Dibully Netizen karena Marahin Relawan Banjir Jabodetabek, Camat Ciledug Akhirnya Meminta Maaf
06 Januari 2020 by Amadeus BimaGaya-gayaan marahi relawan, malah dimarahi netizen, deh
Peristiwa banjir yang melanda wilayah Jabodetabek menjadi perhatian serius pemerintah. Warga pun saling membantu satu sama lain agar proses evakuasi dan pemberian bantuan berjalan lancar. Namun, Camat Ciledug, Tangerang yang bernama Syarifuddin ini justru memarahi relawan yang membantu proses evakuasi dan pendataan warga terdampak banjir. Bagaimana kronologinya?
Peristiwa ini diketahui terjadi di Perumahan Wisma Tajur, Ciledug, Tangerang. Ceritanya pertama kali diunggah oleh akun Facebook Fauzan Mukrim. Fauzan menuturkan bahwa kala itu ada seorang relawan berinsial R yang mengatur proses evakuasi dan distribusi logistik. Data-data warga terdampak banjir dia susun secara lengkap.
Belakangan, diketahui bahwa relawan itu bernama Raja. Tak lama kemudian, mendadak muncul seorang pria berbaju biru yang memarahi Raja karena mengambil alih proses evakuasi dan distribusi. Tak ayal, video ini viral dan menuai hujatan dari netizen. Akhirnya, Camat Syarifudin angkat bicara. Dia mengatakan ini hanyalah masalah miskomunikasi semata.
Saat itu kondisinya sudah lelah karena mengurus warga terdampak banjir seharian. Jadi, emosinya mudah tersulut. Ketika sedang lelah-lelahnya, dia melihat Raja yang mengevakuasi korban banjir tanpa personel di lapangan. Dia juga melihat Raja tidak menggunakan alat peralatan pengaman diri. Dia khawatir situasi ini membuat personel lainnya tak nyaman.
Baca Juga: Kelewat 'Santuy', Begini Kelakuan Nyeleneh Warga +62 Saat Banjir!
Cerita dibalik Bencana Banjir : ada yg kerja tanpa pamrih, ada pejabat yg cuma cari muka...
— Oji (@Oji4712) January 3, 2020
Kronologis cerita ada di bawah...? pic.twitter.com/xvH6SIMLKi
Tidak ada niat saya menghalangi siapa pun untuk menjadi relawan. Namun, dalam situasi tersebut semua harus dalam satu komando, sehingga semua tertangani dengan jelas dan by data.
Dari penglihatan semua itulah yang saya takuti, ada satu pihak yang membuat situasi tak nyaman bagi seluruh personel yang ada di lapangan sejak hari pertama. Terlebih bisa membuat warga bingung jika pengarahan dilakukan oleh banyak pihak,” ucapnya.
Syarifudin berujar bahwa penanganan bencana banjir di lokasi tersebut adalah tanggung jawabnya sebagai pejabat wilayah. Sementara itu, dia baru melihat Raja di hari kedua pasca banjir. Setelah insiden ini, Syarifudin juga sudah mencari informasi soal Raja lewat anggota Polsek Ciledug.
Kronologinya itu, Raja meminta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya. Di situ saya bertanya, 'Anda relawan bawa apa saja?'. Ia pun menjawab tak bawa apa-apa, ia hanya membawa selembar kertas dan pulpen," ujar Syarifudin.
Baca Juga: Cerita Pilu Korban Banjir yang Terjebak 18 Jam di Genteng, Ditemani Kegelapan dan Ular Kobra!
Namun, Syarifudin enggan memperpanjang masalah ini. Dia minta maaf karena tersulut emosi saat itu lantaran kondisi tubuh yang sudah lelah. Dia menegaskan tidak bermaksud menghalangi siapa pun yang ingin membantu korban banjir. Dia pun berterimakasih dan menyampaikan apresiasi terhadap seluruh relawan, petugas, dan warga yang telah bahu-membahu saling membantu.
Saya berterima kasih sebesar-bersarnya untuk seluruh relawan dan masyarakat yang telah membantu korban banjir di Kota Tangerang, khususnya di Wisma Tajur. Kita sama –sama berdoa dan terus bergerak, semoga Kota Tangerang cepat pulih," ungkap Syarifudin.
Namun, netizen tampaknya tidak begitu saja memaafkan Syarifudin. Mereka tetap mengkritisi Syarifudin yang dianggap tidak memperlihatkan kualitas pemimpin yang baik, tapi masih mewarisi sifat feodal pemimpin yang sok jago. Bagaimana menurutmu?