Bergulat dengan Tangan Kosong, Pria Ini Berhasil Selamat dari Terkaman Singa Gunung
07 Januari 2021 by IdhamPertarungan hidup dan mati.
Di zaman prasejarah, saat manusia masih belum mengenal konsep peradaban yang kita kenal sekarang, manusia yang hidup secara berpindah-pindah selalu dibayang-bayangi oleh ancaman binatang buas.
Dengan dibantu oleh akal, pada perkembangannya manusia memodifikasi benda-benda alam menjadi senjata yang bisa digunakan untuk membela diri. Seiring berjalannya waktu, manusia yang hidup dalam kelompok mampu mengondisikan lingkungan yang cukup aman dari hewan buas.
Meskipun saat ini manusia yang hidup di kota sudah terbilang cukup aman dari binatang buas, pada kenyataannya tetap ada saja kasus-kasus penyerangan yang dilakukan hewan terhadap manusia.
Tahun kemarin, publik digegerkan dengan pembantaian buaya penangkaran yang dilakukan oleh warga di Papua karena salah satu warga tewas diterkam oleh hewan buas tersebut.
Kenyataan bahwa habitat hewan yang lahannya kian menyempit justru membuat hidup manusia semakin dekat lagi dengan ancaman hewan buas yang ingin mempertahankan teritori mereka yang semakin sempit.
Travis Kauffman adalah orang yang beruntung karena dia masih bisa menghirup napas kehidupan setelah dirinya diserang oleh singa gunung saat dia sedang jogging.
Kauffman pindah ke Fort Collins, Colorado, Amerika Utara, lima tahun yang lalu dalam rangka mencari tempat tinggal yang lngkungannya cukup cocok untuk dijadikan tempat beraktivitas di luar ruangan.
Saat dia sedang jogging pada pagi hari di bulan Februari, pria yang berprofesi sebagai atlet lari ini tidak menyangka akan diserang oleh seekor singa gunung yang usianya belum mencapai satu tahun. Meskipun masih terhitung usia anak-anak, serangan singa gunung masih terbilang cukup mematikan.
“Saya merasa jantung saya seperti copot dan jatuh ke perut,” ujar pria berusia 31 tahun ini (Sumber: CNN).
Saat dia menyadari adanya bahaya, Kauffman pun meneriaki singa itu untuk menakut-nakutinya. Namun, singa gunung itu tampaknya tidak tergertak oleh teriakan Kauffman.
Lantas, singa itu pun menerkam Kauffman, dan pria itu berusaha melindungi wajah dan kakinya dengan tangan sehingga pergelangan tangannya dipagut oleh moncong singa itu.
Kauffman berusaha membanting singa itu, namun keduanya malah terjatuh dan mereka berguling-guling layaknya dua pegulat yang sedang bertarung di atas ring.
Saat sedang berkutat dalam pergulatan yang menegangkan, Kauffman mengambil sebatang kayu dan batu yang tergeletak di tanah dan memukul kepala singa itu berkali-kali sementara salah satu tangannya terjepit di antara gigi-gigi singa itu.
Merasa usahanya belum cukup layak, akhirnya dia berhasil mengunci leher singa itu dengan salah satu kakinya dan terus menekan tenggorokan hewan buas itu sampai kehabisan napas.
Setelah dia membunuh singa yang menyerangnya, Kauffman berlari untuk mencari bantuan dalam keadaan terluka sambil terus menajamkan kewaspadaannya kalau-kalau ada singa gunung lain yang menyerang.
Setelah menempuh jarak sekitar 5 km, akhirnya dia bertemu dengan dua orang yang sedang ber-jogging juga. Setelah sampai di rumah sakit, dokter mengobati luka-luka yang dialami Kauffman.
Pipinya dijahit sebanyak 19 jahitan, bagian atas hidungnya dijahit sebanyak 6 jahitan, dan tangannya dijahit sebanyak 3 jahitan.