Unik, Desa ini Terapkan Aturan Tanam Pohon Setiap Ada Bayi yang Lahir!
16 Juni 2021 by Didot SanjayaWah ini nih patut dicontoh!
Masing-masing daerah pasti memiliki adat yang sesuai dengan ciri khas tradisinya masing-masing. tak jarang muncul keunikan tersendiri, baik dari budaya, kebiasaan, maupun masyarakatnya.
Seperti tradisi unik yang ada di Desa Piplantri, India ini, desa ini mewajibkan warganya menanam 111 pohon ketika seorang bayi perempuan lahir di desa tersebut.
Hal tersebut dilakukan untuk menyambut dan merayakan kelahiran bayi perempuan, juga sebagai wujud syukur karena jumlah penduduk desa tersebut telah bertambah.
Tradisi unik ada di Desa Piplantri ini pun sempat menghebohkan jagat internasional. Pasalnya, menanam banyak pohon bukanlah pekerjaan yang mudah, namun penduduk di desa tersebut tetap sanggup melakukan tradisi unik ini untuk menghormati bayi perempuan yang telah lahir.
Dilansir dari The Guardian, mantan kepala desa Piplantri, Shyam Sundar Paliwal lah yang awalnya mengagas ide ini kemudian menjadi tradisi hingga saat ini.
Awalnya, putri Paliwal pada saat itu meninggal di usia 16 tahun, ia pun menanam sebuah pohon untuk memberi penghormatan kepada putrinya.
Baca Juga : Bukan Hal Mistis, Ini Alasan Kenapa Pohon Bunga Kamboja Selalu Tumbuh Subur di Kuburan
Pohon tersebut dianggap sebagai simbol duka cita mendalam Paliwal kepada putrinya. Semenjak saat itulah, tradisi menanam 111 pohon dilakukan sebagai bentuk syukur juga untuk menyambut setiap bayi perempuan yang baru lahir.
Tidak hanya menanam, pohon pun harus dirawat hingga besar selayaknya membesarkan anak sendiri. Kedua orang tua juga harus menandatangani surat pernyataan akan memberikan pendidikan kepada putri mereka dan tidak akan menikahkan sebelum berusia 18 tahun.
Di tahun 2006, Paliwal memastikan warga desanya menghargai keberadaan anak perempuan. dilansir dari Atlasobsurca, Paliwal mengungkapkan ada sekitar 60 anak perempuan lahir di Piplantri setiap tahunnya.
Lebih dari setengah kasus, orang tua enggan menerima anak-anak gadis karena mereka dipandang kurang berharga.
Baca Juga : Berkat Mesin Ini, Ribuan Pohon di Indonesia Pun Bisa Terselamatkan dari Penebangan!
Mengatasi pola pikir yang seperti ini, maka dibuatlah program perayaan penanaman pohon. Cara tersebut dilakukan agar mendorong keluarga yang mendapatkan anak perempuan merasa gembira, hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk memerangi aborsi janin perempuan.
Sepuluh tahun kemudian, Piplantri dikenal dengan "eco-feminisme" dan sangat berkembang. Desa ini kini telah menanam beberapa jenis pohon dan mulai membawa hasil seperti, mangga, neem, sheesham dan amla, dan lainnya.
Didesa ini pihak keluarga yang melahirkan bayi perempuan, selain menanam pohon mereka juga wajib memberi dana senilai 500 dolar atau sekitar Rp7 juta kepada pihak desa.
Uang tersebut nantinya digunakan sebagai dana untuk masa depan sang bayi perempuan. Selain itu, uang tersebut juga dianggap sebagai simbol bahwa bayi tersebut bukanlah beban bagi keluarga.
Tradisi menanam 111 pohon inilah juga yang membuat wilayah Desa Piplantri kini memiliki hutan yang luas. Karena, setiap tahun pasti lahir seorang bayi perempuan di desa tersebut.
Diketahui, hampir setiap tahunnya terdapat kurang lebih 60 bayi perempuan yang lahir di desa Piplantri. Dengan kata lain, desa tersebut telah menanam hampir sekitar 7000 pohon untuk merayakan kelahiran bayi perempuan.