Keluarganya Dikarantina, Anak Disabilitas di China Ditemukan Meninggal Sendirian di Rumah
07 Februari 2020 by IdhamSaking gegernya, Yan Cheng tdak sempat mendapat perhatian yang semestinya.
Setelah wabah virus corona merebak, kegegeran terjadi di mana-mana, khususnya negeri China yang menjadi wilayah pertama penyebaran virus. Saking gegernya, bisa diwajarkan saja jika ada beberapa hal penting yang tidak mendapatkan perhatian khusus dari orang-orang karena kekacauan yang terjadi. Misalnya seperti yang dialami oleh seorang remaja penyandang disabilitas di Provinsi Hubei.
Dilansir dari Merdeka.com (05/02/20), Yan Cheng, remaja berusia 17 tahun yang diketahui mengidap cerebral palsy, hanya bisa duduk di atas kursi roda saat wabah virus corona menyerang.
Sementara itu, ayahnya yang hanya tinggal berdua dengannya, harus dibawa ke tempat isolasi untuk dikarantina karena ayahnya terinfeksi virus. Yan Cheng tidak bisa berbicara, berjalan, dan bahkan tidak bisa makan sendiri karena harus selalu ada orang yang mengasuhnya.
Baca juga: Pria Ini Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Obatnya Hanya Minum 25 Liter Air Setiap Hari
Ibunya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu sehingga tidak ada siapa pun yang mengurus Yan Cheng saat ayahnya dikarantina.
Yan Xiaowen, ayah Yan Cheng, dibawa ke pusat karantina pada tanggal 22 Januari silam dan dia memperoleh diagnosis yang menyatakan bahwa dirinya hanya mampu bertahan selama lima hari.
Dia mengunggah permintaan bantuan di media sosial dengan putus asa sambil berharap ada orang yang bisa membantunya merawat Yan Cheng yang tinggal sendirian di rumah. Sayangnya, Yan Cheng terlambat diselamatkan dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Baca juga: Dianggap Pembawa Penyakit Usai Pulang dari China, Mahasiswa Ini Ngaku Dikucilkan Masyarakat
Pemerintah setempat daerah Hongan melaporkan bahwa Yan Cheng meninggal dunia pada tanggal 29 Januari, tujuh hari setelah Xiaowen dibawa ke pusat karantina.
Baca juga: Tinggalkan Putrinya yang Masih 4 Tahun ke Wuhan, Perawat: Aku Akan Melawan Monster
Sementara itu, banyak warga Cina yang gusar saat mendengar berita itu karena pemerintah dianggap telah menelantarkan permintaan bantuan dari warganya yang sedang kesulitan.
Akibat kematian Yan Cheng yang ramai diperbincangkan di media sosial Cina, banyak pejabat-pejabat yang harus mencopot status mereka karena dianggap telah lalai dalam bekerja.
Di Weibo, kanal media sosial yang ada di Cina, tagar yang menyoroti kisah Yan Xiaowen sudah dibaca hingga 270 juta kali, dan tagar yang menyoroti berita pemecatan walikota karena kasus kematian Yan Cheng pun telah dibaca hingga 66 juta kali.
Kebanyakan dari warga yang membaca berita itu pun mengungkapkan keprihatinan dan bela sungkawa kepada Yan Xiaowen, dan sekaligus juga mengungkapkan kemarahan kepada pihak berwajib yang dianggap seharusnya bisa mencegah peristiwa mengenaskan itu.