Dalam Kondisi Koma, Wanita Ini Berhasil Lahirkan Bayi Sehat Sebelum Berakhir Tragis
12 Januari 2021 by Mabruri Pudyas SalimPerjuangan berat seorang ibu untuk melahirkan bayi yang sehat.
Tidak diragukan lagi jika melahirkan seorang bayi merupakan perjuangan hidup-mati bagi seorang ibu. Maka tidak mengherankan jika kemudian muncul ungkapan yang menyatakan bahwa surga di telapak kaki ibu. Pasalnya, seorang ibu harus bertaruh nyawa agar bisa melahirkan bayinya dalam kondisi sehat.
Itu juga yang telah dilakukan oleh seorang atlet kano, Catarina Squeira, yang bertahan hidup dengan suatu alat bantu agar dapat melahirkan bayi laki-lakinya, sebelum kemudian meninggal setelah alat bantu kesehatannya dimatikan.
Catarina secara tragis divonis mengalami gangguan pada otaknya, yang menurut istilah medisnya disebut dengan mati otak. Kondisi tersebut menyebabkan seseorang kehilangan fungsi otak, termasuk fungsi reflek yang diperlukan untuk bertahan hidup. Kondisi ini membuat Catarina memerlukan alat bantu kesehatan untuk bisa bertahan hidup.
Catarina mulai mengalami kematian otak pada Desember 2019, setelah merderita asma akut. Pada saat itu dia juga tengah mengandung janin dengan usia kehamilan 19 minggu.
Akibatnya, Catarina harus menggunakan ventilator, sebuah alat bantu untuk menunjang organ-organ pentingnya untuk tetap berfungsi. Meski dalam keadaan koma, dengan alat bantu tersebut Catarina dapat bertahan hidup dan berhasil melahirkan bayi laki-lakinya.
Bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Salvador itu dilahirkan melalui operasi caesar, sehari lebih awal dari yang seharusnya. Dialnsir dari BBC via Mirror.co.uk, keputusan untuk melakukan operasi caesar lebih awal diambil karena kondisi pernapasan Catarina semakin memburuk.
Beruntung bayinya, Salvador, lahir dengan kondisi sehat dengan berat 3,75 pon. Dan menurut sebuah laporan yang dikutip Mirror.co.uk, Salvador akan dirawat di rumah sakit Neonatal selama tiga minggu ke depan.
Sejak mengalami kematian otak sampai berhasil melahirkan bayinya dengan selamat, Catarina telah bertahan hidup selama 56 hari dalam keadaan koma.
Suami Catarina, Bruno Sapolo, tidak berbicara banyak mengenai kelahiran putranya.
"Bayinya baik. Aku meminta Anda untuk menghormati kebisuan saya," kata Bruno Sapolo kepada CM Journal via Mirror.
Keputusan untuk membuat Catarina bertahan hidup sampai dapat melahirkan bayinya berada di bawah lindungan hukum Undang-Undang Donasi Organ Portugal.
Mengenai hal itu, Kepala Komite Etika Rumah Sakit, Filipe Almeida, mengatakan kepada media Portugis bahwa keputusan untuk menjaga Catarina dan bayinya tetap hidup telah dibuat bersama dengan ayah bayi dan keluarganya.
"Menjadi donor tidak hanya tentang berada dalam posisi untuk menyumbangkan hati atau jantung atau paru-paru, tetapi juga berada dalam posisi untuk memberikan diri Anda sehingga seorang anak dapat hidup. Dan tidak ada yang memiliki hak untuk mengganggu proses keputusan ibu," katanya pada Observador, dikutip dari Mirror.
Setelah melahirkan bayi yang sehat, Catarina akhirnya meninggal dengan tenang, sesaat setelah alat bantu kehidupannya dimatikan.