Viral Video Tabrak Lari di Overpass Solo hingga Tewas, Cerita Keluarga Korban Menyedihkan
12 Juli 2019 by Dea DezellyndaCerita pilu dari keluarga korban tabrak lari overpass Solo
Hampir dua minggu pelaku tabrak lari di overpass Manahan, Solo belum juga tertangkap. Kejadian berawal dari korban bernama Retnoningtri (54) pulang usai mengantar anaknya ke Terminal Tirtonadi pada hari Senin (1/7) dini hari.
Retno yang sedang berkendara di overpass Manahan tertabrak mobil dari arah berlawanan hingga terpental. Sehari dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu, Retno meninggal dunia.
Kisah pilu dirasakan keluarga Retno terutama anaknya. Meski sudah mengikhlaskan kepergian sang ibu, Harry, anak Retno masih menunggu pelaku untuk meminta maaf kepada keluarga. Harry juga menceritakan pesan terakhir sang ibu sebelum menghembuskan napas terakhir.
Cerita pilu sang anak
Retno menjadi korban tabrak lari di overpass Manahan, Solo usai mengantarkan anaknya ke Terminal. Dari pengakuan Harry, anak sulung dari Retno mengatakan bahwa sang ibu ingin mengantarnya ke terminal.
Biasanya setiap Harry akan berangkat kerja di Kudus, ia lebih memilih menggunakan jasa ojek untuk sampai ke terminal. Namun hari itu Retno sendiri yang menawarkan untuk mengantarkan Harry sampai terminal.
"Saya berangkat sekitar pukul 02.00 WIB. Biasanya naik ojek, tapi saat itu ibu saya sendiri yang ingin mengantarkan saya," kata Harry saat dihubungi detikcom melalui telepon, Kamis (11/7).
Harry mendapat kabar ibunya kecelakaan saat bus yang ia tumpangi sampai di Boyolali. Saat itu juga Harry langsung memutuskan untuk kembali ke Solo.
"Saya langsung turun dari bus dan naik ojek kembali ke Solo. Langsung ke RS Kasih Ibu," ujar dia.
Harry mengatakan jika ibunya mengalami luka serius di bagian kaki dan kepala. Setidaknya ada 6 titik yang patah akibat tertabrak.
Baca juga: Ibunya Tewas Jadi Korban Tabrak Lari, Pelaku Bawa Kabur Anak Balitanya
Pesan terakhir Retno kepada Harry
Saat di rumah sakit, Harry sempat berbicara dengan sang ibu. Harry mengungkapkan jika sang ibu meminta dirinya untuk menjaga adiknya, Roy Wira Aryono, yang sebentar lagi akan kuliah.
“Sejak sebulan terakhir memang ibu sering memberi nasihat. Ibu menitipkan adik saya agar bisa bekerja seperti saya,” ujar Harry
Meski sempat berkomunikasi dengan baik saat dirawat di RS, akhirnya Retno menghembuskan napas terakhir pada malam harinya, pukul 21.45 WIB. Dia dimakamkan di TPU Daksinoloyo pada keesokan harinya.
Semasa hidup, Retno bekerja keras untuk menguliahkan anaknya. Bahkan di usianya yang tak lagi muda Retno masih bekerja serabutan. Retno menawarkan jasa cuci setrika baju dan juga jasa antar jemput anak sekolah.
“Dia masih terima cucian baju, menyetrika, antar jemput siswa. Itu semua demi mencukupi biaya anaknya yang mau masuk kuliah tahun ini,” ujar Rahmani, adik dari Retno dilansir dari Tribunnews.com.
Perkembangan kasus tabrak lari
Hampir dua minggu mengusut kasus tabrak lari, akhirnya polisi menemukan titik terang. Polisi menyelidiki CCTV yang terpasang di sepanjang lokasi kejadian.
Polisi telah mengantongi nama dari pelaku tabrak lari. Meski sudah terungkap, polisi belum mempublikasikan dikarenakan alasan penyelidikan.
"Sudah kami identifikasi kendaraannya. Namun belum bisa kami publikasikan untuk alasan penyelidikan," ujar Kasatlantas Polresta Surakarta Kompol Busroni saat ditemui di kantornya, Kamis (11/7/2019).
Polisi juga meminta kepada pelaku untuk menyerahkan diri dan beritikad baik untuk meminta maaf kepada keluarga korban. Dan jika pelaku masih bersembunyi, polisi akan segera melakukan penangkapan.
“Saya mengimbau kepada pelaku lebih baik menyerahkan diri,” ungkap Busroni.
Pelaku tabrak lari terancam hukuman 6 tahun penjara merujuk pada UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 310 ayat (4). Semoga saja kasus ini segera terungkap dan keluarga korban bisa mendapatkan keadilan.