua Bulan!
25 Februari 2021 by Idham
Mengidap sindrom langka, gadis ini bisa "berhibernasi" hingga dua bulan.
Siapa yang tidak tahu kisah “Putri Tidur”? Cerita rakyat populer yang sempat dikemas ulang oleh Studio Disney ini mengisahkan tentang Putri Aurora yang dijebak oleh penyihir jahat. Sehingga dia tertidur dan tidak bisa dibangunkan sebelum ada cinta sejati yang memberikan ciuman kepadanya.
Kisahnya berakhir indah, tapi apakah kamu pernah membayangkan menjadi Aurora? Yakni tidur dalam durasi yang sangat panjang, bahkan hingga berbulan-bulan?
Dilansir dari Odditycentral.com (28/10/19), Sharik Tovar, gadis berusia 17 tahun dari Acacias, Kolombia, mengidap gejala tidur yang sangat langka. Dia mengidap sindrom Kleine-Levin sejak dirinya berusia 2 tahun, dan sindrom ini membuatnya bisa tidur dalam jangka waktu yang sangat lama.
Sepanjang sejarah mencatat, hanya ada 40 kasus serupa yang ditandai dengan durasi tidur yang berlebihan dan perubahan pada pola perilaku serta kemampuan kognitif yang dimiliki pengidapnya.
Baca juga: Pakai Cincin Terlalu Banyak, Jari Pria Ini Jadi Bengkak hingga Membusuk
Gejala kelainan tidur yang dialami oleh Tovar bahkan bisa membuatnya tidur selama dua bulan penuh. Selama dia tidur, ibunya akan memberi asupan makanan dalam bentuk cairan untuk menjaga kondisi tubuh anaknya.
Seakan ujian belum cukup menerpa keluarganya, Tovar bahkan bisa mengalami hilang ingatan saat dirinya terbangun dari tidur panjangnya.
“Setelah dia tertidur selama 48 hari pada bulan Juni tahun kemarin, dia kehilangan ingatannya secara temporer dan lupa bahwa saya adalah ibunya,” ujar sang ibu Marleny Tovar.
Baca juga: Mengikuti GPS, Bus ini Malah Nyasar Sampai ke Hutan Belantara. Disesatkan Hantu?
Di tahun ini, Sharik berhibernasi selama 22 hari pada bulan Januari dan Februari, dan pada rentang waktu itu, ibunya harus mengawasinya setiap saat dan memberinya asupan makanan setiap beberapa jam sekali.
Sharik tidak menggunakan tabung infus karena dia masih bisa menerima asupan makanan yang disuapi oleh ibunya. Demi menjaga anaknya, Marleny harus keluar dari pekerjaannya karena dia harus mengawasi anaknya sepanjang waktu.
Kondisi Sharik yang menuntut pengawasan dari ibunya sepanjang waktu secara tidak langsung berpengaruh pula pada kondisi finansial keluarganya. Sehingga Marleny memutuskan untuk meminta bantuan kepada pemerintah Kolombia.
Tapi sebenarnya, sejak tahun 2017 pemerintah Kolombia sudah mengatakan akan menyanggupi permintaan itu dan berjanji akan menyediakan tempat tinggal gratis. Namun, janji itu belum direalisasikan hingga kini, dan Marleny hanya bisa berharap bantuan dari pemerintah akan segera datang.
