Bukan Soal Alat Kelamin Suami Terlalu Besar, Wanita Probolinggo Meninggal Karena Hal Ini
28 Maret 2019 by Ririh DirjaMakanya jangan asal nuduh dulu.
Kematian seorang wanita asal kota Probolinggo ini sempat menjadi viral. Wanita bernama Jumantri (23) tersebut sempat diduga oleh keluarganya meninggal karena alat kelamin suami yang terlalu besar. Tapi tuduhan tersebut akhirnya dibantah oleh pihak kepolisian.
Dilansir dari Detik.com, Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Riyanto menjelaskan bahwa kematian Jumantri murni karena penyakit epilepsi yang dideritanya kambuh. Polisi mengambil keputusan tersebut setelah melihat hasil rekam medis korban. Korban juga diketahui menderita epilepsi sejak berusia 14 tahun.
Awalnya ayah Jumantri sempat melaporkan menantunya ke kantor polisi
Kematian Jumantri juga sempat membuat keluarganya panik dan merasa tidak terima. Bahkan sang ayah, Nedi Sito (55) sempat melaporkan suami Jumantri, Barsah, ke kantor polisi atas meninggalnya putrinya.
Mertua Jumantri melaporkan bahwa anaknya meninggal karena ukuran kemaluan menantunya yang tidak wajar. Tapi semua tuduhan tersebut akhirnya terbantahkan karena bukan itu sebabnya.
Kemudian pada hari Rabu tanggal 20 Maret, polisi mendatangi pelapor yakni Nedi Sito, warga Dusun Brukan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Polisi mengumpulkan keluarga korban dan juga si menantu yang dilaporkan, Barsah. Pertemuan keduanya juga disaksikan oleh Kades Maron Kidul, Ridwanto.
Barsah sempat diminta menunjukkan alat kelaminnya ke petugas
Untuk membuktikan tuduhan Nedi, polisi pun meminta Barsah untuk menunjukkan alat kelaminnya di depan petugas kepolisan dan pihak keluarga serta kades setempat.
Setelah peristiwa itu, semua pihak akhirnya bersepakat bahwa tidak ada yang salah dengan alat kelamin Barsah dan mereka sepakat bahwa ukuran alat kelamin Barsah normal.
"Setelah difasilitasi antara pelapor dan terlapor, dan melihat secara langsung ukuran alat kelamin yang dikira besar, ternyata ukuran standar orang Asia, jadi saat itu juga mertua mencabut laporannya dan saling memaafkan," kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Riyanto.
Sang mertua akhirnya mencabut laporannya
Atas insiden tersebut Nedi pun akhirnya mencabut laporannya dan meminta maaf terhadap sang menantu karena sudah salah paham. Nedi terlalu termakan dengan isu yang selama ini beredar di masyarakat. Tapi faktanya gosip tersebut tidak benar. Dan sekarang hubungan Nedi dan menantunya sudah membaik.
"Awalnya keluarga sudah menerima kematian korban. Namun karena ada isu-isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan, ayah Jumantri akhirnya menginginkan kematian anaknya diusut," pungkas Riyanto.
Kematian wanita bernama Jumantri asal Probolinggo ini sempat menjadi viral lantaran banyak pihak yang menduga jika Jumantri meninggal karena kelamin suaminya yang terlalu besar. Pasalnya, ia meninggal setelah melakukan hubungan suami istri.
Pihak keluarga yang terlalu terburu-buru mengambil keputusan dan percaya saja dengan omongan sekitar, langsung melaporkan sang menantu ke kantor polisi. Tapi setelah diselidiki ternyata Jumantri meninggal akibat penyakit epilepsi yang dideritanya kambuh.