Sederet Foto Langka Kehidupan Mengerikan Pasien Gangguan Jiwa pada Abad ke-19!
31 Mei 2021 by Anis KhoerunnisaPasien gangguan jiwa diperlakukan tidak manusiawi!
Abad ke-19 merupakan masa reformasi untuk bidang kesehatan mental. Pada masa ini, terdapat perubahan mendasar dalam filosofi perawatan dan juga pembangunan rumah sakit jiwa yang besar.
Jika biasanya orang dengan gangguan jiwa diperlakukan seperti hewan, teori pengobatan moral psikiatri berusaha memperlakukannya lebih manusiawi.
Terlepas dari beberapa keberhasilan yang dicapai, institusi mental di abad ke-19 kerap gagal mencapai tujuan. “Menyembuhkan pasien” bagi lembaga ini seolah tidak realistis karena mereka justru menjadi “kandang” bagi pasien. Berikut adalah kondisi pasien gangguan jiwa abad ke-19:
Diputar sampai muntah
Benjamin Rush adalah pelopor perawatan kursi pemintalan abad ke-19. Perawatan ini mengharuskan pasien duduk di kursi yang digantung di langit-langit. Keemudian kursi tersebut akan terus diputar selama berjam-jam.
Cara ini diyakini mampu mengurangi aliran darah ke otak, mengendurkan otot, serta menurunkan nadi. Muntah yang dialami pasien pun dianggap hal yang baik karena menandakan racun keluar dari tubuh.
Baca Juga: 5 Gangguan Psikologis Teraneh di Dunia Medis
Dilecehkan oleh pegawai
Para pegawai di institusi mental kerap melakukan pelecehan terhadap pasien. Pasien yang sulit diatur sering dipukuli, ditahan, dan diisolasi. Menurut keterangan Nellie Bly, pasien kerap disiksa. Mereka dicekik, rambutnya dijambak, dan kepala mereka direndam dalam air.
Biasanya, para pegawai dengan sengaja mengganggu para pasien. Kemudian mereka pun akan melaporkan kondisi pasien kepada dokter. Sayangnya, dokter kerap kali tidak peduli dan hal ini membuat pasien sering mendapatkan pelecehan.
Baca Juga: Keecanduan HP, Jari Pria Ini Terus Bergerak
Diikat di kursi penenang
Benjamin Rush merancang kursi penenang untuk sepenuhnya melumpuhkan pasien dalam waktu yang cukup lama. Pasien akan diikat di kursi penenang selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Menurut sang perancang, kursi penenang inni akan mengurangi peredarah darah sehingga membantu menyembuhkan kegilaan.
Dimandikan air dingin
Mandi air dingin mungkin memang memiliki manfaat untuk tubuh, namun hal itu tidak berlaku di institusi mental abad ke-19. Pasien akan ditelanjangi secara paksa. Tubuhnya akan digosok dengan air sedingin es.
Tak jarang para pasien pun diseret, menggigil, dan gemetaran karena dimandikan dengan air sedingin es secara paksa. Biasanya pasien wanita dipaksa melakukan ritual mandi air dingin ini untuk mencegah hiperseksualitas.
Baca Juga: Inilah Rumah Sakit Jiwa yang Dianggap Sangat Menakutkan
Saat itu obat untuk mengatasi masalah gangguan jiwa pada tahun 1800an memang belum banyak. Akibatnya, para pasien kesulitan mendapatkan kesembuhan dan mereka pun harus mendekam seumur hidup di rumah sakit jiwa. Bahkan, tidak sedikit pasien yang akhirnya meninggal dan rumah sakit jiwa pun menjadi kuburan mereka.