Diduga Lakukan Ritual Syiah, Satu Keluarga di Solo Diamuk Massa

Ilustrasi massa mengamuk
Ilustrasi massa mengamuk | m.liputan6.com

Padahal sedang mengadakan acara midodareni!

Satu keluarga di Solo yang tengah mengadakan acara midodareni dikepung dan diamuk massa, warga yang mengamuk itu merasa curiga bahwa acara keluarga yang dilakukan tersebut merupakan ritual syiah.

Sebagaiaman dikutip dari Suarajawatengah.id (9/8/2020), sejumlah orang yang mengamuk tersebut bergabung dalam laskar berbasis agama. Mereka diduga telah menganiaya tiga orang di Desa Metrodanan, RT 01, RW 01, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo pada Sabtu (8/8/2020).

Baca Juga : Ulama Iran: Albert Einstein seorang muslim Syiah

Ilustrasi massa mengamuk
Massa mengmuk karena salah satu keluarga dituduh melakukan ritual syiah | wow.tribunnews.com

Menurut penuturan lurah Pasar Kliwon, Supatno, sempat ada aksi brutal seperti pelemparan batu yang dilakukan massa. Hal itu menyebabkan tiga orang di Metrodanan mengalami luka-luka.

Warga yang mengamuk itu mengira acara kumpul-kumpul keluarga itu berhubungan dengan acara syiah. Namun ternyata acara tersebut dilakukan untuk persiapan agenda lamaran.

Keluarga dikumpulkan karena mau lamaran. Tapu dikira acara tertentu. Mereka dikira kelompok tertentu atau bagaimana, saya kurang tahu, jelas Supatno.

Baca Juga : Gara-gara Komentar di Grup WhatsApp, Dekan Unsyiah Aceh Polisikan Dosen!

Ilustrasi massa mengamuk
Ilustrasi garis polisi | m.mediaindonesia.com

Acara yang digelar di kediaman Assegaf bin Jufri berakhir gaduh dan menimbulkan korban luka-luka. Padahal pihak keluarga sedang menyusun persiapan penggelaran acara Midodareni yang diikuti oleh 20 orang.

Sayangnya, kelompok laskar yang jumlahnya sekitar 100 orang itu langsung menghampiri rumah acara itu diadakan. Sembari menanyakan perihal kegiatan yang dilakukan, mereka juga terdengar mengucapkan ujaran kebencian.

Tidak lama setelah itu, aparat kepolisian dari Polresta Surakarta datang dan mengajak melakukan negoisasi. Lalu saat proses negoisasi berjalan, massa marah-marah sambil berteriak bahwa negoisasi yang dilakukan terlalu lama, aparat pun meminta waktu tambahan 15 menit guna melakukan negoisasi ulang.

Kemudian ada 3 orang anggota keluarga yang mengendarai sepeda motor dan mobil berniat meninggalkan lokasi kejadian. Tiba-tiba beberapa anggota kelompok laskar langsung memukul menggunakan tangan kosong, sebagian juga tega melempari 3 orang tadi menggunakan batu.

Jumlah massa yang terlalu banyak dan tidak seimbang dengan jumlah perugas menyebabkan 3 korban tadi mengalami luka-luka. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Kustati Solo guna penanganan yang lebih lanjut.

Baca Juga : Kematiannya Diprediksi Picu Perang Dunia 3, Siapa Qassim Soleimani?

Konfirmasi GP Ansor

Dilansir dari Tribunwow.com (10/8/2020), Ketua Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Solo Arief Syarifudin mengatakan bahwa acara yang digelar tersebut merupakan acara midodareni.

Sebenarnya untuk acara tersebut merupakan acara keluarga. Yang diundang hanya kerabat, saudara-saudara, karena hanya mengadakan pengajian doa atau dibilang midodareni, jelas Arief.

Arief sendiri mengecam tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh sekelompok orang tersebut. Menurut Arief massa saat itu memang curiga terhadap acara yang dilakukan oleh pihak keluarga itu tidak sesuai dengan syariat islam.

Arief juga menambahkan bahwa ada 3 korban yang mengalami luka-luka akibat insiden itu, mereka saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

Di sisi lain, Kapolres Solo Kombes Pol Andy Rifai mengaku bahwa dirinya sempat kena pukulan ketika mengevakuasi warga yang diserang oleh ormas tersebut.

Waktu saya berupaya melindungi mereka, malah sempat mereka (ormas) memukul saya, jelas Andy pada Minggu (9/8/2020).

Kapolres Solo Kombes Pol Andy Rifai
Kapolres Solo Kombes Pol Andy Rifai | wow.tribunnews.com
Artikel Lainnya

Kendati terkena pukulan, Andy tetap berusaha untuk bisa mengamankan para korban. Andy juga menambahkan saat itu massa sempat setuju menghentikan aksi brutal tersebut, entah kenapa mereka kemudian malah mencegat proses evakuasi.

Tags :