Yakin Jadi Dokter Itu Enak? Dokter Bedah Plastik Ini Curhat Harus Bekerja Selama 180 Jam, Bahkan di Jam 3 Pagi
19 Januari 2021 by Amadeus BimaTahan nggak dengan ritme kerja mereka?
Kamu mungkin adalah salah satu orang yang bercita-cita menjadi dokter. Tidak ada yang salah dengan cita-cita itu, selama itu bukan merupakan hasil paksaan dari orangtua. Soalnya, orangtua kerap beranggapan bahwa profesi dokter adalah profesi yang penuh jaminan.
Bisa menghasilkan banyak uang dan juga bisa mendatangkan pamor di masyarakat. Padahal, menjadi seorang dokter itu butuh perjuangan yang tidak mudah loh, guys. Seperti yang dikisahkan oleh seorang dokter ahli bedah plastik yang bernama Dr Yumiko Kadota ini. Meskipun pekerjaannya sangat menghasilkan, dia justru mengatakan jika menjalani pekerjaan itu adalah salah satu pengalaman terburuk dalam hidupnya.
Pasalnya, dia harus bekerja selama 180 jam dalam 2 minggu dengan istirahat yang minim. Akhirnya, fisiknya drop dan dia harus berakhir di rumah sakit. Yumiko menuturkan bahwa dia memang baru bekerja selama 3 bulan sebagai ahli bedah plastik di klinik kecantikan.
Namun, dia tidak menyangka kalau pekerjaan itu akan membuatnya tidak punya waktu leluasa untuk tidur, makan, atau bahkan sekedar berkumpul teman-temannya. Dari pagi, malam, bahkan sampai dini hari, Yumiko selalu dihantui oleh pekerjaan.
Siklus dua minggu saya terlihat seperti ini: Ada panggilan dari Senin pagi jam 7.30 sampai Senin depannya jam 4 sore, sekitar 180 jam terus menerus. Ini berarti bahwa setiap saat selama 180 jam itu, saya dapat panggilan oleh rumah sakit," ungkapnya.
Meskipun dia sedang tidak berada di rumah sakit, dia masih saja mendapatkan panggilan telepon di perjalanan pulang, saat mandi, saat masak, bahkan saat bersiap tidur. Hal ini tentu sangat menganggunya karena dia jadi tidak bisa beristirahat dengan tenang. Padahal, besoknya harus kerja keras lagi. Yumiko berkata bahwa selama 2 minggu, dia hanya bisa tidur nyenyak selama 4 malam tanpa gangguan.
Bukan hanya pasien. Seorang dokter gawat darurat menelepon saya pada jam 3 pagi tentang janji temu. Saya menyatakan bahwa tidak tepat untuk membangunkan saya pada jam 3 pagi tentang hal-hal yang tidak mendesak. Ini bukan darurat. Tapi aku malah diminta berhenti menjadi perempuan yang emosional," imbuh Yumiko.
Karena me timenya sangat kurang, Yumiko mulai mengonsumsi makanan tidak sehat. Dia hanya makan keripik atau roti di rumah sakit lantaran selalu diburu oleh waktu. Akumulasi kebiasaa nini membuatnya mulai merasa tidak sehat. Kombinasi stres, dehidrasi, gizi buruk, dan kurang tidur memengaruhi kesehatannya.
Sebelum lebih hancur lebur, dia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya. Dia sadar akan konsekuensinya yaitu mungkin tidak akan mendapatkan pekerjaan di Bedah Plastik lagi di Sydney. Tapi, baginya hal ini lebih baik daripada dirinya sengsara. Kini, Yumiko menghabiskan waktunya untuk membaca buku, berlatih yoga, dan makan makanan seimbang untuk menyembuhkan dirinya sendiri dari trauma.
Penyembuhan ini sepertinya makan waktu lama karena terkadang Yumiko masih mengalami insomnia. Dia sering terbangun pada dini hari karena sudah terbiasa menerima panggilan telepon jam segitu. Dia harus mengingatkan dirinya sendiri untuk bisa rileks.
Menjadi dokter memang pekerjaan mulia karena bisa menolong banyak orang. Tapi, pastikan motivasimu kalau ingin menjadi dokter sudah benar, bukan hanya mengejar harta duniawi. Kalau tidak, kamu tidak akan kuat menahan tekanannya. Calon dokter yang lagi sibuk ko-as mana nih suaranya?