Cerita Haru Para Mahasiswa KKN di Papua yang Dilepas oleh Warga Bak Keluarga Sendiri

Kisah KKN mengharukan | twitter.com

Pada dasarnya, orang Papua tuh baik dan bersahabat

Karena ucapan rasis dan pengusiran yang dilakukan kepada mahasiswa Papua oleh sekelompok orang di Malang dan Surabaya, tensi sosial di Indonesia meningkat. Demo menjalar di berbagai daerah di Papua, mulai dari Manokwari hingga Fakfak. Mereka melakukan protes terhadap yang melakukan rasisme tersebut. Sayangnya, aksi ini diwarnai dengan perusakan fasilitas umum.

Padahal, pada dasarnya warga Papua adalah warga yang cinta damai dan memiliki rasa toleransi tinggi. Salah satu contohnya bisa kamu lihat dalam unggahan mahasiswa satu ini. Pemilik akun Twitter @IchlsArif mengisahkan sikap kekeluargaan yang ditunjukkan oleh warga di Samber Pasi, Biak Numfor, Papua.

Warga desa menyambut para mahasiswa yang merupakan pendatang dengan tangan terbuka. Mahasiswa bernama Ichlasul ini mengisahkan bahwa kala itu ia dan teman-temannya bertugas di Samber Pasi, sebuah pulau di Kabupaten Biak Numfor. Kedekatan pun terjalin antara para mahasiswa dengan warga setempat.

Baca juga: Terbang Langsung ke Surabaya, Fadli Zon Ditolak Asrama Mahasiswa Papua

Hal inilah yang menyebabkan warga di sana seolah tak rela ketika para mahasiswa ini harus kembali pulang ke daerah asalnya masing-masing. Akhirnya, para mahasiswa mengadakan acara perpisahan dengan warga desa dan telah dilepas dengan baik oleh warga. Mereka pun merasa tenang dan melanjutkan perjalanan menuju kota.

Namun, ternyata warga desa malah menyusul ikut ke kota. Nggak hanya satu dua orang saja, tapi satu kampung menyusul untuk mengucapkan selamat tinggal sekali lagi kepada para mahasiswa KKN tersebut. Padahal, dari Samber Pasi ke kota membutuhkan waktu yang lama.

Tiga jam naik perahu ke Bosnik, lalu dilanjutkan satu jam naik angkot ke kota. Setelah sampai di kota, warga menyewa mobil supaya bisa menyusul. Ichlasul dan kawan-kawannya tidak menyangka kalau warga desa akan berbuat "seekstra" itu hanya demi mereka. Hal inilah yang membuat para mahasiswa itu terharu.

KKN bisa se-emosional ini. Udah dilepas di pulau, sehari selanjutnya disusul dong ke kota sama satu kampung. Kita dilepas jam 10 siang di pinggir pantai, katanya sampai jam 12 malem semua warga masih bersedih di tempat yang sama," ujar Ichlasul.

Pada video yang diunggah di media sosial, terlihat warga Samber Pasi mengucapkan selamat tinggal di bandara. Mereka melambaikan tangan kepada mahasiswa yang masuk ke dalam bandara untuk pulang ke daerah asal.

KKN ini pun menjadi momen yang tidak terlupakan bagi Ichlasul dan mengajarkan bahwa keluarga juga bisa kita dapatkan di tempat lain. Postingan ini pun mendapat beragam komentar netizen.

Baca juga: Akhirnya! Kordinator Lapangan Ormas yang Geruduk Mahasiswa Papua Minta Maaf

Cengeng bgt, masa aku nangis liat ini. Baik bgt ya mereka, tulis akun @intanoktvny.

BIAK = Bila Ingat Akan Kembali, kata akun @Coenkcore.

Denger cerita dari mas odi aja udah terkesima. Apalagi klo salah satu yg kkn adalah aku. Haru, ungkap akun @dijualke.

Artikel Lainnya

Berkesan banget ya pengalaman KKNnya? Semoga kekeluargaan seperti ini bisa diterapkan oleh Ichlasul dan kawan-kawan saat bertemu dengan orang baru suatu hari nanti. Kalau kamu sendiri gimana nih kisah KKNnya? Ceritain di kolom komentar, ya.

Tags :