Beli Apartemen, Pria Ini Bayar Cash dengan 20 Galon Uang Koin. Begini Repotnya Saat Menghitung!
14 Januari 2021 by Mabruri Pudyas SalimBagaimanapun juga, koin pun adalah uang. Selama masih menjadi alat tukar yang sah, ya harus diterima.
Di zaman yang serba maju seperti ini, telah muncul banyak fasilitas untuk memudahkan kehidupan manusia. Untuk bertransaksi dalam jumlah yang besar, orang tidak perlu lagi membawa uang tunai yang begitu banyak. Mereka bisa saja melakukan pembayaran melalui gawai cerdas mereka.
Bahkan sekarang banyak applikasi pihak ketiga yang menyediakan layanan uang elektronik yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan pembayaran tanpa harus repot-repot menggunakan uang tunai.
Selain karena tidak perlu menggunakan uang tunai, pembayaran dengan cara ini dapat mengatasi masalah ketiadaan uang kembalian.
Tidak hanya di Indonesia, metode pembayaran seperti itu juga berlaku di berbagai negara, termasuk di China. Di China, uang tunai tampak seperti kehilangan perannya dalam sebuah transaksi jual beli.
Ini disebabkan oleh adanya metode pembayaran yang memungkinkan seseorang melakukan pembayaran hanya dengan memindai kode QR semakin meningkat.
Orang-orang di China dapat dengan mudah membeli berbagai macam barang, seperti pakaian dan makanan, hanya dengan memindai kode QR dengan gawai cerdas yang mereka miliki. Ini jelas memudahkan transaksi.
Baca juga: Beli Motor NMax Secara Cash, Wanita Ini Bayar dengan Uang Receh 2 Karung
Meskipun China dengan cepat bergerak menuju masa depan tanpa uang tunai, bukan berarti kalau transaksi uang tunai sama sekali tidak ada peminatnya. Tentu saja di sana masih ada orang yang masih bertransaksi dengan uang tunai. Transaksi tunai baik dengan uang kertas pecahan 100 Yuan, bahkan koin kecil, semua akan diterima sebagai alat tukar yang sah.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, transaksi tunai jelas memiliki kekurangannya sendiri. Selain adanya masalah ketiadaan uang kembalian, transaksi dalam jumlah besar juga akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi dalam transaksi tunai.
Dilansir dari People's Daily China, seorang lelaki-laki di Jinan, ibukota provinsi Shandong di China Timur, baru-baru ini melakukan transaksi tunai yang sangat merepotkan. Dia melakukan pembayaran uang muka untuk pembelian sebuah apartemen di dekat Stasiun Kereta Api Barat Jinan dengan uang tunai.
Itu belum seberapa merepotkan. Yang lebih parah lagi, uang tunai yang dia gunakan adalah uang logam, yang jumlahnya senilai 150.000 yuan atau sekitar 309 juta Rupiah. Butuh 20 galon untuk membawa semua uang logam tersebut.
Hal itu jelas semakin merepotkan untuk menghitung semuanya dan memastikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan pas. Bahkan jika dilihat dari video yang merekam proses penghitungan semua uang, koin-koin tersebut tampak memenuhi ruang.
Do you accept cash? Man pays for apartment with 20 buckets of #coins https://t.co/FjXt24axl7 pic.twitter.com/Z6tF2hrI1X
— People's Daily, China (@PDChina) June 21, 2019
Menurut laporan dari People's Daily China, dibutuhkan 26 karyawan dan waktu selama 4 jam untuk bisa menghitung semua uang logam tersebut. Itu jelas proses yang panjang untuk sebuah transaksi pembayaran uang muka apartemen.
Bayangkan saja jika metode pembayaran dengan uang eletronik atau transfer bank, mungkin transaksi tidak akan membutuhkan waktu sampai empat jam, cukup dalam hitungan detik saja transaksi dapat diselesaikan.
Tapi bagaimanapun juga, uang logam adalah uang. Selama itu masih menjadi alat tukar yang sah dalam sebuah sistem ekonomi yang berlaku, jenis transaksi apa pun seharusnya tidak boleh ditolak, meski harus repot menghitung banyaknya uang logam yang dibayarkan.