Foto Satelit ini Diduga Ungkap Pembakaran Desa Etnis Rohingya di Myanmar!

Anak-anak Rohingya di Kamp pengungisan Myanmar
Anak-anak Rohingya di Kamp pengungisan Myanmar | wartakota.tribunnews.com

Miris, Kaum Rohingya masih menghadapi diskriminasi!

Entah sampai kapan penderitaan etnis Rohingya aka berakhir, setelah beberapa dari mereka ditemukan terombang-ambing di laut Bangladesh untuk kabur dari Myanmar, kini muncul kabar bahwa rumah dan bangunan etnis tersebut di Rakhine, Myanmar sengaja dibakar.

Melansir Wartakoralive.com pada Rabu (27/5/2020), dugaan itu datang lantaran adanya foto satelit yang membuktikan telah terjadi pembakaran besar-besaran di lokasi itu.

Baca Juga : Dua Pengungsi Rohingya di Bangladesh Positif Corona, Ribuan Lainnya Terancam Terinfeksi!

Anak-anak Rohingya di Kamp pengungisan Myanmar
Foto satelit yang menunjukkan kerusakan besar di desa Rohingya, Provinsi Rakhine, Myanmar (16/5/2020) | wartakota.tribunnews.com

Foto satelit tersebut dikatakan selaras dengan laporan-laporan yang diterima Human Right Watch (HRW) mengenai operasi tentara Myanmar dalam beberapa bulan belakangan.

Pembakaran di Desa Let Kar ini merupakan bukti dari kebiasaan militer Myanmar membakar desa-desa sejak beberapa tahun terakhir ini, ungkap Phil Robertson selaku Wakil Direktur Human Right Watch (HRW) dalam pernyataan tertulis pad Selasa (26/5/2020) sebagaimana dikutip aljazeera.com.

HRW menereangkan bahwa foto satelit yang diambil tanggal 16 Mei 2020 pada pukul 10.30 tidak menunjukkan adanya kerusakan di Desa Let Kar. Tetapi sat pukul 14.12 foto satelit menunjukkan adanya kebakaran melus di desa tersebut. Menurut HRW ada sekitar 200 bangunan yang terbakar.

Foto tersebut menguatkan kesakisan beberapa orang di daerah setempat yang mengatakan adanya tentara yang melakukan operasi militerpada tanggal tersebut. Bahkan ada sebagian penduduk desa yang dekat dengan Desa Let Kar mengaku mendengar suara tembakan gencar dari Let Kar serta menyaksikan adanya asap tebal yang membumbung.

Baca Juga : Sedih! Perahu Berisi Ratusan Muslim Rohingya Kelaparan Terombang-Ambing Di Laut

Anak-anak Rohingya di Kamp pengungisan Myanmar
Anak-anak etnis Rohingya | Kiblat.net

Salah seorang warga yang pernah tinggal di Desa Let Kar mendatangi desa pada 17 Mei 2020, ia melihat bekas rumahnya dan bangunan sekolah terbakar.

HRW menambahkan bahwa pembakaran desa itu adalah gaya khas militer Myanmar saat melakukan operasi militer di Provinsi Rakhine pada tahun 2012, 2016 serta 2017.

Di sisi lain, pihak militer Myanmar sendiri pada 17 Mei lalu mengaku pasukannya memang memasuki Desa Let Kar. Ketika berpatroli, pasukan militer tersebut diserang oleh gerilyawan Tentara Arakan. Selain itu, militer juga menunjukkan sejumlah foto bangunan terbakar yang diduga diambil memakai drone. Menurut pihak militer, Tentara Arakan yang mereka temui itulah yang membakar bangunan-bangunan di Desa Let Kar.

Kemudian pada 19 Mei lalu, Tentara Arakan membantah tuduhan tersebut, mereka tidak merasa membakar bangunan-bangunan seperti yang dituduhkan. Mereka juga memaksa diadakannya penyelidikan independen agar pelaku sebenarnya diketahui.

Tentara Arakan sendiri merupakan kelompok yang memerjuangkan pemisahan Provinsi Arakan yang dihuni oleh etnis Rohingya. Akibat diskriminasi yang berkepanjangan, muslim Rohingya diketahui melarikan diri ke barbagai negara termasuk Indonesia.

Baca Juga : Sedih! Pengungsi Muslim Rohingya di Myanmar Kini Terancam Virus Corona!

angkatan bersenjata Myanmar merilis foto Tentara berupaya memadamkan api di rumah yang terbakar di Provinsi Rakhine, Myanmar
angkatan bersenjata Myanmar merilis foto Tentara berupaya memadamkan api di rumah yang terbakar di Provinsi Rakhine, Myanmar | Kompas.com
Artikel Lainnya

Menurut data yang dihimpun oleh JawaPos.com, sekitar 1,3 juta populasi Rohingya di Myanmar semakin berkurang karena banyak yang melarikan diri ke beberapa negara seperti Bangladesh, Arab Saudi, Pakistan, Thailand dan Indonesia. Hal itu didasari tindakan represif yang membabibuta oleh militer Myanmar, sehingga etnis Rohingya banyak yang melarikan diri untuk mengungsi di negara lain. Di sisi lain, para etnis Rohingya harus menghadapi kenyataan bahwa mereka sulit untuk mendapat status kewarganegaraan.

Tags :