Pura-pura Pingsan, Bocah 6 Tahun Jadi Saksi Kunci Saat Ibunya Tewas Dianiaya

Lolos dari maut setelah pura-pura pingsan | bali.tribunnews.com

Ibunya dibunuh di depan mata bocah malang ini.

Berita duka datang dari Kelurahan Sekijang, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Pelalawan, Riau. Seorang ibu yang hendak mengantarkan anaknya ke sekolah pada pagi hari malah berujung maut.

Korban LE hendak keluar rumah untuk mengantar anaknya RA Nainggolan, yang masih berusia 6 tahun, ke SDN 001 Kelurahan Sekijang. Korban memboncengkan anaknya menggunakan motor Yamaha Vixion.

Tapi belum sampai sekolah, korban dan anaknya justru dihadang oleh orang tak dikenal di daerah kebun yang sepi, sehingga mereka berdua terjatuh.

1.

Sang anak pura-pura pingsan

pura-pura pingsan | www.military.com

Tentunya bocah 6 tahun tersebut tidak akan menyangka jika kejadian menyeramkan itu harus ia alami saat ia akan berangkat sekolah. Pasalnya saat peristiwa tersebut terlangsung ibu dan anak ini sama-sama jatuh dari motor.

Untuk menyelamatkan diri, sang anak pura-pura pingsan karena sang ibu saat itu sedang dianiaya di depannya. Saat pelaku selesai menganiaya ibunya, si pelaku pun langsung bergegas pergi. Dan bocah 6 tahun tersebut langsung berlari pulang ke rumahnya untuk meminta pertolongan.

Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi Irwan melalui Kapolsek Bandar Seikijang AKP Yusuf Purba mengatakan belum sampai ke sekolah, atau sekitar 1 KM dari rumah korban, korban dihadang oleh pelaku. Kemudian bocah 6 tahu itu pura-pura pingsan saat terjatuh dari motor.

"Penuturan si anak, ia pura-pura pingsan. Setelah pelaku pergi, ia baru bangkit dan berlari ke kompleks rumahnya," kata sang Kapolsek.

2.

Polisi sempat kesulitan karena kesaksian bocah 6 tahun tersebut berubah-ubah

kesaksian bocah selalu berubah | www.witf.org

Peristiwa ini pun juga langsung ditangani oleh pihak kepolisian. Pasalnya walau bocah 6 tahun tersebut jadi saksi utama dalam kasus ini, polisi masih menemui kesulitan karena kesaksian anak tersebut masih berubah-ubah.

Terkadang ia menyatakan bahwa bahwa pelaku penganiayaan tersebut ada dua orang, tapi terkadang ia juga bilang jika pelakunya sebanyak empat orang.

""Keterangan si anak kadang berubah-ubah soal jumlah pelaku. Kadang dua, kadang empat. Padahal dia saksi kunci kita," ujar AKP Yusuf Purba.

Penyelidikan pun semakin dipersulit karena pelaku juga memakai penutup wajah saat melakukan penganiayaan.

3.

Suami korban dan warga mendatangi lokasi kejadian

Suami dan warga datangi lokasi | bali.tribunnews.com

Setelah anak tersebut meminta pertolongan, suami korban dan warga setempat pun langsung mendatangi lokasi pembunuhan itu. Pencarian berlangsung selama 1 jam dan sekitar pukul 08.15 WIB mayat korban ditemukan di dalam kanal PT CDSL.

Korban LE ditemukan di dalam kanal yang berisi air sedalam 30 cm. Saat ditemukan korban dalam posisi telungkup. Kemudian jenazah langsung di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

"Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Hasil autopsi luka lecet di dagu korban," jelas AKP Yusuf Purba.

Artikel Lainnya

Kasus pembunuhan sadis ini tentunya meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga korban terlebih lagi bagi anak korban yang masih berusia 6 tahun. Saat ini polisi masih menangani kasus ini. Semoga kasus pembunuhan ini segera menemui titik terang dan pelaku segera ditangkap.

Tags :