Batu Tua Temanten di Yogyakarta ini Sulit Untuk Dibongkar, Dipercaya Tempat Tinggal Jin!

Pembongkaran watu temanten
Pembongkaran watu temanten | borobudurnews.com

Alat berat tak bisa membongkar watu temanten

Watu Temanten atau Batu Pengantin pernah ramai diberitakan. Batu yang terletak di Desa Semugih, Gunung Kidul, Yogyakarta ini tidak bisa dibongkar dengan cara apapun termasuk dengan alat berat. Kini Watu Temanten akhirnya bisa dibongkar dengan bantuan pihak keraton.

Pembongkaran watu temanten
Pembongkaran watu temanten | gunungkidulpost.com

Warga Desa Semugih, Gunung Kidul, Yogyakarta merasa terkejut ketika mereka tidak bisa memindahkan Watu Temanten meski sudah menggunakan alat berat. Akhirnya mereka pun meminta bantuan pihak Keraton Yogyakarta untuk melakukan ritual dan adat Yogyakarta yang sekiranya bisa memindahkan Watu Temanten.

Saat itu ribuan warga Desa Semugih pun berkumpul di sekitar Watu Temanten. Mereka berkumpul di tengah hari bolong demi menyaksikan prosesi pembongkaran Watu Temanten. Adapun Watu Temanten harus dipindahkan karena terletak di tengah-tengah lahan yang terkena perluasan jalan jalur lintas selatan (JJLS).

Baca Juga: Mitos Kota Pompeii yang Warganya Berubah Jadi Batu

Konon, nama Watu Temanten ini diambil dari mitos yang mengatakan bahwa batu tersebut menimpa sepasang pengantin yang sedang beristirahat. Di bagian atas Watu Temanten, tumbuh dua pohon jati dengan ukuran tidak terlalu besar. Menurut Kepala Desa Semugih, Sugiarto, dua pohon jati itu merupakan wujud dari sepasang pengantin yang tertimbun.

Salah satu warga Desa Semugih, Agus Sutoko, juga mengatakan bahwa Watu Temanten sudah lama ada di desanya ini. Sejak kecil, Agus sudah diceritakan oleh orangtuanya mengenai mitos Watu Temanten, sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala Desa Semugih.

“Sudah ratusan tahun mungkin sudah ada dan pohon jatinya ya segitu saja tidak tambah tinggi atau besar,” kata Agus.

Baca Juga: Inilah Batu Paling Seimbang di Dunia

Pembongkaran watu temanten
Pembongkaran watu temanten | www.tribunnews.com

Saat pihak keraton tiba di lokasi, berbagai macam sesajen pun disiapkan. Mulai dari nasi tumpeng, telur rebus, rokok kelobot jagung, ingkung (ayam utuh), ikan lele, dan kemenyan. Tidak hanya itu, dua buah pakaian pengantin yang lengkap pun sudah disiapkan. Kedua pakaian pengantain itu ditempatkan dalam sebuah kotak yang terbuat dari kayu.

Setelah itu, prosesi selanjutnya adalah doa bersama yang dipimpin oleh perwakilaan Keraton Yogyakarta. Warga Desa Semugih pun mengikuti lantunan doa yang diucapkan perwakilan keraton tersebut. Tak hanya itu, mereka pun membacakan ayat suci Alquran.

Setelah selesai, kedua baju pengantin itu diserahkan ke Kepala Desa Semugih untuk disimpan di balai desa. Kemudian barulah prosesi pemecahan batu dengan alat berat dilakukan. Di setiap alat berat tersebut diikatkan janur kuning. Adapun perwakilan dari keraton adalah GRM Hertriasning yang juga merupakan pemimpin rombongan.

Baca Juga: Deretan Misteri di Ambarrukmo Plaza Jogja

Artikel Lainnya

Pihak keraton mengatakan bahwa proses ini dilakukan untuk meminta berkah kepada Tuhan. Berbagai sesajen yang disiapkan merupakan wujud dari permohonan berkah. Hertriasning juga mengatakan bahwa pihaknya berpedoman pada buku yang berisi persyaratan prosesi.

Tags :